Negara Indonesia merupakan negara yang sangat luas, perlu diketahui bahwa luas wilayah Indonesia mencapai sekitar 5.193.250 km² yang mencakup wilayah daratan dan wilayah lautan. Di dalam wilayah Indonesia terdapat banyak perbedaan-perbedaan.  Perbedaan tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya perbedaan seperti suku, agama, budaya, dan bahasa di setiap daerah. Perbedaan tersebut harus dianggap sebagai suatu kelebihan yang ada di negara Indonesia, karena dengan perbedaan tersebut masyarakat Indonesia dapat meningkatkan eksistensi Indonesia ke kancah internasional. Namun, di tengah perbedaan yang ada, masyarakat Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Dengan adanya perbedaan tersebut, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, sangat penting untuk tetap menumbuhkan sikap kecintaan terhadap bangsa Indonesia agar tetap terjaga kesatuannya.
Untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa Indonesia ditegah perbedaannya tentu dibuktikan dengan upaya-upaya yang dapat meminimalisir segala persoalan dan ancaman yang datang di tengah bangsa Indonesia. seperti halnya harus berupaya untuk melakukan bela negara, menjaga nama baik Indonesia, tidak melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat dan bangsa Indonesia, dan masih banyak lagi. Minimnya kecintaan terhadap bangsa Indonesia yang dapat dirasakan saat ini merupakan bahaya besar. Banyak masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mempunyai kecintaan terhadap bangsa Indonesia, sehingga mereka enggan melakukan hal-hal yang dapat mempertahankan kesatuannya. Padahal, jika kecintaan terus ditumbuhkan dalam diri masyarakat Indonesia terhadap bangsa Indonesia, maka Indonesia akan menjadi negara yang aman, tentram, dan damai.
Namun belakangan ini, Indonesia telah diancam oleh beberapa persoalan-persoalan yang tidak biasa. Persoalan-persoalan tersebut menjadi ancaman yang sangat bahaya dan serius, jika seluruh elemen masyarakat Indonesia abai terhadap permasalahan tersebut. Beberapa persoalan-persoalan tersebut berupa adanya paham radikalisme dan terorisme. Dengan adanya persoalan-persoalan yang menjadi ancaman tersebut, maka akan menimbulkan kecemasan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat akan merasa dirinya dan keberadaannya terancam, begitupun dengan Indonesia sendiri, Indonesia akan menjadi negara yang tidak aman. Maka dari itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap menumbuhkan kecintaannya terhadap bangsa Indonesia, menjaga kedamaian, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari adanya berbagai ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri, karena ancaman bisa datang dari mana saja. Kedamaian dan keutuhan akan terjaga jika kesadaran serta penanaman nilai-nilai moral dan Pancasila sudah tertanam pada diri masyarakat Indonesia sejak dini.
Ancaman terbesar yang ada di Indonesia yaitu adanya paham radikalisme dan terorisme. Radikalisme sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk adanya perubahan sosial dengan menempuh jalan kekerasan, dan meyakinkan dengan suatu jalan yang mereka sendiri anggap benar, tetapi dengan menggunakan cara yang salah dan fatal. Sedangkan terorisme merupakan perbuatan yang dilakukan dengan adanya kekerasan sehingga menimbulkan teror atau rasa takut secara luas, yang menimbulkan korban, kerusakan, dan kehancuran secara massal. Â Kedua ancaman tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain. Dengan adanya ajaran atau dapat dikenal dengan paham radikalisme, khususnya paham radikalisme agama yang terlalu membenar-benarkan ajarannya, dan melakukan sesuatu dengan cara yang salah, serta salah satu implementasi dari adanya radikalisme yaitu aksi terorisme. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya aksi terorisme dikarenakan adanya paham radikalisme.
Hal dasar yang perlu diketahui bahwa adanya paham radikalisme yang menyebabkan terorisme jika dipandang dari sudut keagamaan, radikalisme merupakan paham keagamaan yang mendasar dengan fanatisme keagamaan yang cukup kuat, maka dari itu tidak jarang orang yang berpaham radikalisme mengaktualisasikan paham radikalismenya dan mengajak orang untuk percaya dengan pahamnya dengan cara memaksa. Cara yang dilakukan tersebut akan memicu pergolakan ataupun konflik yang ada di dalam masyarakat luas. Cara yang dilakukan tersebut yang dapat dikatakan dengan terorisme. Jika aksi-aksi yang menyebabkan konflik tersebut terus terjadi secara berturut-turut, maka bangsa Indonesia tengah berada di kubangan masalah yang sangat besar, yang mana keutuhannya bisa terancam.
Paham radikalisme dan terorisme merupakan fenomena yang ada di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ada hubungannya antara warga negara dan negara, serta mempunyai hubungan antara warga negara dengan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di era yang serba canggih ini, paham radikalisme dan terorisme telah melibatkan kelompok dan jaringan yang bersifat internasional. Dalam dunia internasional, bahkan di Indonesia sendiri pernah digemparkan oleh adanya paham radikalisme yang cukup besar, yang mempunyai nama besar yaitu Islamic State of Iraq and Syria atau sering disebut dengan ISIS. Kekerasan atau aksi terorisme yang dilakukan orang-orang yang mempunyai paham tersebut sangat merisaukan masyarakat yang ada, karena mereka merasa bahwa mereka hidup di tengah jurang yang dapat menjerumuskannya ke dalam lubang kesesatan. Salah satu hal yang sering dilakukan oleh kelompok berpaham radikal tersebut yaitu melakukan pengeboman di tempat ibadah orang-orang non-muslim, seperti pengeboman yang terjadi di gereja-gereja.
Membahas soal adanya paham radikalisme dan terorisme tidak hanya berhenti pada satu titik saja. Hal tersebut selalu ada dan hadir dalam kehidupan manusia. Perlu diketahui bahwa paham radikalisme dan terorisme tidak terjadi sekali atau dua kali di Indonesia, paham radikalisme dan terorisme sering ada di negara Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peristiwa yang baru-baru ini terjadi, yaitu peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, dalam peristiwa pengeboman tersebut terdapat indikasi bahwa pelaku pengeboman merupakan orang berpaham radikal. Sehingga mereka berbuat nekat untuk melakukan pengeboman yang menyebabkan kerusakan di kawasan gereja dan menyebabkan 2 jemaat Gereja Katedral meninggal dunia, dan 20 lainnya mengalami luka-luka. Sungguh miris jika kejadian tersebut terulang kembali di daerah-daerah lain yang ada di Indonesia, karena dari setiap kejadian tersebut akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi setiap elemen masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Tindakan tidak terpuji yang lagi-lagi terjadi di Indonesia, dan diketahui bahwa pelakunya kebanyakan merupakan orang yang beragama Islam. Sebagian orang yang menganggap adanya paham radikalisme selalu berhubungan dengan agama, dan parahnya lagi orang Islam yang menjadi pelaku di dalam adanya paham radikalisme dan terorisme. Namun dengan adanya peristiwa tersebut masyarakat seharusnya tidak boleh berpandangan buruk soal agamanya, melainkan harus melihat ajaran atau doktrin apa yang didapatkan, serta motif mereka melakukan hal tersebut. Hal itu dikarenakan ada yang mengatakan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama, dan seluruh agama menolak adanya terorisme, artinya tidak ada agama yang menanamkan paham yang radikal dan melakukan terorisme. Semuanya kembali kepada pribadi masing-masing dalam merespon kehidupan.
Paham radikalisme dan terorisme yang marak terjadi di Indonesia dapat mencerminkan bahwa Indonesia tidak sedang baik-baik saja. Paham radikalisme dan terorisme hadir dan mewarnai bangsa Indonesia dengan berbagai jalan, berbagai cara, dan berbagai faktor. Sehingga, seluruh elemen masyarakat Indonesia harus selalu mewaspadainya. Untuk itu bapak Presiden Jokowi berpesan melalui ungkapannya yang mengatakan mengatakan bahwa beliau mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai Pancasila lainnya. Ajakan yang diutarakan oleh Bapak Presiden merupakan nasehat dan ajakan yang baik. Namun, nasehat dan ajakan saja tidak cukup, perlu adanya usaha lain dan tekad yang kuat dari setiap elemen masyarakat Indonesia untuk bersama-sama memerangi paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Â
Dalam rangka memerangi paham radikalisme dan terorisme, dibutuhkan peran dari seluruh masyarakat Indonesia, khususnya tokoh agama dan tokoh lainnya. Namun, tokoh agama dan tokoh lainnya tidak akan bisa memerangi paham radikalisme dan terorisme dengan sendirian, kontribusi masyarakat dalam upaya memerangi paham radikalisme dan terorisme juga sangat dibutuhkan. Dengan cara bersama-sama untuk memerangi paham radikalisme dan terorisme, maka akan lebih mudah dan ringan dalam menghadapinya. Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat tidak boleh abai dan bersikap tidak peduli, akan tetapi harus berani mengambil tindakan yang dapat diimplementasikan dalam bentuk keberpihakan terhadap kenyataan dalam kehidupan. Untuk dapat memerangi adanya paham radikalisme dan terorisme.
Paham radikalisme dan terorisme dapat diminimalisir serta ditekan akan kejadiannya melalui beberapa upaya, seperti yang pertama yaitu menanamkan nilai-nilai moral dan Pancasila sejak dini, kedua menanamkan kecintaan terhadap bangsa Indonesia, ketiga menghargai perjuangan pahlawan Indonesia, keempat melakukan bela negara, mencintai keberagaman atau perbedaan yang ada, dan yang kelima yaitu selalu berusaha untuk menolak paham radikalisme dan terorisme. Dari upaya untuk meminimalisir adanya paham radikalisme dan terorisme tersebut merupakan beberapa upaya dari banyaknya upaya yang lainnya yang bisa dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia bisa melakukan upaya-upaya yang lebih kecil dahulu, yang mana hal tersebut akan timbul dalam diri masyarakat dalam upayanya untuk bisa menekan adanya paham radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia.