Mohon tunggu...
EVA SUSANTY
EVA SUSANTY Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawati

Saya ibu rumah tangga yang bekerja pada perusahaan kecil,

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bendung Walahar (Karawang)

9 September 2022   15:46 Diperbarui: 9 September 2022   16:18 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Siang itu dengan menggunakan dua sepeda motor, kami pergi memenuhi undangan kerabat di desa Walahar Karawang. Kerabat kami itu mengundang walimatul khitan anak mereka. Dua motor pun melaju dengan menggunakan bantuan aplikasi peta online menuju lokasi, belok kanan belok kiri, berputar arah atau sesekali bertanya pada orang di jalan. Dan akhirnya jarak untuk kami tiba di lokasi pun sudah dekat, kami sudah berada di desa Walahar tapi sebelum itu kami diarahkan masuk ke sebuah lokasi wisata, tampak banyak kendaraan di parkir, banyak rumah makan dan banyak warung-warung menjual souvenir. Apa salah jalan ya, pikirku. Masih asyik mengamati apa yang kulihat tiba-tiba motor kami dihentikan, terdengar suara “jalan gantian, jalan gantian”, ada apa di depan sampai harus jalan bergantian, oke kita antri saja sesuai perintah penduduk setempat. Begitu motor berhenti, aku takjub melihat apa yang ada di depanku.  Berdiri kokoh pintu masuk ke sebuah lorong bertuliskan Bendung Walahar, terlihat jelas tahun pembuatannya dan terlihat jelas kalau bangunan ini dibangun pada jaman Belanda dan masih terlihat jelas pula kondisinya masih sangat-sangat terawat. Lalu setelah kami berada dalam lorong untuk melintas, rupanya ini adalah sebuah jembatan diatas Bendungan Walahar, yang didesain sedemikian unik, sehingga ketika melintasi jembatan seperti berada di sebuah lorong, menengok ke bawah, tampak beberapa pintu air besar-besar yang masih kokoh menunjang jembatan yang kami lalui, Bendungan Walahar ini membendung air sungai Citarum. Belum puas setelah melintas aku kembali menengok ke belakang, menatap kokohnya Bendungan Walahar dengan arsitektur Cina – Belanda, takjubku tak hilang-hilang, sayang aku tidak sempat mengambil gambar. Dan satu lagi yang tidak boleh dilewatkan, kalau kita berkunjung ke desa Walahar jangan lupa menyantap Pepes Ikan Jambal khas Karawang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun