Salah satu hal terpenting yang harus diajarkan dari musik tersebut adalah bahwa keadilan ini menghasilkan berbagai kebahagiaan, sedangkan ketidakadilan ini tetap menghasilkan ketidakbahagiaan.  Clinias dan Megillus skeptis menjelaskan tentang hubungan antara kebajikan dan kebahagiaan.  Clinias ini akan mengakui bahwa orang yang tidak adil maka hidupnya penuh dengan kemaluan, akan tetapi mereka tidak berpikir untuk menjalankan kehidupan yang gagal. Jika mereka memiliki suatu kekayaan, kekuatan, kesehatan, dan kecantikan. Orang Athena ini akan menanggapi dengan menawarkan empat argumen.  Apakah perlu membuat undang-undang yang dimana Undang-Undang tersebut untuk mengajarkan kebahagiaan yang terkait dengan keadilan.  Adapun argumen pertamanya yaitu bahwa seorang legislator yang tidak dapat mengajarkan hal tersebut ini kepada warga akan mengirimkan pesan yang kontradiktif. Sedangkan disisi lain, pembuat undang-undang tersebut dapat memberi tahu warga negaranya bahwa mereka harus adil, agar mereka dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Akan  tetapi, di sisi lain lagi, mereka akan mengajari. Mereka akan merasa kehilangan berbagai manfaat yaitu kesenangan dengan hidup yang sangat adil. Selanjutnya ada argumen yang kedua yang dimana argumen ini  bahwa seorang legislator yang tidak mengajarkan hal ini akan merasa tidak dapay mungkin untuk meyakinkan warga negara tersebut untuk berlaku yang adil. Lalu ada argumen ketiga yang merupakan pernyataan kebenaran serta keadilan yang terkait dengan kebahagiaan. Selanjutnya ada argumen yang terakhir yaitu argumen keempat. Didalam argumen ini mengetahui bahwa jika doktrin itu tidak benar, maka dari itu harus diajarkan bagaimanapun juga karena manfaat sosial yang diberikannya
d. Setelah belajar untuk memastikan seberapa pentingnya kita untuk mengajarkan hubungan antara keadilan dan kebahagiaan, maka dari itu orang Athena itu melanjutkan diskusinya tentang simposium. Dan mereka menjelaskan bahwa pesta minum-minum dan mabuk-mabukan tersebut harus diperuntukkan khusus untuk warga yang berada di usia dewasa pertengahan hingga akhir dan harus diawasi oleh pemimpin yang sangat bijaksana. Â Kaum muda inis memiliki banyak sekali energi dan sudah sangat bersemangat untuk berpartisipasi didalam pendidikan musik. Â Dan dengan demikian, dengan berpartisipasi didalam pesta minum-minum ini akan merangsang kaum muda secara berlebihan dan akan membawa konsekuensi negatif. Â Akan tetapi dengan seiring bertambahnya usia, seseorang tersebut menjadi putus asa dan menjadi kurang tertarik pada lagu dan tarian-tarian tersebut. Â Dengan demikian, pesta minum akan mengembalikan orang dewasa yang lebih tua ke keadaan muda di mana mereka juga harus lebih bersemangat untuk berpartisipasi didalam pendidikan musik.
- Buku 3
Buku 3 ini mensurvei tentang keberhasilan dan kegagalan berbagai konstitusi politik sepanjang sejarah. Â Para pembaca juga harus ingat catatan sejarah yang diberikan oleh Plato tidak sepenuhnya akurat, tetapi lebih digunakan untuk menggambarkan poin filosofis tertentu.Â
a. Asal Usul Perundang-Undangan
 Orang Athena memulai dengan berbicara tentang gagasan tradisional bahwa budaya yang berkembang berulang kali ini dimusnahkan oleh banjir bandang.  Dari banjir bandang ini munculah budaya primitif yang membuat warga ini hidup sederhana dan damai. Walaupun sudah tidak memiliki hukum formal, orang Athena ini hidup mengikuti sistem politik yang disebut otokrasi atau dinasti.  Dalam sistem yang tertua dipemerintah ini dengan otoritas yang diturunkan melalui orang tua masing-masing.
 Akhirnya, klan kecil bergabung bersama dan terbentuk kota.  Setelah ini terjadi, konflik terus-terusan muncul karena ada pena tua yang berbeda, masing-masingnya yaitu mengklaim untuk memiliki otoritas. Dari konflik ini, lahir lah undang-undang.  Individu ini dipilih untuk mewakilkan kepentingan berbagai klan yang membentuk kota.  Perwakilan tersebut akann berbicara kepada pemimpinya masing-masing tentang apa saja aturan yang harus diadopsi.
Pertama, kota dan peradaban merupakan suatu perkembangan yang alami. Selanjutnya yang kedua, manusia tidak selalu secara alami bertentangan satu sama lain seperti yang disarankan oleh Clinias yang berada didalam Buku 1, akan tetapi tetap saling berbagi dengan niat baik. Â Lalu yang ketiga, ada fitur legislasi yang dimana fitur ini sangat diperlukan, yaitu rekonsiliasi konflik kepentingan (lihat Stalley 1983, 71-2).Â
b. Sparta
Setelah membahas kebangkitan dan kejatuhan Troy, orang Athena ini langsung beralih ke sejarah tiga negara bagian Dorian yang dimana negara ini bersekutu di Peloponnese, yaitu Sparta, Argos, dan Messene. Â Serta para pemimpin dan warga negara masing-masing negara tersebut terikat sumpah untuk menghormati hak masing-masing dan saling membantu jika diancam. Â Akan tetapi, kesetiaan itu bubar dan hanya Sparta saja yang selamat dari kejatuhan dengan segala jenis kesuksesan. Â Mengapa kesetiaan itu gagal? Â Karena orang Athena menegaskan bahwa itu merupakan hasil dari jenis ketidaktahuan yang merupakan ketidaksesuaian antara emosi seseorang dan bagaimana penilaian seseorang. Â Dari hal tersebut dapat disepakati bahwasanya tidak ada warga negara yang menderita karena ketidaktahuan tetapi harus memiliki tingkat kekuasaan. Â Hal ini dapat mengembalikan kita ke dalam diskusi pendidikan yang ada di Buku 1 dan 2, yang dimana didalam buku tersebut kita diberitahu agar sebuah kota tersebut dapat berkembang dan warga negaranya harus dapat merespons afektif.
 Masing-masing dari pemimpin Argos dan Messene menjadi menderita dari jenis ketidaktahuan ini dan konsekuensi negatif dari hal ini dapat diperburuk oleh fakta bahwa mereka memiliki kekuasaan yang absolut.  Sparta dan sebaliknya menjadi terlindung dari bencana karena mereka membagi kekuatan politik antara banyaknya aktor atau dapat disebut dengan posisi kekuasaan, termasuk dua raja (bukan satu), dewan tetua, dan pejabat yang akan dipilih melalui undian dapat disebut dengan  ephors. Dari sini orang Athena dapat memperkenalkan gagasan politik utamanya bahwa konstitusi yang sukses ini akan mendistribusikan kekuasaan-kekuasaan dengan mencampurkan berbagai elemen penguasa.
c. Persia dan Athena