Mulanya, ada concrete experiences yang diperoleh melalui pengalaman ayau peristiwa yang terjadi. Kemudian indiviude merefleksikan pengalaman tersebut dan membawanya ke keadaan abstract conceptualization. Konsep-konsep abstrak ini nantinya akan memandu individu menuju tahapan yang lebih lanjut dan disebut active experiment, yang kemudian siklus ini akan dimulai dari awal lagi. Ketika siswa bergerak menuju siklus-siklus ini, mereka akan mengubah konsep mereka yakni "from actor to observer" dan "from specific involvement to general analytic detachment".
 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat digagaskan bahwa belajar eksperiental Kolb memiliki beberapa manfaat antara lain:
- Memberikan ruang kreativitas bagi siswa
- Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari kesalahan
- Mendorong terjadinya relfeksi dan instropeksi
- Membantu siswa dalam memahami hal yang abstrak dan sulit
- Mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan dalam masyarakat
- Guru dapat mengamati proses siswa dalam belajar
Siklus belajar Kolb dapat digunakan oleh pendidik untuk mengevaluasi secara kritis penyediaan pembelajaran yang tersedia untuk siswa mereka. Menggunakan metode Kolb membantu mereka merancang dan membuat intervensi pembelajaran yang lebih sesuai dan dipersonalisasi. Dengan demikian, guru sama-sama harus memastikan bahwa mereka merancang berbagai kegiatan pengalaman. Mereka kemudian perlu melakukan kegiatan ini dengan cara yang menawarkan setiap pelajar kesempatan untuk terlibat, terlepas dari gaya belajar dan preferensi mereka. Kegiatan pengalaman di dalam kelas meliputi, misalnya:
- Karyawisata
- Proyek seni
- Eksperimen sains
- Latihan bermain peran
- Refleksi dan penjurnalan
- Kesempatan magang
- Permainan kelas interaktif
Tugas-tugas pembelajaran berdasarkan pengalaman yang berbeda ini membantu pendidik untuk membimbing siswa melalui seluruh siklus pembelajaran secara berurutan, seperti yang diinstruksikan oleh Kolb. Namun, pendidik harus menyadari bahwa siswa mungkin berada pada tahap siklus yang berbeda. Misalnya, diskusi kelompok dapat membentuk pengalaman konkret baru untuk satu siswa dan bertindak sebagai kesempatan untuk observasi reflektif bagi yang lain. Sangat penting untuk memberikan kebebasan dan tidak membatasi pengalaman belajar ke tahap yang dianggap pendidik. Menciptakan intervensi pembelajaran yang mencerminkan keempat komponen siklus pembelajaran adalah pendekatan yang ideal. Ini membantu mendukung preferensi belajar setiap siswa, yang meningkatkan kemungkinan mereka akan terlibat dengan konten mereka. Demikian pula, menantang siswa untuk mengembangkan mode belajar non-dominan mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendekati situasi pembelajaran di masa depan dengan fleksibilitas dan kepercayaan diri yang lebih besar.