Mohon tunggu...
Evan Grady
Evan Grady Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

Orang biasa yang dikelilingi oleh kawan-kawan yang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulutmu Harimaumu

20 Juni 2017   15:04 Diperbarui: 20 Juni 2017   15:17 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah di suatu kerajaan di daratan China,hiduplah seorang raja yang memiliki penasihat yang amatlah arif dan bijaksana.Penasihat itu bernama Tuan Yan.Raja dan penasihatnya ini memiliki hubungan yang sangat akrab satu sama lain sehingga rakyatnya pun menganggap mereka berdua seperti saudara kandung.Suatu hari,Tuan Yan dikaruniai seorang putra yang tampan bernama Xiao An.Pada saat Xiao An menginjak umur 16 tahun,sang raja melihat sebuah potensi besar dalam diri Xiao An sehingga raja berniat menjadikan Xiao An sebagai penasihatnya ketika Tuan Yan telah tiada.

Kemudian terbesitlah di benak sang raja untuk memberikan edukasi pada Xiao An.Xiao An yang masih berusia 16 tahun dikirim ke sebuah desa kecil di bawah wilayah kekuasaan kerajaan.Di sana,Xiao An diwajibkan untuk tinggal hingga ia berusia 25 tahun.Raja mewajibkan demikian agar Xiao An muda dapat belajar secara mandiri dan berbabur dengan warga desa.

Pada awalnya,Xiao An teramatlah kaku dan tidak terbiasa hidup di desa.Ia menganggap bahwa dirinya sial dan telah dibuang oleh raja.Meskipun demikian,warga desa begitu perhatian dan amat mengasihi Xiao An.Bahkan,ada seorang petani jagung bernama Wei Tuo yang rela menyediakan rumahnya sebagai tempat tinggal Xiao An.Warga desa tidak pernah segan memberikan bantuan dan pengajaran bagi Xiao An supaya ia kelak menjadi pribadi yang bijaksana.Bahkan,di desa itu Xiao An berhasil menemukan kekasih hatinya yang bernama Chu Fei.Xiao An tidak pernah menyangka bahwa di desa itu ia bisa menemukan kekasih.

Tahun berganti tahun,Xiao An pun merasa jenuh dengan kehidupannya.Ia merasa bahwa kehidupannya di desa itu tidak terlalu berkecukupan dan amat menjemukan sehingga ia berusaha menarik perhatian raja (supaya ia beroleh jabatan yang lebih tinggi).Secara tiba-tiba,muncullah ide jahat dalam kepala Xiao An.Ia mulai menyebarkan fitnah dan tuduhan yang tidak benar mengenai warga desa kepada kerajaan.Mula-mula ia menuduh bahwa sang kepala desa yang bernama Ai Wen memiliki niat jahat untuk memberontak dan melepaskan diri dari wilayah kerajaan dan dua orang bendahara desa bernama Ai Lin dan Ai Wan yang telah menggelapkan uang kerajaan.Mendengar kabar ini,sang raja amatlah murka dan memerintahkan orang-orang yang telah dituduh oleh Xiao An untuk dipenjara.

Chu Fei,sebagai orang terdekat Xiao An ketika di desa,amatlah sedih mendengar hal ini.Ia sebenarnya telah mengetahui niat busuk Xiao An sejak dahulu kala,namun ia tidak berani berkata apa-apa karena takut bahwa murka Xiao An akan ditumpahkan pada dirinya.Tetapi karena Chu Fei adalah seorang yang adil,secara diam-diam ia menceritakan semuanya kepada raja mengenai apa yang sebenarnya terjadi.Begitu mendengar kisah Chu Fei,hati raja teramat sedih karena merasa telah dikhianati oleh Xiao An.Akhirnya,raja membebaskan Ai Wen,Ai Lin,dan Ai Wan dari penjara serta mencabut hak Xiao An untuk tinggal di dalam istana dan menjadi penasihat raja.

"Sudah jatuh,tertimpa tangga pula"-mungkin inilah peribahasa yang cocok untuk Xiao An.Bahkan,Chu Fei sebagai orang terdekat Xiao An memutuskan untuk menjauhkan diri daripadanya.Meskipun demikian,warga desa masih tetap memiliki hati yang mulia.Mereka tetap memperlakukan Xiao An dengan baik di desa bahkan memberikan tempat bagi Xiao An untuk tinggal menetap di desa.Beruntunglah bahwa warga desa masih memiliki hati nurani dan kasih bagi Xiao An.

Pertanyaan untuk direnungkan saudara pembaca :

  1. Apakah Xiao An berhasil mendapatkan apa yang semula ia cita-citakan setelah ia menuduh beberapa orang desa secara keji?
  2. Jika anda menjadi warga desa,siapkah saudara dengan lapang dada mengampuni dan menerima kembali orang yang telah berbuat demikian

"Manusia memang tidak akan pernah luput dari kesalahan.Oleh sebab itu,marilah kita menjaga kemurnian perkataan,pikiran,dan perbuatan serta saling mengingatkan antarsesama manusia"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun