Dalam industri musik, menjadi sebuah penyanyi berarti kita memiliki kemampuan bernyanyi yang patut untuk dipuji sehingga kita showcase dengan merilis karya kita melalui berbagai platform musik. Namun, dalam kesempatan tertentu profesi ini juga mengharuskan kita menyanyi secara langsung atau live.
Perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari membawa banyak pengaruh dalam berbagai sektor karir di dunia, termasuk karir sebagai penyanyi khususnya perihal lip sync. Walaupun lip sync diciptakan dengan maksud yang baik, seiring berjalannya waktu, kegunaan aslinya makin dipertanyakan.
Lip sync atau lip synchronization merupakan sebuah tindakan menggerakkan mulut tanpa mengeluarkan suara secara langsung agar gerakannya dapat menyesuaikan dengan sebuah audio baik itu musik maupun rekaman lainnya. Di tahun 1950an, lip sync merupakan sebuah hal yang umum dan lazim di berbagai pertunjukkan musikal karena kualitas tinggi yang ingin diraih oleh para pemain maupun direktornya.
Akan tetapi, di sisi lain, lip sync disalahgunakan oleh drag performers yang merupakan lelaki berpenampilan dengan pakaian wanita sambil melakukan pertunjukkan. Drag performers banyak dikriminalisasi di masa tersebut dan karena itu mereka terpaksa lip sync walaupun penggunaannya tidak layak.
Budaya lip sync dari drag performers membangkitkan sebuah perdebatan terhadap teknologi terutama bagi autentisitas dari seorang penyanyi. Isu ini masih ditemukan dan terus berkembang sampai sekarang dan alhasil menjadi sebuah permasalahan yang sering diabaikan.
Lip sync secara konvensional merupakan teknologi yang digunakan sebagai penunjang atau komplemen dari sebuah pertunjukkan karena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol. Lip sync akan sangat bermanfaat dalam kondisi di mana penyanyi harus melakukan gladi, tetapi mereka harus menyimpan suara mereka untuk pertunjukannya.
Mereka dapat menggunakan lip sync sebagai alat simulasi agar mereka dapat memastikan timing dan koordinasi yang mereka lakukan sudah tepat tanpa harus mengeluarkan usaha yang berlebihan. Selain itu, dalam mengantisipasi adanya kesalahan teknis, lip sync dapat dijadikan sebagai vocal backup yang dapat membantu kelancaran dari pertunjukkan. Walaupun itu, lip sync juga disalahgunakan dalam beberapa kondisi sebagai berikut sehingga berdampak buruk terhadap industri yang contohnya adalah sebagai berikut.
Penyanyi yang tulus justru "tenggelam"
Penyanyi adalah sebuah profesi yang tidak dapat diremehkan terutama karena menyanyi memerlukan bakat yang tidak dimiliki semua orang dan usaha yang tidak dapat dilakukan semua orang. Bagi penyanyi yang mengandalkan lip sync untuk menutupi ketidakmampuan mereka merupakan tindakan egois terutama kepada artis lainnya yang tulus terhadap pekerjaan mereka.
Mereka yang menggunakan lip sync dianggap lebih sempurna dalam pertunjukkan mereka sehingga mereka mendapatkan pengakuan yang lebih tinggi dari penggemarnya. Di sisi lain, penyanyi yang selalu melakukan live justru tenggelam karena suara mereka yang terdengar terlalu “manusiawi” dan bercela. Dalam kata lain penyanyi lip sync hanya “steal one’s spotlight” dan mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain sebagai mata pencaharian mereka.
Membangkitkan kekecewaan dari penggemar
Selain itu, para penggemar dari seorang penyanyi yang ketahuan melakukan lip sync dapat merasa terkhianati dan kecewa terhadap figur yang mereka kagumi. Penyanyi telah membangun sebuah hubungan erat dengan penggemarnya terutama melalui live performance yang mereka lakukan.
Pada sebuah tingkat tertentu, penggemar memiliki ekspektasi tinggi terhadap pertunjukkan dari penyanyi mereka dan penggemar rela untuk menghabiskan waktu mereka dengan menonton live performance para penyanyinya. Jika penyanyi tersebut malah tidak memenuhi ekspektasi tersebut dengan melakukan lip sync, penggemar kapan pun dapat memutarbalikkan punggung mereka dari penyanyi tersebut.