Mohon tunggu...
Evan Tanurahardja
Evan Tanurahardja Mohon Tunggu... Mahasiswa - keterangan profil

seorang mahasiswa yang bosan di rumah saja sehingga memutuskan untuk mulai menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Keindahan Misool, Surga Tersembunyi di Pelosok Nusantara

27 Februari 2019   16:12 Diperbarui: 27 Februari 2019   16:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penat di kota sudah menjadi hal yang biasa. Banyak sekali masyarakat yang ingin 'melarikan diri' untuk sementara menuju daerah lain yang lebih segar. Jika anda memutuskan untuk berlibur, kawasan Misool di Raja Ampat bisa dijadikan sebagai pilihan untuk berwisata. Meski biayanya cukup mahal, segala kepenatan anda selama berada di perkotaan akan terbayarkan sudah dengan merasakan indahnya surga di pelosok nusantara. Bayangkan saja betapa segarnya udara di Misool, bayangkan betapa jernihnya lautan di Misool, dan bayangkan keindahan dan keasrian setiap pulau di Misool.

Pada hari itu sudah malam, segala macam perlengkapan sudah masuk ke dalam koper dan mobil pun melaju dengan cepat menuju Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Sampai di sana sekitar pukul sembilan malam, kami sekeluarga menunggu sebelum boarding pesawat pukul sebelas malam. Perjalanan dilanjutkan dengan transit sebentar di kota Makassar dan kami sampai di Bandar Udara Domine Eduardo Osok pukul delapan pagi esoknya. Suasana disana berbeda dengan Jakarta, udaranya terasa lebih panas tetapi masih lebih segar.

Kami segera diantar oleh pemandu wisata menuju dermaga setelah rombongan telah berkumpul menggunakan mobil ke Pelabuhan Kota Sorong. Perjalanan memakan waktu kurang dari setengah jam dan tim pemandu wisata sudah siap menunggu di sana dan dengan ramah membawakan koper dan bagasi kami. Di kapal, kami menghabiskan waktu empat jam untuk sampai menuju kepulauan Raja Ampat yang bernama Misool.

Misool adalah suatu kepulauan seluas 2,034 km2 yang masih berada di wilayah Raja Ampat. Tetapi dibandingkan dengan kawasan lain di Raja Ampat, kepulauan Misool masih jarang dilirik wisatawan karena jaraknya yang paling jauh dari kota terdekat, yaitu Sorong. Uniknya, justru jaraknya yang membuat kawasan ini kian terpelihara. Hal ini terjadi karena kurangnya wisatawan membuat pencemaran jarang terjadi di kawasan konservasi ini dibandingkan dengan Jakarta. Kepulauannya pun tampak alami degan udara yang bersih.

Penamaan Raja Ampat itu sendiri berasal dari gugusan empat kerajaan yang menguasai setiap jengkal kepulauan di kawasan itu, yaitu Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta. Kerajaan inilah yang bersatu mengelola kawasan konservasi ini dan menamai persekutuan ini dengan sebutan Raja Ampat (empat raja). Sedangkan dari sisi legenda, masyarakat setempat percaya bahwa ada wanita yang menemukan tujuh telur, dimana empat dari tujuh telur tersebut menetas menjadi pangeran. Empat pangeran inilah yang menguasai kawasan Raja Ampat sampai sekarang. (Ramdhani, Dendi. "Mau Tahu Sejarah Raja Ampat?". Kompas, 2017. Web. 11 Feb 2019.)

Untuk memasuki kawasan Misool, setiap turis perlu membayar biaya retribusi kepada pemerintah daerah sebesar 500,000 ribu rupiah. Biaya ini akan dipakai untuk pemeliharaan kawasan konservasi daerah dan juga untuk membangun infrastruktur di pulau-pulau. Contohnya seperti dermaga kecil maupun jalan setapak dan tangga yang terbuat dari kayu untuk mengakses bagian dalam pulau maupun perbukitan yang indah. Setelah membayar, turis akan di berikan pin (dalam bentuk kartu) menuju kawasan Raja Ampat.

Sesampainya di tempat penginapan, kami melihat-lihat kamar tidur yang warga setempat sediakan. Kamar tersebut berukuran cukup kecil, hanya sekitar 2x3 meter dengan tempat tidur yang ditumpuk untuk mengakomodir empat orang didalamnya. Sedangkan untuk kamar mandi terletak di luar sehingga penggunaannya pun berbarengan dengan turis lain. Konsep penginapan ini disebut sebagai homestay karena dikelola oleh warga setempat, kamar-kamar dijejerkan di rumah panggung setinggi 1 meter yang terbuat dari kayu dan rotan untuk atapnya. Banyaknya nyamuk di kawasan tersebut membuat pengelola homestay menyediakan tirai anti nyamuk untuk setiap tempat tidur.

Untuk makanan, warga setempat menyediakan makanan laut segar yang ditangkap beberapa waktu sebelumnya. Makanan tersebut contohnya ikan bakar maupun lobster rebus. Sedangkan untuk sayur biasanya didatangkan dari kota terdekat Sorong, itupun dipilih sayuran yang praktis seperti kangkung. Dikarenakan akses listrik yang terbatas, warga setempat jarang yang memiliki kulkas. Tetapi dengan banyaknya hasil tangkapan laut yang tersedia setiap hari, mereka terlihat seperti tidak membutuhkannya.

Daerah yang demikian terpencil ini tidak memiliki jaringan internet. Hanya beberapa bagian saja yang memiliki internet, itupun yang terdekat dengan kota Sorong. Itu sebabnya jarang melihat warga yang sibuk memainkan gawainya, mereka lebih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dalam melayani turis sepenuh hati. Anak-anak dan remaja di daerah ini pun lebih asyik bercengkrama dan bersosialisasi di tepi pantai ataupun menyebrang ke pulau lain menggunakan perahu kecil.

Salah satu obyek wisata indah yang layak didatangi adalah Gua Keramat. Untuk anda yang ingin melakukan aktifitas di permukaan air dan berswafoto, gua ini cocok karena memiliki lebar yang kian luas, ditambah dengan stalaktit yang bergantungan di mulut gua yang kian tinggi. Sedangkan jika tertarik menjelajahi bagian dalam gua, anda harus sudah tahu cara menyelam lengkap dengan peralatan menyelam yang memadai. Mineral yang terkandung di gua ini turut menghiasi tembok gua dengan warna kecoklatan, dengan segala macam jenis tanaman rimbun yang memenuhi lintasan gua ataupun bergelantungan di dinding gua.

Untuk infrastruktur, pemerintah daerah telah membangun semacam pondok kecil sebatas untuk duduk, dilengkapi dengan dermaga kecil untuk menambatkan perahu. Kayu-kayu pun disusun membentuk semacam jalan menuju gua tersebut. Tetapi turis perlu bersabar untuk mencapai tempat wisata ini, pasalnya mencapai gua ini memakan waktu lebih dari dua jam dari homestay yang kami tinggali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun