Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ramadan Bisa Memperkuat Toleransi

16 Juni 2017   14:09 Diperbarui: 16 Juni 2017   14:28 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - salafynews.com

Indonesia memang dikenali sebagai negara yang sangat mengedepankan toleransi. Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi sangat diperlukan karena Indonesia mempunyai karakter yang multikultur. Dan karena toleransi ini pula, keberagaman di Indonesia masih terus terjaga. Namun, nilai-nilai toleransi di Indonesia nampaknya sedang mendapatkan ujian. Berbagai ujaran kebencian bertebaran di dunia maya, di seminar, forum dakwah, hingga ke perguruan tinggi. Semuanya itu dilakukan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat, yang selama ini adem ayem saja.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan memebang konsep negara kesatuan, bukan negara federal seperti negara lain pada umumnya. Meski Indonesia mempunyai ribuan pulau dan suku didalamnya, mereka semua tetap satu yaitu masyarakat Indonesia. Meski mereka semua mempunyai bahasa yang berbeda-beda, bahasa mereka tetap satu yaitu bahasa Indonesia. Dalam keberagaman, masyarakat Indonesia masih tetap menegaskan keteguhan mereka pada NKRI. Ini artinya, sepanjang masih hidup di Indonesia, maka harus bisa bertoleransi dan mengakui yang namanya keberagaman.

Faktanya, semangat toleransi masyarakat kita saat ini terus diuji. Paham intoleransi dan radikallisme terus saja masuk ke berbagai lini. Kekerasan yang mengatasnamakan agama masih saja terjadi di berbagai daerah. Ideologi pancasila yang terbukti mampu menjadi perekat keberagaman, dianggap sudah using dan perlu diganti. Hal-hal semacam ini tentu menjadi persoalan jika dibiarkan. Keberagaman, persatuan dan kesatuan negara ini bias berpotensi terganggu, jika persoalan intoleransi tidak segera diselesaikan.

Menjadi tugas kita bersama untuk memperkuat toleransi, yang selama ini telah mengakar dengan tradisi masyarakat kita. Bagi masyarakat muslim, untuk memperkuat toleransi ada dua kuncinya. Yaitu memperteguh Islam yang rahmatan lil alamin dan lakum dinukum waliyadin. Islam merupakan agama yang memberikan berkah dan ramhat bagi seluruh umat, dan Islam juga sekaligus agama yang menghargai perbedaan. Dua hal ini jelas terlihat, bahwa Islam juga sangat menjunjung tinggi toleransi. Pertanyaannya, lalu kenapa kelompok-kelompok yang selalu membawa simbol-simbol agama dalam setiap aktifitasnya, selalu bertindak intoleran?

Dalam budaya berbagai suku yang ada di Indonesia, juga mengenal berbagai macam konsep toleransi. Di Jawa misalnya, mengenal nilai-nilai tepo seliro yang artinya menjaga tenggang rasa antar sesama. Dan tepo seliro ini, merupakan salah satu nilai-nilai kearifan lokal di budaya Jawa. Karena menjunjung tinggi inilai ini, banyak masyarakat yang memikirkan dampak sebelum berbuat. Misalnya, jika membuang orang sembarangan halaman akan kotor. Karena itu jangan buang sampah sembarangan. Jika tidak ingin dimaki orang lain, maka jangan memaki. Karena itu jagalah setiap perkataan. Nilai-nilai kearifan lokal ini tentu ada di ribuan suku yang ada di Indonesia.

Di bulan Ramadan ini, semua umat muslim ramai-ramai memperbanyak kebaikan. Karena Allah SWT memang menjanjikan pahala yang berlipat-lipat. Namun di bulan Ramadan ini, kita juga sering melihat tradisi saling berbagi. Membagi makanan untuk berbuka puasa. Memberikan takjil di masjid atau pinggir jalan. Dan tradisi ini, ternyata tidak hanya dilakukan oleh umat muslim, tapi juga banyak dilakukan oleh umat non muslim. Pada titik ini, tentu kita bias merasakan begitu indahnya tinggal di Indonesia. Semua orang bisa hidup berdampingan, tanpa mempersoalkan latar belakang dan agamanya apa.

Jika kita semua bisa menjaga semangat Ramadan, dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di bulan-bulan berikutnya, tentu hal ini akan sangat menyenangkan. Tidak ada lagi ujaran kebencian, dan tidak ada lagi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Karena tidak ada satupun agama yang ada di Indonesia, yang mengajarkan kebencian. Sebaliknya, semua agama justru menuntun semua umatnya menuju kebaikan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun