Mohon tunggu...
eva luluk
eva luluk Mohon Tunggu... -

Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum UNY

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye Hitam yang Semakin Menjamur

21 Mei 2014   07:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu. Tahun ini tahun 2014 adalah tahun pergantian kepemimpinan yang sebelumnya terakhir dilakukan tahun 2009, yang dilakukan melalui pemilu. Pemilu merupakan salah satu mekanisme demokratis untuk melakukan pergantian pemimpin. Dalam pemilu terdapat bagian-bagian penting didalamnya, salah satunya yaitu suara rakyat atau suara masyarakat. Tanpa adanya suara rakyat pasti tidaklah berjalan seperti semestinya karena dalam pemilu tersebut telah diserahkan penuh oleh rakyatnya. Rakyat yang akan memilih pemimpin mereka dengan hati nurani dan hak asasi mereka masing-masing. Tak lupa pula, adanya kemenarikan didalam pemilu pun terdapat kampanye. Kampanye disini tidak hanya kampanye putih atau biasa (positif) saja, tetapi juga terdapat kampanye hitam atau negatif. Hal tersebut ada karena selalu ada setiap musim pemilu berlangsung dan hal ini juga sudah dianggap wajaar oleh banyak kaum atau masyarakat.

Kampanye hitam ini memiliki dua sisi yang berbeda yaitu dalam sisi pertama, sebenarnya kampanye hitam sangat diperlukan oleh rakyat. Sebab, hal itu bisa mendidik rakyat agar mengetahui tentang latar belakang dari para calon pemimpin tersebut yang akan maju (Indria Sumego). Namun hal tersebut oleh rakyat disalah artikan atau tidak bisa berjalan dengan baik yang sesui dengan keinginan di lingkungan masyarakat. Misalkan, apabila menginginkan suara rakyat yang banyak maka harus mau mengeluarkan uang yang banyak pula. Selain itu, juga ada masyarakat berprinsip “ada uang ada dukungan”.

Hal yang seperti ini sudah tidak asing lagi bagi para kaum yang biasa berperan sebagai tim sukses para calon pemimpin. Karena, inilah kesempatan bagus bagi para tim sukses untuk mencari suara terbanyak melalui apa yang mereka berikan atau mereka pamerkan. Tetapi dalam hal itu mereka (para tim sukses) harus pintar mengasah strategi untuk menarik perhatian rakyat dari para pesaing lainnya. Tak hanya itu, suara rakyat yang terjadi hanya dalam 5 tahun sekali saja hanya bernilai dengan harga 50 ribu rupiah bahkan juga ada yang berharga 25 ribu rupiah saja. Padahal dengan harga segitu saja mereka menjual hak pilih mereka menurut hati nurani mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi begitu saja??.Hal ini terjadi karena masih banyaknya orang awam tentang permainan politik oleh kaum atas dan juga kurang terpenuhinya keadaan mereka yang menyebabkan mereka tetap menerima walaupun tidak seberapa nominalnya.

Disisi yang kedua, kampanye hitam itu sangat berbahaya karena, bisa membunuh karakter manusia ( Patrice Rio Capella). Bagaimana bisa membunuh karakter?? Kampanye hitam tersebut akan meracuni pemikiran bersih kita yang saat itu berfikir sportif namun berubah menjadi pemikiran kotor atau licik. Mereka bisa saja akan membolehkan yang sebenarnya tidak boleh. Dari hal ini yang terpenting dari semua ini adalah publik menjadi tahu bagaimana Track Record ( rekam jejak) calon para pemimpin kita selanjutnya.

Jika dibiarkan saja, maka akan berpotensi merugikan masyarakat karena masyarakat akan memiliki anggapan dan informasi yang salah untuk kedepannya dan juga dapat berujung dalam pembohongan publik semata.
Apakah kita masih akan berdiam diri saja??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun