Bertemu dia setiap hari selasa dan jum'at,
wajah hitam manisnya selau tersenyum dengan akrab,
penampilannya selalu rapi dan wangi,
entah kenapa dia jadi terlihat tampan dan menarik hati
dia datang membawa materi pelajaran matematika,
menerangkannya di depan kelas dengan harapan,
semua murid dapat menerima materi pelajarannya
sesekali kusimak pelajarannya,
sesekali kusimak wajah hitam manisnya,
siang dipandang malam merindu,
tak sabar menunggu hari itu untuk kembali bertemu
empat tahun sudah terjalin rasa dengannya,
diusia muda tidak mengerti rasa cinta,
yang dipikir hanya merindu saja
sampai di hari itu mendapat berita,
si tampan sudah menikah,
mengikat janji dengan gadis pilihannya,
yah, semoga saja dia bahagia
sejak itu barulah luka hati terasa,
ketika tiada tempat lagi untuk merindu,
cinta direbut dengan paksa,
tapi apa daya yang sudah disatukan Tuhan,
tidak bisa dipisahkan oleh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H