Mohon tunggu...
balt eustachius mali tae
balt eustachius mali tae Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang sedang belajar menulis

Engkau yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam rahim ibuku (Mzr 139:13)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penulisan Kata "Di" yang Benar

11 Februari 2020   00:11 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:26 42559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulisan Kata "Di" yang Benar. | pexels

Menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar diajar di sekolah-sekolah. Ada pelajaran khusus Bahasa Indonesia. Di sekolah tertentu siswa diajar lebih spesifik tentang tulis-menulis.

Di seminari -- lembaga pendidikan formal tingkat SMA bagi calon imam katolik, misalnya, disediakan waktu untuk pelajaran muatan local yang disebut Pelajaran Akademi.

Dalam pelajaran ini diajar bagaimana menulis yang baik. Mulai dari tips jitu menentukan topik dan tema  tulisan, menguraikannya dalam pokok-pokok rumusan yang kelak ditulis lebih lengkap dalam tubuh sebuah tulisan.

Baca juga: Ini Daftar Lengkap Kata Baku dan Tidak Baku Populer dan Tip Jitu agar Tak Keliru

Dirasa belum lengkap, ada sekolah yang menyelenggarakan ekstrakurikuler jurnalistik. Siswa-siswi diajar keterampilan menulis. Entah menulis berita, opini ringan selevel remaja, menulis puisi, cerita pendek, dan lain-lain.

Tampaknya ada pendobelan. Karena dalam pelajaran Bahasa Indonesia semua itu sudah diajar. Ada juga tugas-tugas praktek. Namun semua itu menjadi indikasi perhatian lebih serius mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik baik dan benar.

Walau demikian, apa yang terjadi? Penulisan Bahasa Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu mendapat perhatian lebih serius lagi.

Cobalah amati, tulisan-tulisan yang ada di sekitar kita. Misalnya, mengenai penulisan "di" sebagai awalan (prefiks) dan "di" sebagai kata yang menunjuk keterangan tempat. Sering ditulis "di jual". "Mobil ini di jual. Hubungi No. 081XXXXXX".

Maklumlah yang menulis mungkin tidak paham benar. Padahal mestinya "di" sebagai imbuhan awal itu ditulis tidak terpisah dari kata kerja yang mengikutinya. Yang benar: "dijual". Bukan "Di jual".

Baca juga: Tips Penulis Novel: PUEBI, Pemilihan Kata, dan Apresiasi

Sebetulnya mudah sekali membedakannya. Jika "di" diikuti kata kerja, sudah pasti sebagai awalan. Maka harus ditulis tanpa spasi di antara keduanya. Seperti: "diberi", "dimakan", "diajar".

Dalam hal ini "di" bukanlah sebuah kata, melainkan imbuhan awal yang sering disebut juga awalan atau dalam istilah lain prefiks. Yakni imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Biasanya kata itu adalah jenis kata kerja.

Namun jika kata yang mengikutinya adalah keterangan tempat maka kita tidak perlu ragu lagi, kata "di" harus ditulis terpisah. Misalnya: di tempat. Di rumah. Di sekolah. Di pasar.

Selain penulisan "di" kata yang sama juga adalah "ke" dan  "dari". Ketiganya ditulis terpisah dari kata sesudahnya. Karena ketiganya adalah kata depan.

Sebagai contoh bisa dilihat pada contoh kalimat-kalimat berikut ini. Di mana dia sekarang? Kain itu disimpan di dalam lemari. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Mari kita berangkat ke kantor. Saya pergi ke sana mencarinya. Ia berasal dari Pulau Penyengat. Cincin itu terbuat dari emas.

Baca juga: Panduan Menulis Novel, Kesalahan PUEBI yang Paling Umum Kita Lakukan

Bagi banyak kalangan tulisan singkat ini mungkin tidak berguna. Namun saya tertarik menulis hal yang tampat sederhana ini sebab kekeliruan ini sering dijumpai juga saat membaca tulisan-tulisan yang dimuat di koran, majalah ataupun tulisan dalam berita online. Padahal media massa yang dibaca banyak orang di berbagai belahan dunia itu umumnya memiliki staf editor.

Memang hadirnya blog-blog pribadi sangat berdampak pada penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena siapa saja yang bisa mendaftar, dan menerbitkan blog pribadi, sesuai keinginan dan kapasitas pribadinya.

Akan membingungkan lagi ketika tulisan yang dibuat seorang sarjana pendidikan Bahasa Indonesia juga masih menjadi contoh yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun