Mohon tunggu...
Evalin Ndoen
Evalin Ndoen Mohon Tunggu... Guru - Don't prove your self, just improve your self.

Gita Bangsa School, Citra Raya, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Experiental Learning" sebagai Bekal Kehidupan

16 September 2021   19:51 Diperbarui: 16 September 2021   20:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar merupakan respon natural yang terjadi pada manusia sehingga dapat bertahan hidup dan melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Berbicara mengenai belajar, apakah anda pernah merasakan dan mengalami pengalaman-pengalaman berharga selama hidup? 

Tentu pernah pastinya. Pengalaman-pengalaman hidupa yang manusia alami menjadi pelajaran berharga dalam hidup sehingga kita menjadikan pengalaman-pengalaman tersebut sebagai proses belajar. 

Dalam dunia psikologi,  terkait dengan pengalaman, terdapat salah satu teori yang berbicara mengenai "Experiental Learning". Pernah kah anada mendengar istilah tersebut? Teori "Experiental Learning" ini diprakarsai oleh seorang filsuf Amerika bernama John Dewey.  Apa yang dimaksud dengan "Experiental Learning". 

Dewey merumuskan bahwa inti sebenarnya dari pendidikan adalah pendidikan yang harus berlandaskan pada pengalaman. Di lain sisi, kita tahu betul bahwa pengalaman pasti ada yang bersifat positif maupun negative. Namun pendidikan berbasis pengalaman seperti apa yang bersifat mendidik ?

"Experiental Learning" dalam pendidikan merujuk pada pendidikan yang berbasis pada pengalaman.  Adapun pengalaman yang dimaksud disini adalah pengalaman yang harus berkesinambungan satu sama lain yang dapat menunjang pengalaman selanjutnya. 

Melalui "Experiental Learning" ini peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang dimiliki. 

Melalui pengalaman berarti peserta didik mengalami langsung situasi yang sebenarnya sehingga hasil belajar diperoleh melalui kegiatan yang telah dilakukan. 

Namun perlu diingat bahwa mengalami pengalaman saja tidak lah cukup, melainkan pengalaman yang kita alami harus dibarengi dengan proses dimana kita merenungkan apa yang terjadi, bagaimana hal tersebut terjadi hingga alasan mengapa bisa terjadi. 

Dengan ini, maka melalui "Experiental Learning" seorang individu dapat belajar dan pengetahuan yang akan diperoleh merupakan hasil dari melakukan pemahaman dan mentransformasikan pengalaman tersebut, sehingga disini terjadi proses belajar yang melibatkan kognitif manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki akal serta budi.

Untul pembelajaran saat ini, yang berhubungan dengan "Experiental Learning" adalah kontekstual learning dimana guru mengajarkan kepada siswa untuk belajar dengan mengaitkan pengalaman debagai media belajar, sehingga tidak hanya terpaku pada teori yang tertulis di dalam buku cetak. 

Membahas tentang "Experiental Learning" mengingatkan saya pada motto sekolah tempat saya bekerja, di unit TK, yaitu "Learning through Playing". 

Menurut saya, anak usia PAUD dalam hal pembelajaran memang patut untuk lebih mengedepankan istilah "Learning through Playing". Melalui permainan, ternyata juga memberikan banyak sekali pengalaman khususnya pada anak usia PAUD.

Melalui permainan, siswa juga dapat belajar dari pengalaman. Anak saya yang berusia 5 tahun, menjadi contoh nyata dalam hal "Learning through Playing" ini. 

Dengan bermain, permainan mendidik tentunya, anak dapat memiliki pengalaman belajar yang luar biasa. Dengan ini, anak juga dapat belajar untuk memahami dunia sekitar mereka. Di jaman seperti sekarang ini, pendidikan tidaklah melulu harus selalu menjadi juara kelas dan memperoleh nilai yang bagus atau sempurna. 

Menurut saya, nilai yang bagus hanya lah bonus ketika seorang belajar. Yang paling penting adalah bagaimana sosok pendidik dapat melibatkan anak dalam berbagai pengalaman belajar sehingga secara langsung dapat membekali dan mempersiapkan mereka dalam kehidupan yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun