Selama ini kita meyakini bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari, sama yakinnya dengan para ilmuwan zaman dulu yang menganggap matahari lah yang mengelilingi bumi. Apa reaksi Anda kalau ternyata keyakinan kita itu salah? Tak usah malu lah, sebab Albert Einstein yang terkenal dengan teori Relativitas itu sudah memaparkan penjelasannya hampir 100 tahun yang lalu.
Untuk memahami hal itu, pertama-tama kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan gerak. Jika kita menyatakan suatu benda bergerak, maka ada benda yang kedudukannya berubah relatif terhadap benda lain. Misalnya, pedagang rokok dalam kereta api yang bergerak relatif terhadap kereta, kereta bergerak relatif terhadap tanah (bumi), bumi bergerak relatif terhadap matahari, matahari bergerak relatif terhadap galaksi bintang, dan seterusnya.
Dengan begitu, untuk menyatakan bahwa sesuatu bergerak selalu menyangkut kerangka khusus sebagai acuan. Setiap kerangka yang diambil mempunyai keabsahan yang sama meskipun kerangka yang satu lebih bisa memudahkan daripada kerangka yang lain untuk suatu kasus tertentu. Semua gerak adalah relatif. Tidak ada gerak absolut. Jadi, sangat penting di sini untuk menentukan suatu kerangka acuan tertentu dalam setiap perhitungan fisika.
Teori Relativitas muncul sebagai hasil analisis konsekuensi fisis yang tersirat oleh ketiadaan kerangka acuan universal. Teori yang dikembangkan tahun 1905 ini bersandar pada dua postulat. Salah satunya, semua hukum fisika sama dalam semua kerangka inersial. Postulat ini menyatakan ketiadaan kerangka acuan yang universal. Jika hukum fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan bergerak relatif, maka kita dapat menentukan mana yang dalam keadaan “diam“ dan mana yang "bergerak” dari perbedaan Iersebut. Namun, karena tidak adanya kerangka acauan universal, maka perbedaan tadi jadi tiada.
Apa arti itu semua?
Kita sah-sah saja menyatakan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi, JIKA acuannya adalah bumi. Begitu pula sebaliknya. Kalau selama ini kita dipaksa ”mengakui" bahwa bumi mengelilingi matahari, hal itu sebenarnya hanya agar kita lebih dimudahkan dalam perhitungan fisika.
(Penulis: Paulus Sugiharto Budidarma, S.Si, di Depok)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H