Mohon tunggu...
Eva Juenda Pakpahan
Eva Juenda Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kalor Penguapan sebagai Energi Pengaktifan

28 Mei 2024   22:34 Diperbarui: 28 Mei 2024   22:41 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN

A. Pengertian Kalor Penguapan

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suatu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang di kandung sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada tiga faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) perubaun suhu. Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai, sistem Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan (Vogel, 1994).

B. Pengertian Energi Aktivasi

Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah aktivasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius dan dinyatakan dalam satuan kilo joule/ mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah. Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produk Dalam metode laju awal, yang sering kali digunakan bersama-sama dengan metode isolasi, laju di ukur pada awal reaksi untuk beberapa reaktan dengan konsentrasi awal yang berbeda-beda.Energi pengaktifan adalah energi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan tumbukan efektif agar terjadi reaksi. Energi pengaktifan dilambangkan oleh Ea.Pengukuran energi pengaktifan dilakukan dengan pengukuran laju rekasi pada berbagai suhu dan dengan menggunakan persamaan Arrhenius :

 Log K-LogA-(Ea/2.303 RT)

 Dimana : 

K = Tetapan laju reaksi pada temperature mutlak (K)

A = Tetapan Arrhenius

Ea = Energi pengaktifan

R = Tetapan gas

T = Temperatur mutlak (K) 

Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kalor penguapan :

1. Suhu: Kalor penguapan meningkat ketika suhu meningkat. Ini karena molekul air bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, sehingga lebih mudah untuk mengubah dari bentuk cair menjadi bentuk uap.

2. Tekanan: Kalor penguapan juga dipengaruhi oleh tekanan. Pada tekanan yang lebih tinggi, molekul air saling menarik lebih kuat, sehingga lebih sulit untuk mengubah dari bentuk cair menjadi bentuk uap. Ini berarti bahwa kalor penguapan meningkat pada tekanan yang lebih tinggi.

3. Kelembaban: Kalor penguapan juga dipengaruhi oleh kelembaban udara. Udara yang lebih lembab dapat menahan lebih banyak uap air, sehingga lebih sulit bagi molekul air untuk mengubah dari bentuk cair menjadi bentuk uap. 

4. Bentuk permukaan: Kalor penguapan juga dapat dipengaruhi oleh bentuk permukaan dari mana air menguap.

Kalor dapat mengubah suhu benda bahwa semua benda dapat melepas dan menerima kalor, benda yang bersuhu tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor demikian sebaliknya benda yang bersuhu rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan disekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor.

Dalam suatu proses penguapan terjadi pemutusan ikatan antara molekul-molekul dari fase cair ke fase gas, energi yang diperlukan untuk itu disebut kalor penguapan atau entalpi penguapan yang bergantung pada suhu, semakin tinggi suhu pada lingkungan, maka etanol akan semakin cepat menguap dikarenakan energi ikatannya semakin cepat putus sedangkan jika suhu pada lingkungan rendah maka maka etanol akan semakin lama menguap dikarenakan energi ikatannya semakin lama putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun