24 Desember 2013 pukul 20:58
*untuk ibu, dengan sejuta permintaan maafku
bu,...maafkan aku, yang datang dikehidupan putramu
karena sengaja begitu lama kusimpan kata-kata manis tentang cinta
tentang sebongkah rasa yang semakin hari semakin tumbuh
bak tunas tunas yang hendak ku jaga hingga waktunya tiba
namun nyatanya tak bisa
bu,...maafkan aku, perempuan yang datang menyibak lembaran baru kehidupannya
sungguh aku ingin memuliakanmu, menjaga nama baikmu
meski setangkup rinduku tak pernah sampai
bahkan jika harus kupangkas perasaan ini hingga ujung akarnya
bu,...maafkan aku, perempuan yang membuatnya kehilangan arah
sampai di titik ini, aku hanya mampu berdoa
mencoba merayu tuhan dengan segala keajaiban yang akan diberikan
agar mengembalikan tiap-tiap kebaikan yang di milikinya
bukan aku bu, dia-lah laki-laki yang hendak berjalan menuju surga ditelapak kakimu
bu,...,maafkan aku, perempuan yang tak tahu malu
bagaimana bisa kutasbihkan jika jiwa ini tergoda
sedang kebaikan yang kau titahkan padanya, bak nafas ditiap langkahnya
kau tanamkan dalam jiwanya arti "kedalaman", namun aku membuatnya dangkal
bu,...maafkan aku, maukah kau memaafkanku?
ingin kucium tanganmu memohon segala restu
semoga kebaikan kembali mengisi seluruh jelaga jiwanya
meretas hari-hari bak mentari
bahkan mungkin secerah matahari seperti yang pernah dititahkannya
untuk menghangatkan dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H