Meskipun penggunaan puisi anak sebagai media pembelajaran menawarkan berbagai manfaat, namun ada beberapa kendala yang perlu diatasi. Salah satunya adalah rendahnya minat siswa terhadap kegiatan membaca atau menulis puisi, yang dapat mengurangi efektivitas puisi dalam meningkatkan kemampuan literasi. Untuk mengatasi hal ini, guru bisa mencari pendekatan-pendekatan kreatif yang dapat membuat puisi lebih menarik dan menyenangkan, dengan memanfaatkan berbagai media atau model pembelajaran menarik yang bisa mendorong minat siswa seperti membacakan puisi dengan penuh ekspresi, menggunakan media audio atau video, atau mengadakan lomba puisi yang melibatkan seluruh siswa di kelas. Selain itu, keterbatasan waktu yang ada dalam jadwal pembelajaran sering menjadi hambatan. Dalam kondisi seperti ini, guru perlu memanfaatkan waktu secara lebih efisien dan mengintegrasikan puisi ke dalam berbagai kegiatan pembelajaran lainnya. Dengan cara ini, puisi tetap dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa tanpa mengurangi waktu yang diperlukan untuk materi lainnya.
Membangun budaya literasi di sekolah dasar melalui puisi anak sebagai sarana pembelajaran interaktif adalah pendekatan yang sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan literasi siswa. Puisi tidak sekadar membantu mengasah keterampilan menulis dan membaca siswa, namun juga berperan penting dalam merangsang kreativitas, imajinasi, dan keterampilan sosial siswa. Dengan mengintegrasikan puisi dalam kurikulum, guru dapat membuat belajar siswa lebih menarik dan penuh makna, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan memperkuat karakter serta kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
Walaupun terdapat tantangan dalam penerapannya, seperti minat baca yang rendah dan terbatasnya waktu pembelajaran, pendekatan yang kreatif dapat menciptakan pembelajaran puisi yang menyenangkan dan efektif. Dengan memanfaatkan media audio-visual atau menyelenggarakan lomba puisi, guru dapat meningkatkan semangat siswa terhadap puisi. Oleh karena itu, pendidik perlu terus menggali potensi puisi sebagai alat pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Dalam jangka panjang, mengintegrasikan puisi dalam pendidikan literasi akan mengembangkan keterampilan teknis siswa sekaligus membentuk generasi muda yang lebih peka terhadap seni dan budaya. Dengan demikian, anak-anak yang dibekali keterampilan literasi yang baik akan tumbuh menjadi individu yang mampu berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan memiliki empati tinggi. Upaya bersama antara pendidik, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan budaya literasi bagi anak-anak, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kompeten.
Sumber:Â
Aryani, W. D., & Purnomo, H. (2024). Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam Budaya Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar di Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, 47-68.
Astuti, P. P., Antika, R., Al-Baroroh, A., & Saftri, H. (2022). Meningkatkan Budaya Literasi melalui Pelatihan Membaca Puisi di Jampang English Village. ACITYA BHAKTI, 117-127.
Dermawan, H., & dkk. (2023). GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN MINAT BACA PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi, 311-328.
Hanum, A. E. (2021). IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH DASAR MELALUI PROGRAM MEMBACA MENYENANGKAN. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, 1104-1111.
Islami, R. M., & Ferdianto, F. (2024). Gerakan Literasi Sekolah Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar Kelas 4. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1477 - 1483.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H