Mohon tunggu...
Eva Juliriani Siahaan
Eva Juliriani Siahaan Mohon Tunggu... Freelancer - Word is art😊

Menulis adalah terapi bagiku, setelah timbunan kata-kata keluar dari pikiranku rasanya sangat lega.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sirna

25 Februari 2021   01:07 Diperbarui: 25 Februari 2021   01:29 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibarat permen kapas berwarna pink
Begitu menggiurkan untuk disantap
Ternyata hilang tak berpamitan
Ia hanya indah untuk dipandang dan tanpa rasa.

Setelah sekian lama angan terbang dibawa angin
Bias oleh cahaya sang surya
Hujan pun menelanya hilang tak berjejak
Kini telah sirna dimakan kenangan.

Anganku telah pergi
Surut dibawa gelombang laut
Ia tenggelam didasar mengendap untuk selamanya
Sulit untuk kembali karena sudah di telan jaman.

Senyuman kini manis di ujung senja
Ia hilang dibawa awan hitam
Surya telah berlalu
Kini ia tinggal sendiri dan menutup mata tanpa bintang-bintang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun