Mohon tunggu...
evaagnesia
evaagnesia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi dari Universitas Advent Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

FOMO, Stres, dan Kecemasan: Dampak Buruk Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

2 Desember 2024   10:06 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:23 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Dengan lebih dari 210 juta pengguna, internet mempermudah komunikasi, belanja, dan akses informasi. Berbagai kemudahan ini memungkinkan banyak sektor, termasuk sektor ekonomi dan pendidikan, berkembang pesat berkat kemajuan digital. Namun, meskipun manfaatnya sangat besar, penggunaan internet, terutama media sosial, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental penggunanya.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hampir 70% orang Indonesia mengakses media sosial setiap hari. Penggunaan internet membawa kemudahan, seperti bagi pelaku UKM yang berkembang melalui platform digital. 

Namun, riset menunjukkan bahwa kecanduan media sosial bisa menyebabkan stres dan depresi, terutama di kalangan remaja. Hal ini seringkali dipicu oleh social comparison—perbandingan sosial yang tak terhindarkan saat melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih sempurna di media sosial (Yulianto, 2022).

Salah satu dampak negatif yang paling jelas dari penggunaan internet yang berlebihan adalah gangguan tidur. Data dari National Sleep Foundation menunjukkan bahwa lebih dari 40% pengguna internet Indonesia menghabiskan lebih dari 5 jam sehari di media sosial. 

Kebiasaan menggulir feed media sosial—terutama di malam hari—bisa mengganggu pola tidur seseorang, yang kemudian berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Kurang tidur sering kali menjadi pemicu kecemasan, penurunan suasana hati, dan stres. Kondisi ini bisa memperburuk gangguan mental jangka panjang seperti depresi. Hal ini juga menjelaskan fenomena yang sering kita temui di kalangan remaja, di mana banyak dari mereka yang merasa tertekan dan terisolasi karena perasaan tidak cukup tidur dan terhubung terus-menerus dengan dunia maya.

"The more you use social media, the more you feel disconnected from the real world."
— Arianna Huffington, pendiri HuffPost dan CEO Thrive Global.

Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Selain gangguan fisik, media sosial juga mempengaruhi kesehatan mental melalui faktor psikologis. Banyak platform digital memunculkan standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis, yang bisa meningkatkan beban psikologis penggunanya. 

Tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial sangat terasa di kalangan remaja, yang cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang tampaknya lebih bahagia atau lebih sukses. Hal ini menambah beban mental, menyebabkan perasaan cemas, rendah diri, bahkan depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun