Seharian ini saya hanya tidur,
seperti biasa saya akan mengelak dengan sebuah alasan bahwa ini weekend. Tak boleh mengganggu hak asasi
saya sebagai kaum pekerja negeri ini yang menikmati liburan. Setelah mandi saya
merasa saya perlu ke basecamp. Tempat dimana seharusnya kami sekumpulan kaum
pekerja yang bermimpi mengubah negeri ini berkumpul untuk saling berbagi.
Tidak sampai lima menit saya
sudah di Base Camp, para pekerja negeri ini sudah berkumpul hanya kurang satu,
si Fahat pekerja keturunan arab belum datang. Saya pun coba menelponnya “bro
dmn ???” “lg di jalan bro… biasalah gw mau nikah… klo malam minggu ama lo terus
kapan nikahnya gw, emang gw homo kayak lo semua tiap malam minggu maen pedang…
hehehehehe” dengan kesalnya saya menjawab “gw sumpahin mandul kalau sampai
batang hidung lo kelihatan di Base Camp” “sumpah lo parah, khan gw Cuma
bercanda van””yaudah buruan kesini !!!” telepon pun lantas saya matikan.
Sambil bercanda dengan yang lain
kami membicarakan sahabat kami Fahat, memang kalau dipikir-pikir fahat sudah
lama tidak punya pacar kalau pun ada hanya sebatas pacaran sebulan lantas
putus. Tiba ewin sahabatku yang tidak pernah lebih ganteng dari saya walaupun
berusaha dengan sekuat tenaga berkomentar mengagetkan kami“bro masih inget rumus grafitasi Newton nggak ???”
dia berbicara layaknya Archimedes ketika menemukan hukum Archimedes yang sambil
berteriak eureka, kami pun hanya
memandang keheranan.
Dia pun berdiri mengabil spidol
dan mulai menulis rumus grafitasi sambil menerangkan layaknya seorang professor
“gini bro, gaya tarik itu sama dengan massa kedua benda dikalikan kemudian
dibagi jarak yang telah dipangkat dua kemudian baru dikalikan dengan konstanta
grafitasi, dengan kata lain semakin besar jarak maka semakin kecil gaya
grafitasinya” sahabat saya yang lain yayat yang dari tadi hanya memainkan
Blackberrynya pun berkomentar tanpa berpaling dari blackberrynya “terus
hubungannya apa dengan fahat ???”
Sambil tersenyum ewin yang kali
ini merasa lebih cerdas dari kami semua pun berkomentar “pacar Fahat sebelumnya
orang lampung, sebelumnya lagi orang Surabaya, yang paling dekat orang serang.
Inget bro bukan hanya orang dari mana ? tapi juga tinggal dimana ? kalau kita
bepatok pada rumus ini, maka wajar kalau fahat akhirnya harus putus lagi.
Semakin besar jaraknya maka, semakin kecil pula gaya tarik menarik yang
dihasilkan. Satu lagi mesti di ingat jarak itu dipangkatkan dua dulu baru
dijadikan pembagi”
Saya yang hanya menyimak lantas
berujar “tapi Fahat itu khan Manusia bukan benda bro…”dia hanya senyum sambil menjawab “Dalam
fisika manusia adalah benda” kemudian dia pun melanjutkan “yang mau gw
simpulkan adalah Long Distance
Relationship is BULLSHIT”
Dalam hati kami membenarkan apa
yang sahabat saya ini katakan, tapi ke-ego-an kami yang merasa lebih cerdas
dari ewin kami pun hanya acuh sambil tetap mempertahankan sikap bahwa kami
tidak terkesan.
Tiba – tiba dari pinti depan
fahat masuk dengan muka tak bersahabat, kami sebenarnya tahu apa yang terjadi
tapi saya tetap menanyakan “lo kenapa bro, muka jelek lo tambah jelek tuch
???”dia hanya menjawab “gw putus lagi”
sahabat kami ewin langsung menebarkan senyum kemenangan, kami tahu dia akan
kembali memperlihatkan kecerdasannya.
Dengan sigap dia berbicara “gw
bilang juga apa bro…” dan kemudian dia kembali dengan teorinya. Teori yang
membuat malam ini kami sungguh takjub…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H