Mohon tunggu...
eva liberty
eva liberty Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Yeay! I did it!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Boleh Kupanggilnya "Ibu?"

24 Desember 2013   21:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

24 Desember 2013 pukul 20:58

*untuk ibu, dengan sejuta permintaan maafku

bu,...maafkan aku, yang datang dikehidupan putramu

karena sengaja begitu lama kusimpan kata-kata manis tentang cinta

tentang sebongkah rasa yang semakin hari semakin tumbuh

bak tunas tunas yang hendak ku jaga hingga waktunya tiba

namun nyatanya tak bisa

bu,...maafkan aku, perempuan yang datang menyibak lembaran baru kehidupannya

sungguh aku ingin memuliakanmu, menjaga nama baikmu

meski setangkup rinduku tak pernah sampai

bahkan jika harus kupangkas perasaan ini hingga ujung akarnya

bu,...maafkan aku, perempuan yang membuatnya kehilangan arah

sampai di titik ini, aku hanya mampu berdoa

mencoba merayu tuhan dengan segala keajaiban yang akan diberikan

agar mengembalikan tiap-tiap kebaikan yang di milikinya

bukan aku bu, dia-lah laki-laki yang hendak berjalan menuju surga ditelapak kakimu

bu,...,maafkan aku, perempuan yang tak tahu malu

bagaimana bisa kutasbihkan jika jiwa ini tergoda

sedang kebaikan yang kau titahkan padanya, bak nafas ditiap langkahnya

kau tanamkan dalam jiwanya arti "kedalaman", namun aku membuatnya dangkal

bu,...maafkan aku, maukah kau memaafkanku?

ingin kucium tanganmu memohon segala restu

semoga kebaikan kembali mengisi seluruh jelaga jiwanya

meretas hari-hari bak mentari

bahkan mungkin secerah matahari seperti yang pernah dititahkannya

untuk menghangatkan dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun