Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam pewayangan mengajak masyarakat untuk terus melakukan perbuatan baik dan menghindari dari suatu kejahatan, serta menanamkan kepada masyarakat untuk semangat “amar ma’ruf nahi mungkar” atau istilah lainnya dalam pewayangan “memayu hayuning bebrayan agung”,sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.
Dalam tokoh perwayangan Abiasa , ia merupakan tokoh yang patut di teladani karena pada saat ia menjadi penguasa di negeri Astina selalu mencintai dan memberikan banyak perhatian kepada rakyatnya,memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten, visioner dan integritas tinggi,sehingga ia sangat dicintai dan dipercaya oleh pengikutnya.
Dalam hal menjalankan kepemimpinan , seharusnya berlandaskan pada kepemimpinan “Hasta Brata” yang terdapat 8 (delapan) laku nilai-nilai watak kepemimpinan yang meniru sifat-sifat keutamaan alam semesta,yaitu:
1. Bumi yaitu seorang pemimpin harus setia memberi kebutuhan-kebutuhan hidup kepada siapa saja,sabar(bumi sebagai sumber kehidupan).
2. Air yaitu pemimpin harus selalu turun ke bawah(rakyat) untuk melihat dan memberi kesejukan serta tidak menempatkan diri lebih tinggi dan lebih rendah daripada siapapun,karena air bertabiat rata.
3. Angin yaitu pemimpin harus sanggup menghembus siapa saja tanpa pandang bulu dan tanpa pilih kasih.
4. Bulan yaitu pemimpin harus dapat menerangi siapapun yang sedang kegelapan sehingga dapat memberikan kesejahteraan,keindahan dan harapan.
5. Matahari yaitu pemimpin harus memberi petunjuk sebagai sumber kekuatan yang menghidupkan.
6. Samudra yaitu pemimpin harus memberi kasih sayang dan kebebasan tak terbatas,karena samudra luas dan tak bertepi.
7. Gunung yaitu pemimpin harus kukuh dan kuat untuk melindungi rakyatnya.
8. Api yaitu pemimpin harus mampu membakar dan memberi kehangatan(mampu memberantas kejahatan dan memberi kenikmatan).