Pada bulan Ramadhan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Selain itu, mereka juga melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti salat tarawih dan tadarus dengan harapan mendapat pahala berlipat dari Allah SWT.
Namun, disayangkan bahwa momen penuh keberkahan ini seringkali menimbulkan masalah lain, yaitu peningkatan produksi sampah dibandingkan hari biasa. Orang yang berpuasa seringkali membeli makanan atau camilan yang menggunakan kantong kresek atau plastik dalam penyajiannya.
Ironisnya, Bulan Ramadhan yang seharusnya suci ternyata juga diwarnai dengan banyaknya sampah.
Menurut Arif Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) jumlah sampah semakin hari semakin meningkat dari biasanya, sehingga perlu ada pengelolaan sampah secara mandiri di internal keluarga.
Dia juga berharap, sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sudah dalam keadaan terpilah, antara sampah organik dan Anorganik.
Data ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap sampah masih belum terkontrol dengan baik, yang bertentangan dengan ajaran agama yang mengajarkan untuk tidak berlebihan.
Salah satu alasan peningkatan sampah selama Bulan Ramadhan adalah konsumsi sampah plastik yang berlebihan, terutama dari camilan khas seperti kolak, cendol, gorengan dan pentol.
Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama adalah memulai dari diri sendiri dan lingkungan internal terlebih dahulu. Meskipun sulit untuk mengubah semuanya secara drastis, perubahan harus dimulai dari individu. Kita harus lebih bijak dalam mengonsumsi makanan kemasan plastik.
Membeli camilan khas Bulan Ramadhan masih boleh dilakukan, namun harus disertai dengan sikap bijak terhadap masalah sampah. Menggunakan wadah makanan sendiri dan produk yang ramah lingkungan adalah contoh tindakan yang bisa diambil. Selain itu, mengontrol konsumsi makanan dan minuman agar tidak berlebihan juga penting.
perilaku yang sesuai dengan ajaran Nabi dan Allah SWT adalah sebagai umat muslim, kita harus senantiasa menjaga kesucian Bulan Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H