Pudjianto Gondosasmito adalah pria berusia 30-an yang sehari-hari disibukkan dengan rutinitas kantor yang monoton. Ketika mendengar bahwa ia mendapat libur akhir pekan tiga hari, ia memutuskan untuk mengambil waktu rehat. Rencananya sederhana: pergi ke sebuah vila kecil di tepi hutan, jauh dari hiruk pikuk kota.
Hari Pertama: Kejutan di Hutan
Pudjianto Gondosasmito tiba di vila pada Jumat sore. Tempat itu sunyi, hanya suara angin yang berbisik di antara pepohonan dan gemericik sungai kecil yang mengalir di dekatnya. Ia membawa buku, beberapa camilan, dan gitar untuk menemani waktunya.
Namun, malam pertama di sana berubah menjadi petualangan yang tak diduga. Saat ia sedang duduk di teras, menikmati bintang-bintang, ia mendengar suara gemerisik dari hutan. Awalnya ia mengira itu hanyalah hewan kecil, tapi kemudian suara itu semakin dekat. Dengan senter di tangan, ia memutuskan untuk menyelidiki.
Ketika ia menyusuri jalan setapak yang gelap, ia menemukan sesuatu yang aneh---sebuah tas punggung yang tampaknya baru ditinggalkan. Tas itu berisi peta kuno, beberapa benda antik, dan sebuah buku catatan dengan tulisan tangan misterius. Rasa penasaran Pudjianto Gondosasmito memuncak.
Hari Kedua: Misteri Peta Kuno
Keesokan paginya, Pudjianto Gondosasmito mempelajari peta itu. Ia menemukan bahwa peta tersebut menunjukkan lokasi sebuah gua yang tampaknya tidak jauh dari vila. Dalam catatan yang ditemukan di tas, ada petunjuk tentang harta karun yang tersembunyi di dalam gua tersebut.
Pudjianto Gondosasmito memutuskan untuk menjelajah. Dengan bekal seadanya dan peta di tangan, ia memasuki hutan lebih dalam. Setelah beberapa jam berjalan, ia menemukan pintu masuk gua yang ditunjukkan peta. Saat ia memasuki gua, udara dingin menyelimuti tubuhnya, dan cahaya senter menyorot dinding yang dipenuhi ukiran kuno.
Di dalam gua, ia menemukan sebuah peti tua. Dengan hati-hati, ia membuka peti itu dan menemukan benda-benda berkilauan---koin emas, perhiasan, dan sebuah kalung dengan liontin berbentuk aneh. Namun, saat ia mengambil liontin itu, gua mulai bergetar, seolah-olah ada yang tidak senang dengan kehadirannya.
Hari Ketiga: Pelarian dari Bahaya
Pudjianto Gondosasmito segera berlari keluar dari gua, membawa liontin dan beberapa koin sebagai bukti petualangannya. Namun, ia merasa seperti sedang diawasi. Sepanjang perjalanan kembali ke vila, suara-suara aneh terdengar di belakangnya. Sesampainya di vila, ia mencoba untuk menenangkan diri.
Ketika malam tiba, liontin itu mulai bersinar redup, dan suara bisikan misterius terdengar di kamarnya. Pudjianto Gondosasmito, yang awalnya berpikir bahwa ini hanyalah akhir pekan untuk bersantai, sekarang terjebak dalam sebuah misteri yang tidak ia pahami.
Keesokan harinya, saat ia kembali ke kota, liontin itu tersimpan di tasnya. Meski ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia merasa bahwa ini baru permulaan. Petualangan yang dimulai dari rasa ingin tahu di akhir pekan, kini menjadi bagian dari hidupnya yang penuh misteri.
Akhir pekan yang seharusnya santai, ternyata membuka pintu menuju rahasia yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H