Di sisi lain, Amerika Serikat dan Korea Selatan juga tidak tinggal diam. Kedua negara telah menyampaikan kekhawatiran mereka terkait hubungan militer kedua negara yang terus berkembang. Upaya Korea Selatan dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara didasari oleh kebijakan Extended Deterrence yang dikembangkan bersama Amerika Serikat. Pada awalnya, kerja sama ini hanya melibatkan Korea Selatan dan AS, tetapi dengan semakin meningkatnya ancaman dari Korea Utara, Jepang pun ikut bergabung dalam aliansi tersebut, menjadikannya kerja sama trilateral. Aliansi ini difokuskan pada peningkatan strategi pertahanan bersama yang lebih menyeluruh, terutama dalam menghadapi potensi penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara.
Peran Amerika Serikat dalam aliansi ini sangat sentral. AS menyediakan dukungan militer dan teknologi untuk mengimbangi kemampuan nuklir Korea Utara. AS menyadari bahwa ancaman nuklir tidak hanya berasal dari Korea Utara, tetapi juga terkait dengan dinamika geostrategi yang melibatkan Tiongkok, sebagai kekuatan besar yang berpengaruh di Asia. Oleh karena itu, aliansi trilateral ini tidak hanya fokus pada Korea Utara, tetapi juga pada upaya untuk mengantisipasi pengaruh Tiongkok dalam percaturan geopolitik di Asia Timur.
Ancaman nuklir Korea Utara memiliki dampak signifikan terhadap perdamaian dunia, terutama karena memicu ketidakstabilan regional dan menambah kompleksitas geopolitik global. Korea Utara secara konsisten meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya, melanggar berbagai resolusi internasional dan mengabaikan sanksi global. Ancaman ini memperburuk ketegangan di Asia Timur, khususnya dengan Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu penting di kawasan tersebut. Dampak yang lebih luas dari ancaman ini adalah meningkatnya perlombaan senjata di kawasan, di mana negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan memperkuat aliansi militer mereka dengan AS melalui kebijakan Extended Deterrence.
Selain itu, keterlibatan Rusia dalam memperkuat program nuklir Korea Utara, termasuk kerja sama teknologi nuklir dan militer, menambah dimensi baru pada ancaman ini. Hal ini tidak hanya meningkatkan ketegangan di Asia, tetapi juga mempengaruhi keamanan global dengan semakin menguatnya poros kekuatan antara negara-negara yang menentang dominasi Barat. Oleh karena itu, ancaman nuklir Korea Utara bukanlah isu regional semata, melainkan tantangan global yang membutuhkan pendekatan multilateralisme untuk menjaga stabilitas dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H