menetes air mata mendengar kata ini
dikala peradaban intelektual masyarakat dunia sudah mencapai tingkat tinggi mengapa perang masih bisa terjadi
bukankah hati dan kecerdasan mereka bisa berkata bahwa perang adalah alat para penguasa
penguasa rakus, haus akan tahta demi ambisi keji
menumpaskan banyak nyawa menumpahkan banyak darah membantai mereka yang lemah tak berdaya tak kuasa melawan tanpa bisa  angkat senjata
puas, sang dzalim pun tertawa
tertawa melihat banyak jasad kaku berserakan tertawa melihat banyak darah berceceran tertawa melihat banyak daging segar terburai disetiap sudut pandang mata
kapan perang akan berakhir renungkanlah dengan mendalam
hai, para penguasa
hai, para tentara boneka negara
bukankah hatimu sama dengan hati mereka yang akan terluka kehilangan yang dicinta bukankah tubuhmu sama dengan tubuh mereka yang akan nyeri bila teramputasi pisau belati, mesiu, peluru dari senjata api
bukankah kau manusia tapi mengapa kau memangsa manusia bagai kanibal yang haus darah dengan rakus melahap daging buruannya terbahak melihat lawan meregang nyawa
perang,
bukti nyata kebiadaban manusia
bukti nyata kebiadaban penguasa
Bekasi, 10 November 2023
Eva Susanty
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H