Pagi tadi, saya sempat membaca sebuah buku renungan harian "Manna Sorgawi" edisi selasa, 20 juni 2017 dan di beri tema "Perban Jaring Laba-Laba". Nah, Jaring Laba-laba biasa kita lihat di atap-atap rumah atau digudang ternyata menyimpan khasiat untuk mengobati luka dan ternyata sudah ada sejak zaman Yunani dan Romawi kuno. Ketika para tentara yang terluka biasanya diobati dengan mencampurkan madu dengan cuka, dioleskan ke atas luka para tentara tersebut untuk membersihkannya, kemudian di tutup dengan balutan laba-laba.Â
Menakjubkan, luka tersebut akan mengering dengan sangat cepat. Karena dalam jaring laba-laba terdapat kandungan anti septik dan anti jamur yang dapat mengusir bakteri dan meminimalisasi kemungkinan infeksi luka. Dan kaya akan vitamin K yang dapat memicu pembekuan darah. Jarring laba-laba yang digunakan harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
- Jaring yang digunakan harus bersih
- Jaring laba-laba yang tidak beracun
- Tidak ada hewan yang terperang di jaring laba-laba
- Tidak berdebu
Melihat kembali posisi Laba-Laba dalam kehidupan Manusia selalu dianggap sebagai Hewan pengganggu, suka mengotori rumah dengan jaringnya, bahkan kehadirannya tidak kita inginkan kan? Lalu kenapa Tuhan menciptakannya? Dalam Renungan Manna Sorgawi, mengilustrasikan sebuah kisah mengenai seorang prajurit yang dikejar musuh dan bersembunyi di sebuah gua yang gelap, lalu memohon pertolongan Tuhan. Tuhan mengirim seekor Laba-laba yang membuat sarang di pintu masuk gua sehingga pada saat musuh lewat dan melihat ke dalam gua mereka pasti berpikir jika prajurit yang kami kejar ada di dalam gua, tidak mungkin ada sarang laba-laba seperti ini, pasti sudah rusak jika dia bersembunyi di dalam. Sehingga prajurit ini tertolong dari Musuh.
Jelas yaaa, Laba-laba yang tubuhnya kecil bisa di pakai Tuhan sebagai alatnya untuk menolong manusia. Saya dapat belajar dari renungan ini bahwa, semua yang ada di sekeliling kita telah Tuhan ciptakan dan Tuhan rancang dengan peran masing-masing. Laba-laba yang kecil bisa menyelamatkan manusia yang besar. Kita mungkin pernah berseru, siapa aku Tuhan? Aku hanya manusia kecil yang tidak punya apa-apa dan sekarang bermimpi tentang hal yang besar. Ketika cita-cita kita jauh diatas kemampuan kita?Â
Tapi satu, tidak ada yang mustahil, bersama Tuhan semua bisa teratasi. Tuhan punya banyak cara merancang hidup kita menjadi lebih baik. Atau disisi lain, mungkin mata kita sering memandang rendah orang lain, bahwa dia lebih dibawah dari saya. Tapi ingat, dari kisah prajurit diatas "Jangan meremehkan hal kecil apapun, jika Tuhan mau memakainya, sekecil apapun itu bisa melakukan perkara yang besar karena bersama Tuhan segalanya akan menjadi hebat.
"Bersama Tuhan sarang laba-laba sama seperti tembok batu, dan tanpa Tuhan tembok batu sama seperti sarang laba-laba"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H