Mohon tunggu...
Healthy

Perbandingan Kemampuan Menghadapi Kepunahan: Sel Prokariot dan Eukariot

25 Agustus 2017   21:41 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:22 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tersusun dari gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen.

g. RNA

merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. RNA berfungsi membuat kode-kode genetik sesuai pesanan DNA, kemudian akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.


Berdasarkan teori yang tertulis diatas; saya berpendapat bahwa sel prokariotik lebih mampu menghadapi kepunahan dibandingkan sel eukariotik. Ada beberapa alasan dan bukti mengapa saya berpendapat demikian. Alasan yang pertama yaitu karena sel prokariotik lebih mampu bertahan dalam kondisi ekstrem. Sel Prokariotik adalah beberapa organisme yang telah hidup sejak jaman pra-evolusi. Sel prokariotik memiliki susunan tubuh yang relative sederhana dibandingkan hasil evolusinya, yaitu sel prokariotik; karena sel prokariotik atau bakteri hanya tersusun atas materi genetik (DNA dan RNA) yang melayang-layang bebas di bagian sitoplasma yang diberi nama nukleoid. 

Kebanyakan makhluk hidup pada zaman pra evolusi mengalami kepunahan karena kondisi ekstrem atau karena terseleksi oleh alam; dimana mereka adalah organisme multiseluler yang tersusun atas sel eukariotik, sedangkan sel prokariotik sudah ada sebelum sel eukariotik dan bahkan nantinya berevolusi menjadi sel eukariotik. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa sel prokariotik, tidak akan mungkin tercipta sel eukariotik, namun sel prokariotik nampaknya akan baik-baik saja tanpa sel eukariotik. Selain itu, contoh spesiel sel prokariotik adalh bakteri.

 Bakteri sendiri merupakan salah satu dari bebrapa organisme pertama yang dapat hidup di kondisi bumi yang sangat ekstrem, terutama dikarenakan oleh suhu permukaan bumi yang pada masa itu masih sangat panas dan belum ada makhluk hidup lainnya. Berbeda dengan sel eukariotik yang cenderung rentan terhadap kondisi dan sulit untuk berevolusi; menyebabkan banyaknya jumlah organisme multiseluler yang telah punah seiring berjalannya waktu. 

Selain itu, beberapa bakteri dapat menghadapi beberapa kondisi ekstrem lainnya; seperti suhu yang sangat dingin (Pseudomonas extremaustralis), kadar garam yang tinggi (Halobacteriumsalinarum dan Halococcussp.) Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), pH sangat tinggi atau rendah; dan bahkan bakteri dapat hidup di ketinggian 10 kilometer diatas permukaan laut, di dalam sebuah awan. Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah tim yang berisi sekumpulan peneliti yang memakai sebuah pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sebagai sebuah laboratorium terbang, telah mampu menemukan dan mengambil beberapa sampel bakteri yang berhasil hidup di dalam awan badai.  

Makhluk hidup pertama yang berhasil hidup di dunia ini adalah bakteri yang telah hidup selama berjuta-juta tahun lamanya. Hal lain yang membuktikan daya tahan sel prokariotik dalam bertahan hidup lebih baik dibandingkan sel eukariotik yaitu mereka tidak ikut punah bersama organisme multiseluler lainnya. Dinosaurus telah punah, namun sel prokariotik mampu bertahan hingga sekarang dan berevolusi menjadikan sel eukariotik yang menyusun organisme yang dapat kita jumpai sampai sekarang. Selain itu, zat Peptidoglikan pada dinding sel prokariotik mampu membantunya menghadapi kepunahan. 

Peptidoglikan adalah polisakarida yang terdiri dari dua gula turunan yaitu asam N asetil glukosamin serta asam N-asetilmuramat yang dihubungkan ikatan -1,4, dan sebuah rantai peptida pendek yang contohnya terdiri dari asam amino l-alanin, d-alanin, d-asamglutamat, dan baik l-lisin atau asam diaminopimelik (DAP)-asam amino langka yang hanya ditemukan pada dinding sel prokariotik. 

Peptidoglikan adalah komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab untuk menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. Dengan kata lain, peptidoglikan berfungsi untuk membatasi ukuran dan bentuk sel bakteri; dan berfungsi untuk mencegah benda asing atau organisme penyerang untuk masuk ke dalam sel. Peptidoglikan sendiri dapat ditemukan pada dinding sel prokariotik, dan tebal-tipisnya peptidoglikan dapat dipakai untuk menentukan apakah sebuah bakteri merupakan  gram negatif atau positif. Hal terakhir yang membuat sel prokariotik pada bak teri mampu bertahan hidup lebih baik dibandingkan sel eukariotik adalah sifatnya yang mampu "Belajar"menghadapi antibiotik. Sel prokariotik dapat dimatikan dengan antibiotik tertentu, namun sebenarnya pemberian antibiotik tidak sepenuhnya mematikan para bakteri ini. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dari sel prokariotik untuk menjadi kebal terhadap suatu antibiotik setelah pemberian terus-menerus. 

Hanya sel prokariotik yang memiliki kemampuan unik ini, menyebabkan eksistensinya sulit dihilangkan, terlebih dengan kekebalan dan kemampuannya untuk hidup di lingkungan ekstrem, dan kandungan ppeptidoglikan pada dinding selnya, menyebabkannya untuk mampu menghadapi kepunahan tanpa menemui banyak kesulitan. Sel prokariotik nampaknya memang diciptakan untuk terus menyesuaikan diri dan berevolusi dari masa ke masa, hingga akhirnya mampu berevolusi menjadi sel eukariotik, dengan tetap menjaga  kelangsungan sel prokariotik sampai sekarang ini dalam bentuk bakteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun