Sebaliknya, laju pertumbuhan perguruan tinggi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir terus saja digerakkan oleh semangat dan ambisi untuk menjadi universitas kelas dunia. Menjadi universitas yang terkemuka di dunia, namun tidak mampu memperbaiki kehidupan masyarakat di sekitarnya. Universitas yang tampak memukau di mata dunia, namun justru tak berarti di tengah kehidupan masyarakat sekitarnya yang terus digelayuti kemiskinan dan penindasan.
Demikianlah, kondisi dan arah perkembangan pendidikan di Indonesia yang diperbudak dan digerakkan untuk memenuhi pasokan tenaga kerja yang selaras dengan kebutuhan industri, justru menjadi semakin jauh dari peran pentingnya sebagai pijakan bagi transformasi sosial menuju kehidupan berkeadilan sosial. Oleh sebab itu bingkai sempit neksus pendidikan dan pekerjaan harus segera ditinggalkan. Pendidikan, sejatinya, memiliki kekuatan dan cita-cita yang lebih besar ketimbang hanya diabdikan sebagai wadah produksi dan reproduksi tenaga kerja semata.
Catatan: Artikel ini telah dimuat di kolom opini "Qureta" tertanggal 2 Mei 2018.
https://www.qureta.com/post/nasib-pendidikan-tinggi-dalam-bingkai-pasar-tenaga-kerja