Mohon tunggu...
Evania Zahra
Evania Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta

Perkenalkan nama saya Evania Zahra Fredlina Anindya, saya merupakan Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta dari Jurusan Manajemen dengan ketertarikan dalam bidang Business Development, Penelitian, Marketing, Teknologi, dan Sosial. Memiliki kemampuan dalam Public Speaking, Komunikasi, Negosiasi, Berjiwa Kompetitif, Berpikir kritis, Leadership dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kenaikan Harga Bahan Pokok di Bulan Ramadan Menghantam Masyarakat Miskin, Apa yang Dilakukan Pemerintah?

30 Maret 2024   11:45 Diperbarui: 30 Maret 2024   11:52 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan inflasi yang terjadi belakangan ini memberikan dampak yang signifikan bagi berbagai lapisan masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah. Merujuk pada data BPS, melonjaknya harga bahan pokok, seperti beras, telur, daging, dan kebutuhan pangan lainnya mengakibatkan terjadinya peningkatan inflasi harga pangan bergejolak atau yang biasa disebut dengan volatile food hingga 8,47% pada Februari 2024. Data menyebutkan bahwa inflasi volatile food yang terjadi saat ini merupakan inflasi tertingi sejak Oktober 2022. Di sisi lain, angka inflasi yang umumnya terjadi paling besar mencapai 3%. Meskipun di saat yang sama terdapat berbagai faktor lain penyebab kenaikan inflasi, seperti tata kelola pangan yang bermasalah, ramainya pesta rakyat yang gencar menyerap bahan sembako untuk keperluan kampanye, peristiwa alam El Nino, serta permintaan yang meningkat karena bulan Ramadan, masyarakat sangat merasakan adanya kepelikan naiknya harga bahan pokok tersebut.

Mengacu pada panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per awal Maret 2024, rata-rata harga komoditas bahan pokok yang beredar saat ini telah melampaui batas harga eceran tinggi (HET). Contohnya yaitu daging ayam ras yang telah mencapai rata-rata harga nasional sebesar Rp37.110,00 per kilogram minyak curah mencapai Rp15.940,00 per liter, beras premium yang telah mencapai Rp16.450,00 per kilogram, telur ayam ras seharga Rp30.590,00, dan harga daging sapi murni yang tembus hingga Rp134.290,00 per kilogram. Menurut Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, kenaikan harga bahan pokok yang tercatat per tanggal 8 Maret 2024 tersebut juga didorong oleh pola konsumsi yang meningkat, daya beli yang semakin kuat, serta momen cuti bersama dan libur sekolah.

Melonjaknya harga bahan pokok pangan menjadi persoalan yang tak ada hentinya mendapatkan atensi khusus dari DPR. Hal tersebut dikarenakan kenaikan harga-harga bahan pokok tersebut menambah beban masyarakat di tengah keterbatasan pendapat hingga pada akhirnya justru menghantam masyarakat miskin yang dahulunya sangat dielu-elukan sebagai salah satu misi penting perwakilan rakyat untuk mensejahterakan mereka. Pada nyatanya, kondisi ekonomi negara sedang tidak baik-baik saja dan masalah yang sama terus berulang bahkan memburuk. Di sisi lain, keterbatasan lapangan pekerjaan menjadi bumbu yang justru menghambat masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Menghadapi krisis tersebut, perlu ada perbaikan tata kelola ekonomi negara ini. Masalah kenaikan inflasi akibat lonjakan harga bahan pokok seharusnya mendapatkan perhatian lebih dan penanganan yang serius. Kontinuitas terjadinya masalah ini seharusnya mampu menjadi modal antisipasi dan pembelajaran bagi pemerintah untuk menyusun strategi dan aturan-aturan berkaitan dengan stabilisasi harga dan menjaga daya beli. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga pemegang ekonomi negara perlu memperhatikan kenaikan inflasi akibat proses penyediaan komoditas cadangan pangan negara. Dengan begitu, keadaan ekonomi negara diharapkan akan berangsur-angsur menjadi lebih baik setiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun