Mohon tunggu...
Evan Permana
Evan Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasigma

born to tidur siang, forced to melawan dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengendalian OPT Dengan Pestisida Nabati

23 Oktober 2022   23:13 Diperbarui: 23 Oktober 2022   23:51 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Pembuatan Pestisida Nabati 

Prinsip :

Beberapa tanaman ada yang mengandung bahan aktif yang berfungsi sebagai pengendali, penolak, pembunuh, mandul dan mengurangi nafsu makan pada serangga hama.

 Alat    : Drum plastik besar tertutup, jurigen, saringan, kayu pengaduk.

Bahan : Kapasitas 100 liter

  • Daun mimba                     6 kg
  • Patah tulang / dliso           6 kg
  • Jrengau                              3 kg
  • Laos                                  2 kg
  • Widuri / bliga                    3 kg
  • Bawang putih                    1 kg
  • Kecubung                          2 kg
  • Lorkung                            2 kg
  • Air                                     100 liter

Cara pembuatan :

Semua bahan ditumbuk kemudian masukkan semua bahan ke dalam drum kemudian campur hingga rata dengan cara di aduk. Tutup rapat dan fermentasikan selama 1-2 hari. Untuk aplikasi, gunakan pestina sebanyak 500 cc per tangki diaplikasikan pada tanaman terutama pada bagian tanaman yang disukai oleh serangga hama.. Waktu aplikasi pagi/sore hari. Sasaran OPT seperti : kutu, belalang, ullat dan sebagainya.

Pestisida nabati merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat, dan harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, serta hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman).

Penutup

Pengendalian hama secara biologis berusaha untuk menambah sumber daya alam dan memanfaatkan proses alami yang ditemukan di alam. Pengendalian hama yang ramah lingkungan bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan produksi pertanian dalam jangka pendek, tetapi juga untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan mencukupi dalam jangka panjang. Saat menerapkan pengendalian hama yang ramah lingkungan di lokasi, perhatian harus diberikan pada faktor-faktor yang relevan. Integrasi faktor-faktor pengambilan keputusan tersebut sangat mendukung keberhasilan teknologi pengendalian hama ramah lingkungan di tingkat lapangan. Peluang dan prospek pengendalian hama ramah lingkungan cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Terutama dari perspektif pasar global, karena teknologinya sederhana dan harganya lebih murah daripada pestisida kimia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun