Mohon tunggu...
Evamelia Fafa
Evamelia Fafa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buku vs Pengalaman

6 September 2015   18:46 Diperbarui: 6 September 2015   18:57 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Selama ini sering kali kita mendengar pepatah yang mengatakan bahwa buku merupakan jendela dunia. Namun di lain sisi ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik di dunia.  Buku sering dilambangkan sebagai pendidikan formal. Pengalaman merupakan lambang dari pendidikan informal yang belakangan ini menjadi suatu pertimbangan menjadi sebuah pendidikan yang lebih penting karena merupakan kegiatan nyata yang akan kita gunakan pada waktu mendatang. Hal ini terkadang menjadi sebuah kerancuan dalam diri kita, manakah yang lebih berpengaruh dalam kehidupan kita, buku ataukah pengalaman?

Sesungguhnya kedua hal tersebut melengkapi satu sama lain. Meskipun sering kali kita merasa pendidikan yang kita dapat semasa pendidikan formal tidak terpakai di kala kita memasuki lingkungan kerja, namun pada kenyataannya tanpa pendidikan formal kita tidak akan dapat merasakan perkembangan diri. Buku sesungguhnya adalah media yang digunakan oleh seseorang untuk menyalurkan pengalaman yang mereka alami dan membagikannya kepada banyak orang di sekitarnya. Bisa kita bayangkan apabila tidak ada media seperti buku, maka akan banyak orang yang melakukan kegiatan yang sama dan menghasilkan pengalaman yang sama. Hal ini tentu akan sangat menghambat perkembangan dalam ilmu pengetahuan ataupun perkembangan hanya akan terjadi pada daerah tertentu saja karena penyebaran pengetahuan tersebut hanya terjadi dari mulut ke mulut.

Pengalaman selanjutnya menjadi media pelengkap dari buku. Melaui pengalaman, pengetahuan yang kita dapat dari buku menjadi suatu hal yang nyata. Tanpa campur tangan dari pengalaman buku yang ada akan tetap berdiri di tempat yang sama sama. Ini akan menjadi faktor penghambat perkembangan, karena tanpa adanya pembaharuan sebuah buku yang didapat dari pengalaman maka akan banyak orang yang akan memulai segala sesuatunya dari awal. Namun hal ini tidak berarti bahwa orang yang memiliki buku dengan pembaharuan terbaru merupakan orang yang lebih unggul.

Sekali lagi keunggulan seseorang dalam suatu bidang tidak hanya berdasarkan pada pengetahuan saja melainkan bagaimana seseorang mencermati pengetahuan yang ia dapat dan menerapkannya dalam kegiatan nyata serta berusaha mengembangkan inovasi baru dan menciptakan pembaharuan. Usaha dan kerja keras tetap menjadi kunci utama dari perkembangan.

Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah cara pandang kita akan pendidikan. Saat ini bukanlah menjadi permasalahan manakah yang lebih penting, buku atau pengalaman. Mulai sekarang yang menjadi cara pandang kita yang baru ialah 

Buku + Pengalaman = Perkembangan yang lebih baik menuju kesuksessan.

Saat ini yang menjadi bahan pertimbangan yang baru bagi kita adalah “Manakah yang kita pilih, memberanikan diri berinovasi dan menciptakan pembaharuan bagi diri kita dan orang lain ataukah tetap berdiri di tempat yang sama dan menunggu orang lain untuk mengubah kita ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun