Hanya satu kata itu yang dapat merepresentasikan perasaanku ketika nonton dari awal hingga akhir. Siapa yang menyangka bahwa seorang sopir taksi akan terlibat dalam penangkapan seorang kriminal?
Dengan kecerdasannya, Odokawa berhasil memikirkan strategi terbaik untuk menyelamatkan wanita yang dicintainya sekaligus menangkap sang penjahat dengan resiko sekecil-kecilnya.
Ia seolah tidak menghiraukan nyawanya sendiri. Hal ini karena dilatarbelakangi oleh masa lalunya yang kelam. Ia dulu pernah di-bully di sekolah hingga berharap menjadi makhluk lain. Ia lalu datang ke kebun binatang untuk memperhatikan tingkah laku singa laut yang disukainya.
Hingga suatu hari kejadian naas terjadi, ia yang masih polos tidak mengerti bahwa ibu kandungnya sendiri mengajak bunuh diri massal--Odokawa, ibunya, dan ayahnya yang saat itu teler.
Ia tenggelam hingga mengalami trauma yang menyebabkan dirinya tanpa sadar menolak kenyataan bahwa dirinya adalah manusia. Sejak saat itu, ia hidup sebagai singat laut.
Pada akhir cerita, ketika ia mengalami kejadian serupa seperti masa kecilnya: mengebut dengan mobil dan menenggelamkan diri ke laut, secara ajaib, Odokawa sembuh!
Ia dapat melihat dirinya lagi sebagai manusia dan bukan seekor singa laut. Dunianya pulih kembali. Apakah ini karena ia telah menerima masa lalunya atau secara fisik ia kembali sembuh? Entahlah ....
Yang terpenting dari cerita ini adalah sosok Odokawa yang dulu diremehkan oleh teman sekolahnya justru menolong dan menyembuhkan orang-orang di sekitarnya ketika dewasa.
Melalui taksi ajaibnya. Menjadi seorang sopir yang taat.
Fin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H