Setelah itu, sawi-sawinya akan direndam dalam air garam serta ditekan wadah yang diberikan sedikit beban selama 1 jam. Proses ini biasanya dilakukan untuk menghilangkan kadar air dari dalam sawi sehingga bakteri-bakteri selain bakteri asam laktat tidak dapat tumbuh.
Setelah 1 jam, potongan sawi putih akan dicuci kembali. Selain sawi, kami juga mempersiapkan wortel yang diiris memanjang. Yang terakhir dan yang paling penting adalah saos. Saos tersebut kami buat dengan membuat base saos dari tepung beras dan air yang dipanaskan hingga mengental.Â
Base  saos ini pun kami campurkan dengan bubuk cabai instan untuk memberikan rasa pedas. Setelah semua bahan sudah siap, semua bahan tersebut akan dicampur pada wadah lebih besar. Pada wadah yang besar itu pun kimchi tersebut difermentasi selama 1 hari. Namun, masalah yang kita hadapi ialah starter bakteri yang kami belum datang.
 Namun, hal tersebut bukanlah masalah besar dikarenakan bakteri asam laktat yang sudah ada pada sawi putih. Kita juga ingin membuat komparasi antara kimchi yang menggunakan tambahan bakteri dan yang tidak.
1 hari terasa cepat berlalu. Kami bergegas ke lab untuk mengambil kimchi yang sudah terfermentasi. Menurut pengamatan singkat, kimchi kami sudah sangat berair dan terlihat baik-baik saja. Terhindar dari segala jenis jamur. Kami pun mulai mendistribusikannya pada mangkok-mangkok kemasan untuk dijual. Untuk harganya sih, setelah pertimbangan yang panjang, kami letakkan pada jangkauan Rp 14000-18000. Â
Jujur, saya awalnya tidak percaya diri karena image kimchi di sekolah kita sudah buruk. Tapi ya, saya meneguhkan hati. Saya dengan teman-teman saya pun mulai menjual kimchi tersebut pada teman-teman, guru-guru, dan pembina asrama kami. Dan kerennya, dalam sehari semua kimchi telah habis terjual. Wah sumpah saya kaget banget. Saya kira tidak ada yang ingin beli.
Selain menjual, kami juga meminta masukan atas kimchi yang kami jual melalui  kuesioner singkat. Dan apa balasan mereka? Kimchinya ternyata terlalu pedas dan rasa asamnya kurang. Sumpah, saya padahal hanya menambah 4 botol bubuk cabai instan.Â
Tetapi tidak apa-apa, setiap saran itu kami terima. Dan juga, secara tidak langsung prediksi kami terbukti sejalan dengan teori bahwa dikarenakan tidak adanya tambahan bakteri, kimchi menjadi kurang asam. Kami pun meminta bahan-bahan kimchi untuk di restock untuk percobaan yang kedua.
Setelah lama menunggu, akhirnya semua bahan dari kimchi kembali lengkap di restock. Saatnya ronde kedua sayang! Pembuatannya batch kedua dimulai pada 13 November 2024. Setiap langkah-langkah kami lakukan sama persis. Tetapi pada batch kali ini, kami lebih sedikit bubuk cabai dan memisahkan kimchi yang tidak pedas (level 1) dan yang pedas (level 2).Â