Mohon tunggu...
Evan Lilihata
Evan Lilihata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid Sekolah GenIUS

Halo teman-teman! Saya suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Instachi! Pengalaman Membuat Usaha Kimchi di Sekolah GenIUS

28 November 2024   08:51 Diperbarui: 28 November 2024   09:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Kimchi pada Laboratorium Sekolah GenIUS (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Selain itu, kami menambahkan bakteri tambahan yakni bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum  dan meletakkannya pada kontainer yang lebih rapi. Kami juga memutuskan untuk membiarkan kimchi ini untuk berfermentasi selama 2 hari.

Kimchi yang Sedang Difermentasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kimchi yang Sedang Difermentasi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2 hari pun berlalu. Kami pun bergegas menginspeksi kimchi yang telah dibuat. Hmm... Masih aman tanpa jamur. Kimchi-kimchi tersebut pun kami kemas pada mangkuk-mangkuk dan kami jual. Ternyata semuanya cepat laku juga. Namun kali ini, ada komplain yang aneh. Pertama, kali ini rasa asamnya yang berlebih, yang di mana itu masuk akal . Yang kedua, terdapat bitter aftertaste yang aneh. 

Tetapi setelah saya teliti lanjut, ternyata masalahnya terdapat pada penambahan bakteri. Ternyata bakteri tersebut mengolah semua gula pada sawi putih sehingga membuatnya mendapatkan rasa pahit. Walaupun begitu, masih banyak yang menyukai kimchi milik kita. Ternyata tidak gagal amat ya... Teman saya dari kelompok lain, Vanno yang doyan pedas pun suka (cek saccecorndog).

Setelah menjual-jual kimchi, kami teringat kami harus membuat media promosi serta mewawancara potential buyer melalui kuesioner lalu membuat tulisan populer berdasarkan hasil tersebut. Kita pun bekerja serabutan, saling melawan dengan hawa nafsu bermain catur online, drama korea, dan anime Jepang. 

Videl kemudian membantu untuk mengambil video promosi yang kemudian di-upload pada laman instagram kami, @instachi25. Ai membuat pertanyaan-pertanyaan wawancara kemudian mengirimkan pada guru-guru dan mengolah datanya. Dan saya di sini, menuliskan tulisan populer mengenai proyek kami.

Nah, setelah Ai mengolah data-data wawancara, ia menemukan hal-hal unik. Yang pertama, ternyata ada 3 alasan utama mereka ingin membeli kimchi yakni, karena lapar sekali dan tidak ada makanan untuk dicemil, rasa pedas yang tinggi, dan yang saya tidak sangka-sangka, karena ingin membiasakan diri dengan budaya Korea. 

Luar biasa memang dedikasinya. Tetapi tidak ada yang mengemukakan alasan kesehatan yang ditawarkan kimchi seperti menyehatkan usus. Selain itu, mereka lebih suka rasa pedas dari kimchi dibanding rasa asam. Mereka juga lebih menyukai kimchi dengan ukuran kecil karena sebagian besar mengkonsumsi kimchi sebagai side dish dan cemilan.

Ai juga menemukan bahwa mereka tidak mempercayai toko online, karena mereka khawatir kalau kimchinya menjadi terlalu asam. Dan terakhir, mereka sebagian besar akan membayar hingga 30 ribu jikalau kimchi yang mereka peroleh ini berkualitas. 

Hal ini menunjukkan bahwa kimchi, jika diproses dengan benar dan baik, memiliki potensi menjadi bisnis yang sukses karena buktinya rasanya cocok dengan lidah orang Indonesia.

Pada akhirnya, proyek kita pun berhasil. Ya walaupun terdapat beberapa konsumen yang tidak suka, tetapi tidak apa-apa. Yang penting, kita berhasil membuktikan bahwa kimchi memiliki potensi yang besar untuk menjadi ide bisnis yang baik. Dan jikalau saya dan teman-teman diberi kesempatan lagi, kami pasti akan mengembangkannya menjadi lebih baik. Sekian pengalaman kami mengenai usaha kimchi kami. !(Terima Kasih!)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun