Toraja beberapa hari ini di hebohkan oleh berita seorang warga yang telanjang bulat keliling kota rantepao (Ibukota Toraja Utara) dengan mengemudikan sepeda motor. Kejadiannya pada 27 Juli 2017 Warga inisial BR adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) nekad mengendarai sepeda motor keliling kota rantepao tanpa menggunakan busana apapun. Aksi nekadnya ini menjadi tontonan masyarakat di area lintasan BR berkendara karena bagaimana mungkin ada Manusia yang telanjang bulat tanpa pakaian apapun di badannya, baik celana dalam, celana apalagi baju. Tapi uniknya, BR masih menggunakan Helm, layaknya Pengendara Normal yang taat aturan lalu lintas.
Dikutip dari Torajadaily, BR di mintai keterangan di Polres Tana Toraja dia menceritakan bahwa dia diancam oleh Makhluk gaib yang bermaksud membawa senjata (parang) Â dan memaksa dirinya naik motor dalam kondisi bugil. BR Juga menceritakan bahwa Gaji dan Uang yang baru diterimanya disuruh buang oleh makhluk gaib. Polres Tana Toraja sudah melakukan Test Urine dan Hasilnya Negatif Narkoba. Selanjutnya masih menunggu hasil pemeriksaan psikiater untuk mengetahui kondisi kejiwaan BR.
 Sekarang, Berbagai Artikel di Portal-portal media berita online bermunculan dengan judul yang berbeda-beda tetapi sama membahas tentang Warga yang Telanjang di Jalan Raya ini. Bahkan di jejaring sosial facebook dibagikan berkali-kali oleh netizen dengan berbagai macam tanggapan.  Tapi Sayangnya, dikolom komentar di penuhi Komentar-komentar buruk netizen, bahkan ada yang sampai berbicara kotor dan mengata-ngatai Si Pelaku BR.
Ini sangat disayangkan, kita yang seharusnya memberi pengharapan , malah kita mengata-ngatai. Logikanya saudara, mana ada manusia normal yang berani berkendara menggunakan sepeda motor dengan keadaan telanjang? Tidak ada kan? Coba kalau anda diposisinya?
Pertama, dia harus bergumul dengan Makhluk Halus yang membuat dirinya dipermalukan, bahkan rasa takut jika nanti kedepannya akan terulang lagi.
Kedua, dia harus menahan malu dengan orang-orang disekelilingnya atas kejadiaan yang menimpahnya.
Ketiga, dia harus membaca caci-maki dan komentar-komentar buruk netizen di media sosial tentang dirinya padahal ini diluar kesadarannya.
Jadi coba kita yang menganggap diri kita Normal, Tunjuk siapa yang anda Maksud Telah membuat Malu Daerah mu? Tunjuk.. Seperti Komentar Anda bahwa ada yang Telah mempermalukan daerah anda.
"Kua kita ri sitonganna la siangkaran ke den susi te, na kita mo tama ma' komentar ruttak lako padata to Toraya"
Jadi sekarang, Berkomentarlah yang sewajarnya, kasihan jika komentar anda membunuh mental saudara-saudara kita yang kena musibah seperti ini.
Salama'...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H