Pemberian "Diskon" pada 9 Events of Instructions

Dari semua pelaku kepentingan pendidikan yakni siswa, guru, administrator pendidikan dan lain-lain, siswa merupakan aspek utama yang menjadi orientasi dalam melihat  kinerja guru, karena tidak ada sesi pengajaran yang dapat berlangsung tanpa kehadiran siswa. 

Siswa mengetahui metodologi, strategi dan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar karena mereka adalah penerima langsung dari apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. 

Merujuk akan hal ini, relasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, khususnya dalam bidang pendidikan, menjadi aspek paling penting. 

Dalam mengajar, terdapat beberapa langkah yang wajib menjadi perhatian seorang guru ketika mendesain suatu pembelajaran. Teori yang paling melekat dalam keseharian guru ketika mengajar merujuk pada teori 9 Events of Instructions oleh Robert Gagne.

Berdasarkan penelitiannya dari tahun 1960-an, 9 Events of Instructions oleh Gagne dimaksudkan untuk memberikan guru, pelatih, instruktur, dan desainer instruksional dengan seperangkat pedoman untuk menciptakan pengalaman belajar yang efisien dan efektif. 

Setiap langkah dalam proses Gagne memberikan strategi komunikasi yang dimaksudkan untuk lebih memperdalam proses pembelajaran manusia. Ketika setiap langkah selesai, peserta didik dimaksudkan untuk menjadi tertarik, terlibat, dan berinteraksi dalam setiap topik pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan jaman yang dibarengi denan perubahan-perubahan yang bermunculan khususnya di dunia pendidikan, seperti saat ini yaitu online class, 9 Events of Instructions sering mendapat "diskon". "Diskon" yang dimaksud adalah terdapat pengurangan dari total 9 instruksi. 

Dimaklumi bahwa dengan pelaksanaan sekolah secara daring, masih sering guru yang melakukan pemberian "diskon" terhadap 9 Events of Instructions. 

Hal ini terjadi diakibatkan karena keterbatasan waktu ketika pembelajaran online serta aspek-aspek penghambat seperti jaringan internet dan sumber daya manusia itu sendiri yaitu guru. Tentu peristiwa ini sangat disayangkan sebab sebagai guru, makanan sehari-hari adalah terkait dengan 9 Events of Instructions. 

Kurangnya wawasan guru terkait dengan teori Gagne ini menjadi salah satu penyebab. Di sisi lain,masalah waktu. Keterbatasan waktu ketika mengajar secara daring menyebabkan para guru sering melupakan beberapa langkah yang seharusnya dilakukan berdasarkan 9 Events of Instructions. 

Yang terjadi di lapangan, yang dapat diamati adalah pada langkah ke 2 yaitu inform learners about the objectives. Seringkali yang terjadi adalah ketika selesai pada langkah pertama, guru seringkali lupa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran pada para peserta didik dan langsung menuju pada langkah ketiga yaitu stimulate recall or prior knowledge. 

Sungguh sangat disayangkan. Sebelum peserta didik mulai belajar, sangat penting bagi guru untuk menunjukkan gambaran besar terkait dengan tujuan pembelajaran kepada mereka, namun seringkali dengan cara yang membosankan dan monoton. 

Berdasarkan apa yang pernah saya lakukan, berikut beberapa tips agar ketika menyampaikan tujuan pembelajaran menjadi fun dan tidak kaku atau monoton :

• Pastikan bahwa setiap tujuan pembelajaran memiliki satu hasil, sehingga dapat dirasakan langsung oleh siswa.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran menggunakan video animasi.
• Menyajikan tujuan pembelajaran secara visual menggunakan infografis.
• Membangun skenario yang menggabungkan semua tujuan pembelajaran.

Apabila dilihat secara umum, 9 Events of Instructions oleh Gagne terlihat sangat mudah namun dalam hal pelaksanaan ketika akan mendesain suatu pembelajaran hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diimplementasikan. 

Bagi para guru, semangat untuk kita semua. Kita adalah pahlawan tanpa tanda jasa oleh karena itu marilah berikan yang terbaik bagi peserta didik kita yang merupakan masa depan bangsa! Yuk, jangan memberikan "diskon" pada 9 Events of Instructions ketika mengimplementasikan pembelajaran.