Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini yang Paling Dirindukan dari Toraja, Ketika Jauh di Rantau Orang

7 Juni 2017   14:11 Diperbarui: 7 Juni 2017   19:03 9050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Bainetorayaproject.wordpress.com

Tiap kali berbicara Toraja, selalu ada kerinduan untuk mengulasnya. Mengapa? Karena Toraja itu “Mamali’ “ Ya.. Toraja itu Kerinduan. Karena semua cerita masa kecil ada di Toraja.  Cerita soal turun ke sawah menanam padi,  menggembalakan kerbau, sampai menikmati secangkir kopi adalah Nostalgia tentang Toraja. Anda yang mungkin sekarang ada di rantau orang, pasti selalu merindukan untuk pulang kan? Memilih untuk merantau memperbaiki nasib muthlak adalah sebuah pilihan. Tapi kembali pulang melihat Toraja adalah Pasti. mengapa pasti? Karena Toraja itu Mamali’.. diingat ya,, karena Toraja itu Mamali’(Toraja itu Kerinduan)

Terus, Apa yang menjadi kerinduan kita?

  • Rindu Menikmati Kopi Toraja Lengkap Dengan Suasana Alamnya

Orang Toraja terkenal sebagai Penikmat Kopi Yang Sejati. Hampir semua kalangan baik dari kalangan Pria, Wanita, Anak-Anak tidak lepas dari minuman yang satu ini. Ketika bangun pagi tradisi kita masyarakat Toraja adalah Menikmati Kopi, tidak lengkap rasanya mengawali hari jika tidak minum kopi. Kadang ada yang masih memakai sarung (mengkalemu’) karena udara dingin khas Toraja, duduk di lumbung-lumbung padi (Alang) sambil melihat hamparan sawah di temani secangkir KOPI TORAJA

kata anak muda Toraja: “Marasa” kalau posisi sudah seperti itu, pikiran jernih, tanpa beban sedikit pun. Satu juga yang sangat menarik tentang cerita kopi di masa kecil saya adalah ketika tidak ada lauk-pauk untuk makan, kadang Kopi jadi Alternatif Utama. Kopi yang sudah di seduh disiram ke nasi jadinya kita makan pakai kuah. Sederhana tapi bahagianya luar biasa.  Kadang mengingat hal-hal seperti ini membuat kita rindu akan Toraja.

Sumber Gambar: Grup FB Pepata
Sumber Gambar: Grup FB Pepata
  • Rindu Mencicipi Kuliner Lada Katokkon Yang Hanya Ada Di Toraja

Untuk hasil panen yang satu ini, saya ngiler untuk bercerita. Lada katokkon atau Capsicum annuum L.var.sinensis) adalah sejenis Cabai atau Lombok primadona khas Tana Toraja. Bentuknya seperti cabai Paprika namun dalam bentuk mini. Jika anda orang Toraja pasti tahu, Cabai yang satu ini Pedasnya minta ampun. 

Kadang jadi pelengkap ketika kita memasak makanan khas Toraja seperti Babi. Atau sekedar di tumbuk saja untuk melengkapi menu makanan diatas meja. Suatu kerinduan bahwa jika di toraja kita hanya tinggal memetik buahnya saja di samping rumah, atau di kebun. Tapi jika jauh di rantau orang, semua serba dibeli.

Sumber Gambar: @khnnisa92
Sumber Gambar: @khnnisa92
  • Rindu Saat Dapat Bungkusan Deppa Tori’

Deppa (Kue) Tori’ , merupakan kue khas Toraja yang menjadi salah satu ole-ole yang tidak boleh ketinggalan untuk anda beli ketika berkunjung ke Toraja. Deppa Tori’ juga biasa kita dapatkan ketika pesta-pesta adat berlangsung di Toraja, karena dijadikan sebagai hidangan untuk menyambut tamu. Saya ingat ketika orang tua pulang dari pesta kadang dapat bungkusan deppa tori’. Jelas bahwa kue yang satu ini tidak pernah jauh dari kehidupan masyarakat Toraja.

Sumber Gambar: @alprin_egilson
Sumber Gambar: @alprin_egilson
  • Rindu Masakan Sayur Pangi dan Pamarrasan Khas Toraja

 Saya tidak tahu Sayur Pangi itu bahasa Indonesianya apa, tapi jika di Jawa dikenal dengan “Kluwak”. 1 buah Pangi bisa jadi 3 makanan. Pertama adalah Kulit. Masyarakat Toraja mengolahnya dengan cara di iris-iris tipis lalu di keringkan, kemudian ada Daging Biji kalau di Toraja di kenal dengan istilah “Kaloko Pangi” mengolahnya itu dengan cara di pisahkan dari cangkang Biji yang keras lalu di keringkan. 

Nah ketiga adalah Biji. Biji pangi inilah yang ketika sudah diolah menjadi “Pamarrasan”. Pamarrasan adalah cara masyarakat lokal memasak makanan dengan bumbu hitam spesial Toraja yang diolah dari buah Pangi ( di Jawa disebut dengan kluwek). Ini masakan yang bikin rindu untuk pulang Toraja.

Sumber Gambar: Grup FB Pepata
Sumber Gambar: Grup FB Pepata
  • Rindu Duduk Melingkar Menikmati Tuak Toraja sambil “Massalu Nenek”

Nah, Jika anda Lahir dan Besar dalam lingkungan Orang Toraja, Anda pasti Tahu dan Mengenal “Tuak(Ballo’)”. Tuak Toraja sendiri, berasal dari cairan pohon induk atau aren (Borassus flabellifer) yang difermentasi. Ada beberapa daerah di Indonesia sebagai penghasil Tuak tapi untuk Tuak Toraja sendiri diakui oleh para wisatawan lebih segar dan nikmat.

 Di Toraja sendiri ada Beberapa Cita Rasa Tuak yang bisa anda coba, mulai dari yang manis hingga yang pahit (pa’buli). Anda bisa membeli Tuak dipasar Tradisional Toraja misalnya di Pasar Makale, Di Pasar Rantepao, atau di warung-warung makan khas Toraja. Tuak juga jadi pelengkap dalam ritual adat Toraja. Sehingga sering kita jumpai dalam pesta-pesta adat Toraja. Duduk minum tuak bersama sanak keluarga layaknya Peran Tuak adalah Sebagai Alat Sosialisasi (Massalu Nenek)

Sumber Gambar: Bainetorayaproject.wordpress.com
Sumber Gambar: Bainetorayaproject.wordpress.com
  • Rindu untuk Ikut Dalam Pesta Adat “Male Tongkon”

Pesta adat yang Toraja Lakukan merupakan kerinduan tersendiri jika kita jauh dari Toraja. Mungkin dulu ketika kecil, kita selalu ikut serta tiap ada Pesta entah itu ketika ada panggilan dari sanak keluarga yang lain, tetangga, ataupun Kita sendiri. Biasanya sesuai tradisi di Toraja kita menghadiri pesta-pesta adat dengan membawa persembahan babi atau kerbau kepada Keluarga yang melaksanakan Upacara. 

Berbagai macam kesibukan untuk mempersiapkan keberangkatan ke tempat Upacara/Pesta. Kadang sehari sebelum hari H kita mengajak tetangga, keluarga yang lain untuk ikut duduk bersama kita, belum lagi persiapan lain untuk menjamu tamu. Orang Toraja jika membawa Persembahan Hewan dalam Upacara Adat, ada 2 pilihan: membawa hewan hidup-hidup, atau sudah di Masak. Kebanyakan adalah membawa Hewan Hidup-Hidup, nanti jika di Lokasi Upacara baru di Potong, dimasak lalu di berikan sebagai jamuan untuk tamu. Kadang proses-proses seperti ini yang sangat dirindukan Para Perantau

Sumber Gambar: @andyyudhisthira
Sumber Gambar: @andyyudhisthira
itu dia yang membuat kita rindu pulang ke Toraja. Karena ke 6 Penjelasan di atas jawabannya hanya didapat di Toraja. Karena kearifan local, budaya dan adat istiadat adalah panggilan untuk pulang.  Kita jauh di tanah orang, tapi kerinduan pada tanah kelahiran kita tidak bisa dipungkiri. Sesukses apapun mereka di perantauan, selalu ada kerinduan pulang ke kampung halaman.  

Salama'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun