Prinsip persaudaraan sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketika itu, suku-suku di Arab Saudi sana, mempunyai tingkat fanatisme kesukuan yang tinggi. Akibatnya, perang ketika itu menjadi hal yang lumrah terjadi. Namun, Nabi Muhammad SAW justru mengajarkan persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan iman.Â
Dan kalau berbicara tentang keimanan, sudah melampaui batas-batas suku. Seperti yang dijelaskan HR Imam Muslim, "Seseorang Muslim adalah bersaudara dengan seorang Muslim yang lain. Janganlah kamu menzaliminya, jangan pula menghinanya dan juga jangan merendahkan mereka."
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan panasnya iklim politik nasional jelang pemilihan presiden dan wakil presiden, membuat sebagian masyarakat begitu mudah menebar kebencian.Â
Bahkan, tidak jarang para timses menggunakan jasa orang lain, untuk menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas pasangan calon, dengan negative campaign yang tidak didasarkan pada data dan fakta.Â
Negatif campaign semata hanya didasarkan pada kebencian. Padahal, dalam Islam tidak pernah mengajarkan tentang kebencian. Bahkan, antar sesama manusia, baik itu beragama muslim atau tidak, juga tidak boleh saling membenci. Karena manusia merupakan makhluk Tuhan yang mempunyai sifat saling menghargai, menghormati dan tolong menolong.
Namun dalam perkembangan, generasi saat ini banyak yang menjadi penyebar ujaran kebencian. Tidak sedikit pula yang menjadi korban hoax dan provokasi. Akibat provokasi tersebut, kerukunan yang selama ini terjalin, terancam terganggu karena antar masyarakat saling bertikai. Ketika memasuki tahun politik, hate speech ternyata terus meningkat. Ironisnya, peningkatan itu terjadi di media sosial yang bisa diakses oleh semua orang dari berbagai kalangan. Masyarakat yang ramah mendadak menjadi mudah marah, setelah menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan.
Jika nilai-nilai persaudaraan masyarakat kuat, tentu potensi konflik tidak akan terjadi. Apalagi, mayoritas masyarakat Indonesia merupakan muslim, yang sangat meneladani Rasulullah SAW. Seorang muslim sejati, semestinya sangat menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi persaudaraan. Dalam Islam mengakui ada beberapa jenis persaudaraan atau ukhuwwah.Â
Diantaranya adalah ukhuwwah Islamiyah, yang artinya persaudaraan sesama umat Islam. Apapun warga negaranya, sepanjang seorang muslim, Islam mengakuinya sebagai saudara. Namun, Islam juga mengajarkan ukhuwah wathaniyah, yang artinya persaudaraan antar sesama satu bangsa atau negara. Dalam konteks ini apapun agamanya, sepanjang masih warga negara Indonesia, mereka bersaudara.
Tidak hanya itu, Islam juga mengakui ukhuwwah basyariyah. Dalam hal ini adalah persaudaraan antar sesama manusia. Persaudaraan ini disini tidak memandang apa agamanya, apa negaranya, dan apa latarbelakangnya.Â
Sepanjang mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka mereka semua adalah saudara. Jika Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, sebagai seorang muslim, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, semestinya mayoritas penduduk negeri ini mengedepankan persaudaraan. Jika persaudaraan itu benar-benar ada, semestinya tidak ada lagi penyebaran berita bohong ataupun ujaran kebencian, untuk urusan politik ataupun urusan yang lain.
Mari saling mengingatkan dan saling mengisi satu dengan yang lain. Stop saling caci maki antar sesama. Selain akan memicu terjadinya permusuhan dan konflik dalam skala yang lebih besar, memelihara kebencian hanya akan membuat kerukunan dan kedamaian negeri ini akan terganggu.Â
Era milenial harus disikapi dengan suka cita, saling menghargai dan mengasihi antar sesama. Kemajuan teknologi jangan disalahgunakan untuk menebar kebencian dan teror. Jadikanlah kemajuan teknologi untuk mempererat tali persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H