Mohon tunggu...
Evana charissa shafa
Evana charissa shafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - anak uin malang

cewek yang biasa biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenali Fase Perkembangan Anak Usia Dini, Sesuaikah?

26 November 2022   07:43 Diperbarui: 26 November 2022   11:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pada Fase anak usia dini, seorang anak akan mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan mulai dari perkembangan kognitif, sosio-emotional, motoric hingga perkembangan bahasa. Beberapa perkembangan ini, menjadi acuan dasar untuk perkembangan anak selanjutnya. 

Jadi, setiap anak usia dini harus melewati secara runtut 'step by step' agar tidak sampai terjadi keterlambatan perkembangan atau disebut milestone yaitu keadaan dimana seorang anak gagal dalam melewati salah satu tahap yang semestinya dilalui. Hal tersebut bisa terjadi apabila anak mengalami kelainan bawaan atau down syndrome , lahir secara premature, kondisi ibu hamil yang tidak sehat ataupun pola pengasuhan yang salah. 

Lalu, bagaimana kondisi yang tepat mengenai perkembangan dan tumbuh anak? 

Simak penjelasan berikut ini...

 1. Perkembangan kognitif Lingkup perkembangan kognitif meliputi beberapa komponen penting yaitu, seorang anak mampu untuk berpikir logis maupun simbolik, mengolah informasi, dan memecahkan masalah. Apabila diklasifikasikan ada 4 tahap indikator yaitu sebagai berikut :

 a. Tahap Sensomotor (0 bulan - 2 tahun) Perkembangan yang tampak pada tahap ini adalah perlakuan anak yang selalu focus terhadap apa yang terlihat oleh panca indra mereka dan melakukan hal yang mereka lihat karena, pada fase ini anak masih tidak mengerti bagaimana reaksi dari sesuatu kejadian 

b. Tahap Praoprasional (2 tahun -- 7 tahun) Pada tahap ini, anak-anak akan mengalami perkembangan lebih pesat dari tahap sebelumnya karena, mereka mulai mengembangkan memori dan imajinasi tetapi, cara berpikir mereka masih tergolong berpikir intuisi belum sepenuhnya logis. Kita bisa mengambil contoh dari content creator cilik bernama Lala, adik kecil satu ini kerap menjadi perbincangan banyak orang karena kemampuan berimajinasi saat berbicara hal ini memang menjadi hal wajar karena anak-anak memiliki imajinasi yang tak terbatas.

c. Tahap operasional konkret (7 tahun -- 11 tahun) Tahap ini disebut juga tahap usia sekolah dasar pada usia ini anak-anak mulai berpikir logis dibanding pada fase sebelumnya namun, anak masih tidak mampu untuk berpikir secara abstrak. 

d. Tahap operasional formal (12 tahun ke atas) Tahap ini merupakan tahap terakhir yang telah dipaparkan oleh Piaget menurutnya, anak yang berusia 12 tahun keatas mampu berpikir secara sistematis, mampu menggunakan symbol dalam konsep abstrak juga mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi  

2. Perkembangan motoric 

Pada anak usia dini perkembangan motoric terbagi menjadi 2 yaitu motoric kasar dan motoric halus

 a. Motoric kasar melibatkan otot-otot besar dalam perlakuannya seperti berlari, melompat, merangkak, dan lainnya. Jika seorang anak melewati salah satu proses motoric yang seharusnya terpenuhi bisa saja anak itu akan mengalami gangguan gerakan atau disebut Dispraksia.

 b. Motoric halus berbanding terbalik dengan motoric kasar, motoric halus melibatkan otot-otot kecil seperti mencoret, menggambar, menulis, dan lainnya. 

3. Perkembangan sosio-emotional 

Aspek selanjutnya yang harus dikembangkan pada anak usia dini yaitu aspek perkembangan social maupun emotional. Pada perkembangan ini anak akan mampu memahami perasaan orang lain ketika anak itu mulai berinteraksi dengan lingkungannya, aspek social dan emotional tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena 2 aspek ini mempunyai satu kesatuan yang kuat. 

Aspek social dapat diajarkan kepada anak sedini mungkin meliputi bekerjasama dengan lingkungan keluarga dan teman, menghormati orang yang lebih tua, berperilaku sopan terhadap orang lain dan lain seabagainya. Perilaku ini diharapkan bisa dibentuk oleh orang tua agar menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak, supaya dengan rasa percaya diri akan mengembangkan jalinan pertemanan atau persahabatan. 

Tak ketinggalan pada aspek emotional anak, perlu diketahui ada 6 kemampuan emosi dasar yaitu angry, happy, disgust, sad, shame, surprise. Dari seluruh kemampuan emosi yang telah tertera anak usia dini cenderung tidak bisa meluapkan beberapa emosi dalam satu kejadian tetapi mereka hanya bisa mengutarakan 1 emosi dasar dalam suatu kejadian. Hal menarik yang jarang dibahas orang dewasa mengenai perasaan anak usia dini yang mulai terpikat oleh lawan jenisnya.

 Wajarkah kejadian ini terjadi? 

Menurut penelitan Proffesor psikologi Universitas Nebraska Dr. June C.C bahwa perilaku seperti ini dianggap wajar karena merupakan salah satu tahapan dalam perkembangan psikoseksual dan mereka dianggap berani menggembangkan kemampuan sosialnya dengan mendekati lawan jenis disinyalir, bahwa anak yang berani melakukan hal ini tidak ada sepersen pun unsur hasrat atau nafsu disaat menyukai lawan jenisnya tetapi mereka hanya sekedar suka saja tidak lebih. Maka dari itu, peran orang tua sangat besar untuk mendidik anak agar selalu berada di jalan yang benar dan menjadi individu yang bermoral. Jadi, itulah beberapa pemaparan singkat tentang perkembangan kehidupan anak usia dini semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun