Regulasi aktivitas komersial lintas negara merupakan fokus dari kebijakan perdagangan bebas dan perdagangan yang adil, namun keduanya membahas topik tersebut dari perspektif yang berbeda. Perdagangan bebas berfokus pada pengurangan hambatan dan kebijakan yang menguntungkan negara atau industri tertentu. Perdagangan yang adil, bagaimanapun, mendukung hak-hak pekerja, memperbaiki kondisi kerja dan berupaya menghilangkan perbedaan gaji dari satu negara ke negara lain.
Perdagangan Bebas dan Pengurangan Hambatan PendukungÂ
Perdagangan bebas menekankan pengurangan hambatan antar negara dan penghapusan kebijakan preferensial yang menguntungkan negara atau industri tertentu. Pedagang bebas percaya bahwa bisnis harus berhasil atau gagal berdasarkan kemampuannya untuk menanggapi pasar bebas dan terbuka, tanpa memerlukan perlindungan pemerintah khusus untuk melindungi industri atau pekerjanya. Banyak pendukung perdagangan bebas mengadvokasi penghapusan tarif dan subsidi, dan menentang peraturan yang memaksa perusahaan membayar ekstra untuk melakukan bisnis di pasar luar negeri.
Fair Trade Fokus pada Kondisi Kerja PendukungÂ
Perdagangan yang adil fokus pada upah dan kondisi kerja tenaga kerja di pasar berkembang. Misalnya, seorang aktivis perdagangan yang adil akan berjuang untuk meningkatkan tingkat upah pekerja dan memperbaiki kondisi kerja mereka, terutama ketika sebuah perusahaan multinasional besar memilih untuk membayar satu sen per jam untuk tenaga kerja di satu negara daripada puluhan dolar per jam di tempat lain. Pedagang yang adil menyarankan agar perusahaan dan pemerintah mengatur perdagangan untuk memastikan bahwa pekerja menerima tingkat kompensasi yang adil dan lingkungan kerja yang aman. "Perdagangan yang adil" sebagai istilah kadang-kadang digunakan untuk merujuk secara khusus pada kebijakan yang memberikan upah layak bagi petani untuk hasil panen mereka, biasanya di atas harga pasar, karena petani lokal dan petani kecil seringkali tidak dapat bersaing dalam harga dengan peternakan skala besar.
Kebijakan Perdagangan Bebas dan Perdagangan AdilÂ
Hampir tidak ada pemerintah yang mengambil pendekatan perdagangan bebas murni atau perdagangan adil untuk kebijakan komersialnya. Sebaliknya, negara memadukan kebijakan dengan berbagai cara. Misalnya, Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada adalah anggota Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang memangkas batasan proteksionis di antara ketiga negara tersebut. Namun, AS juga mendukung kebijakan perdagangan adil tertentu. Misalnya, Perwakilan Dagang A.S. bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan akses istimewa ke sumber daya bisnis bagi wanita dan minoritas di pasar di seluruh dunia.
Perbedaan Ideologi PolitikÂ
Pendukung perdagangan bebas biasanya konservatif atau libertarian; dukungan mereka untuk pemerintah yang lebih kecil dan peraturan yang lebih sedikit, secara umum, membuat mereka skeptis terhadap program pemerintah untuk mendistribusikan kembali kekayaan atau pendapatan. Pendukung perdagangan yang adil, sebaliknya, cenderung ke arah pandangan komunitarian yang mendukung kesetaraan hasil, dan mereka lebih bersedia menerima tindakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perbedaan pandangan politik ini seringkali membuat kebijakan perdagangan menjadi bahan perdebatan yang cukup besar di dalam badan legislatif nasional.
Perbedaan Teori Ekonomi
Secara umum, para ekonom mengakui bahwa perdagangan bebas memberikan biaya overhead paling sedikit selama produksi barang dan jasa, sehingga seorang ekonom perdagangan bebas akan menekankan harga akhir yang lebih rendah bagi konsumen yang dihasilkan dari kebijakan perdagangan yang tidak memiliki harga minimum yang diamanatkan pemerintah. . Namun, beberapa ekonom percaya bahwa kebijakan perdagangan yang adil membantu menambah lebih banyak konsumen ke dalam ekonomi dan bahwa harga tambahan untuk tenaga kerja yang "adil" lebih besar daripada manfaat ekonomi bersih yang berasal dari penambahan lebih banyak konsumen dengan upah yang dapat dibuang ke pasar.