Mohon tunggu...
Eustolia DyahPalupi
Eustolia DyahPalupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

“Menjauhlah dari orang-orang yang mencoba meremehkan ambisimu. Orang kecil selalu melakukan itu, tetapi yang benar-benar hebat membuatmu merasa bahwa kamu juga bisa menjadi hebat. ”- Mark Twain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Unej Optimalkan Penjuala Keripik CMI Melalui Marketplace

8 September 2021   19:50 Diperbarui: 8 September 2021   19:53 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 2. Proses Pencucian Mbothe oleh Ibu Tatik, 15 Agustus 2021

Pandemi Covid-19 masih belum berlalu di tahun 2021, varian baru yang terus berdatangan di Indonesia. Angka penyebaran covid-19 yang terus meningkat, menyebabkan pemerintah terus berusaha menerapkan peraturan yang dapat mengurangi penyebaran Covid-19 salah satunya yaitu PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Adanya pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PPKM mempengaruhi segala aspek seperti aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Pemberlakuan PPKM berimbas pada pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dilaksanakan oleh Universitas Jember. Pelaksaanaan KKN Universitas Jember yang awalnya akan dilaksanakan di 15 Juli 2021 s/d 27 Agustus 2021, harus mengalami penundaan hingga tanggal 11 Agustus 2021 s/d 9 September 2021. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak kampus, mahasiswa, dan pihak terkait, sehingga KKN Universitas Jember tetap terlaksana secara mandiri di desa masing-masing dengan tetap melaksanakan prokes yang diterapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan KKN tahun ini disebut dengan KKN Back to Village 3 Universitas Jember.

KKN Back to Village 3 dilaksanakan oleh penulis yang bertempat di Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Potensi yang di miliki desa Panggungrejo sangatlah besar dan masih perlu adanya pengembangan di berbagai sektor, seperti pertanian, kesehatan, pendidikan, hingga perdagangan. Sektor pertanian, petani lebih banyak menanam tanaman musiman seperti jagung dan cabai. Selain itu, saat ini juga banyak petani yang mulai menanam bawang merah. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa panggungrejo yaitu Puskemas dan Klinik, sedangkan fasilitas umum yang saat ini sedang dibangun yaitu SPBU, terdapat sekolah mulai dari SD hingga SMK, Pasar Pon (yang beroperasi hanya di hari pon) serta Pasar Lor (yang beroperasi hanya di hari Pahing). Mayarakat di Desa Panggungrejo juga tidak sedikit yang bekerja sebagai pedagang atau memiliki usaha sendiri, baik usaha mikro, kecil, dan menengah. Usaha yang didikan oleh masyarakat Desa Panggungrejo seperti toko kelontong, swalayan, online shop, toserba (toko serba guna), warung, bengkel, dan terdapat home industry. Salah satu home industry yang terdapat di Desa Panggungrejo dan menarik perhatian penulis yaitu CMI milik Ibu Tatik.

Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 2. Proses Pencucian Mbothe oleh Ibu Tatik, 15 Agustus 2021
Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 2. Proses Pencucian Mbothe oleh Ibu Tatik, 15 Agustus 2021
Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 3. Proses Penggorengan Mbothe oleh Ibu Tatik, 15 Agustus 2021)
Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 3. Proses Penggorengan Mbothe oleh Ibu Tatik, 15 Agustus 2021)
CMI merupakan UMKM yang sudah berjalan mulai dari tahun 2012 dengan memproduksi 3 jenis kerpik yaitu keripik pisang, keripik keladi/mbothe, dan opak gadung. Akan tetapi, tidak hanya 3 produk tersebut yang diproduksi oleh Ibu Tatik, melainkan seperti kue basah dan kacang goreng. 3 produk tersebut menjadi unggulan di toko CMI milik Ibu Tatik karena sudah memiliki P.IRT serta logo halal. Apabila Ibu Tatik melakukan produksi dalam jumlah besar, biasanya terdapat pekerja yang akan membantu beliau. Akan tetapi semenjak adanya pandemi Covid-19, Ibu Tatik tidak memproduksi keripik dalam jumlah besar dan produksi hanya dikerjakan oleh beliau serta sang suami. Khusus opak gadung, biasanya produksi dilakukan oleh ibu dari Ibu Tatik. Bahan yang digunakan untuk memproduksi keripik, didapatkan di pasar atau toko yang ada disekitar rumah. Tidak ada yang khusus dalam pemilihan bahan, untuk mbothr hanya dilakukan pemilihan seperti mbothe yang tidak busuk. Selain itu, untuk pisang biasanya Ibu Tatik menggunakan pisang raja nangka.

Usaha home industry keripik yang dimiliki Ibu Tatik, menjadi peran penting bagi perekonomian keluarga. Di Desa Panggungrejo, terdapat usaha sejenis yang dimiliki oleh Ibu Ratna. Akan tetapi, jarak rumah atau tempat usaha cukup jauh, sehingga di lingkungan tersebut hanya Ibu Tatik yang mendirikan usaha keripik. Konsumen dari keripik Ibu Tatik tidak hanya di Desa Panggungrejo tetapi tersebar di berbagai daerah. Ibu Tatik menjual produk dengan dititipkan ke swalayan, toserba, dan melalui WhatsApp serta Facebook agar produk di kenal oleh masyarakat luas. Biasanya, konsumen dapat memesan keripik dalam jumlah banyak ke Ibu Tatik melalui WhatsApp atau Facebook. Akan tetapi, semenjak adanya Covid-19 penjualan dari CMI menurun drastis.

Menurut Ibu Tatik, selama pandemi Covid-19 penjualan menurun yang diakibatkan minat konsumen yang kurang. Banyak konsumen yang harus berfikir 2 kali untuk membeli keripik di masa pandemi seperti ini, konsumen yang menemui beliau banyak yang berkata,

“bukannya gak mau nyamil, tapi daripada dibuat beli keripik mending tak buat beli beras mbak”.

Produk keripik yang diproduksi oleh CMI dapat terjual sebanyak 200-300 pcs/bulan sebelum terjadi pandemi Covid-19. Akan tetapi, setelah adanya pandemi Covid-19 penjualan keripik mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu hanya 5 pcs/minggu. Semenjak Lebaran tahun 2021 hingga saat ini, Ibu Tatik hanya memproduksi selama 2 kali saja. Produk-produk yang dititipkan ke toko-toko juga tidak dalam jumlah banyak, hanya sekitar 6 produk saja. Jumlah tersebut terkadang masih tidak terjual di toko-toko, sehingga sebelum expired produk itu habis Ibu Tatik menarik produk tersebut dan kemudian dibagikan ke tetangga.

“Daripada tidak termakan lebih baik dibagikan ke tetangga, jadinya kan tidak terbuang sia-sia” Ujar Ibu Tatik.

Akibat penurunan penjualan keripik, saat ini Ibu Tatik menjual produk apapun yang dapat dijual untuk mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu, mengacu pada permasalahan tersebut, tujuan penulis pada KKN Back to Village 3 adalah membantu Ibu Tatik untuk meningkatkan penjualan keripik melalui program kerja yang disusun penulis. Program pemberdayaan wirausaha ini sangat disambut baik oleh Ibu Tatik dengan harapan dapat membantu peningkatan penjualan keripik.

Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 4. Penjelasan Program Kerja kepada Ibu Tatik, 14 Agustus 2021)
Sumber: Dok. Eustolia (Gambar 4. Penjelasan Program Kerja kepada Ibu Tatik, 14 Agustus 2021)


Program kerja yang disusun oleh penulis memiliki beberapa kegiatan penting seperti pelatihan dalam editing yaitu membuat flyer yang akan diupload di sosial media. Selain itu, terdapat pelatihan dalam menggunakan E-Commerce. Tidak hanya melakukan pelatihan-pelatihan, program kerja utama yang akan dilakukan yaitu pemasaran dan penjualan. Pemasaran dilakukan melalui sosial medi seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook, serta penjualan melalui E-Commerce seperti Shopee. Adanya program kerja ini, diharapkan sasaran dapat menggunakan sosial media dan E-Commerce untuk penjualan serta pemasaran. Sehingga, penjualan akan terus meningkat tidak hanya selama KKN ini berlangsung, tetapi akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun