Mari kita lakukan introspeksi. Tradisi itu yang salah atau otak kita yang salah dalam melihat sebuah kultur. Konsep bhineka tunggal ika, terbukti bisa merukunkan perbedaan dalam sebuah wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kenapa tiba-tiba dipersoalkan oleh sebagian orang. Bahwa Indonesa saat ini mayoritas masyarakatnya menjadi muslim, bukan berarti tradisi, budaya, ataupun keyakinan yang nonmuslim harus dihilangkan.
Kenapa? Karena Allah SWT telah memberikan anugerah keberagaman itu kepada kita dan wajib untuk dijaga. Bahkan dalam Al Quran pun, seluruh umat manusia dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Kenapa? Karena Allah menciptakan manusia dan seisi bumi ini saling berbeda.
Sayangnya, anjuran itu terkesan tidak diindahkan oleh sebagian orang. Tidak interaksi, tidak ada dialog, perbedaan dianggap sebagai persoalan, dan semuanya itu berujung pendiskriminasian terhadap kelompok tertentu. Keramahan yang melekat pada diri kita, pelan-pelan mulai memudar seiring menguatnya praktek intoleransi. Bibit kebencian juga terus merebak seiring kemajuan teknologi dan informasi. Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini, hate speech untuk menaikkan atau menurunkan elektabilitas, juga begitu masif terjadi. Lalu, dimana kerukunan yang sudah ada sedari dulu? Dimana keramahan masyarakat Indonesia yang diajarkan oleh nenek moyang? Stop caci maki dan saling membenci. Indonesia tidak butuh pembenci. Indonesia butuh generasi yang mampu menjadi pemersatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H