Perkembangan teknologi yang begitu canggih dari masa ke masa, ternyata membawa banyak dampak dalam kehidupan manusia. Bahkan teknologi sekarang mempengaruhi gaya hidup tiap-tiap manusia. Saya saja contohnya: saya dulu lebih sering berbelanja kebutuhan sandang di pasar tapi sekarang dengan adanya aplikasi-aplikasi online seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, Kaskus, Lazada saya lebih suka berbelanja menggunakan aplikasi itu karena harganya lebih murah dibandingkan dengan di Toko. Satu lagi bahwa kemunculan aplikasi online tersebut, mengajak saya berbisnis secara online. Saya punya gadget kan? Kenapa tidak saya manfaatkan?
Saya pun memulai jualan online sejak tahun 2014 hingga sekarang. Awalnya hanya melalui BBM saja, karena ada perkembangan, sekarang hampir semua aplikasi online terdaftar akun tokoonline saya. Ya.. lumayan lah, setidaknya gadget saya gunakan untuk hal yang bermanfaat. Saya pun tidak takut lagi untuk berbelanja online karena sudah terbiasa dan paketan saya juga selalu datang tepat waktu.
Karena teknologi semakin canggih dan berkembang dengan pesat, kejahatan pun juga semakin marak terjadi, jadi anda harus lebih berhati-hati, sama dengan kejadian yang saya alami:
Nah, 2 hari yang lalu saya memasang iklan di OLX yang selalu saya gunakan melihat Handphone-Handphone Bekas ataupun ketika ingin menjual barang pribadi saya yang tidak kepakai, Â Seperti biasa pada hari itu saya mau jual salah satu Boots saya yang tidak kepakai.Â
Kronologi Kejadian:
Sekitar jam 4 sore kalau tidak salah, Iklan itu saya pasang di OLX.  Malamnya langsung ada yang respon melalui WhatsApp-Profil Picturenya seorang Pria, bertanya bahwa barangnya masih ada ngak? Katanya mau beli buat adiknya. Layaknya seorang pembeli, dia kemudian bertanya harga. Lalu saya menanyakan tinggal dimana? Siapa tahu saya bisa antar, sistem CODan lah seperti biasa, atau langsung ambil saja di tempat saya biar bisa lihat langsung barangnya kan lebih bagus. Si Pembeli ini ngakunya tinggal di Surabaya, saya jawablah: Loh, saya di Makassar Mas. Si Pembeli langsung bilang tidak apa-apa, bisa kirim ngak? Langsung saya Iyakan.. kemudian saya bilang: Saya Cek Ongkir Dulu Ya…
 Si Pembeli: OK Mbak…
Kecurigaan Pertama:
- Tumben ya, ada pembeli yang ngk bertanya secara detail barangnya. Kan biasa tuh, pembeli bertanya sampai ke akar-akarnya. Walaupun akhirnya CLBK (Chat Lama Beli Kagak)
- Semudah itukah dia percaya, apalagi barangnya Di Makassar dan Si Pembeli Di Surabaya? Bukannya Harga Boots di Surabaya lebih Murah dari Di Makassar? Ini juga boots Bekas kok.. masa sampai rela-rela beli dari luar kota? Di Surabaya mah banyak soalnya saya sering Beli Olshop dari sana.. Disitulah kecurigaan saya..
Kemudian, keesokan harinya Si Pembeli WhatsApp lagi, menanyakan bagaimana yang semalam?jadi dijual ngak? Saya jawab, iya jadi mas. Kemudian dia bertanya lagi Jadinya berapa mba? Saya jawab 170.000 itu belum ongkir. Saya kemudian menanyakan Surabaya bagian mana mas. Kan untuk cek ongkir harus tahu dulu kecamatan apa? Kelurahan apa? Kemudian Si Pembeli ini Mengirim nama Lengkap serta Alamat lengkapnya. Saya bilang ongkir Makassar Surabaya 20rb jadi total 190.000. Si Pembeli langsung bertanya Pembayaran Gimana? Saya jawab harus via transfer. Saya kemudian mengirimkan Nomor rekening saya. Kemudian mengatakan bahwa bukti transfernya mohon di kirim di WhatsApp.
        Si Pembeli ini ternyata sudah berlatih agar terlihat tidak mencurikan. Anda tahu? Dimengatakan begini: “Maaf ni sebelumnya bisa minta jaminan nya ngak mba? “.  Betul-betul penipu ya, manis benar kelakuannya.. Tapi saat itu saya bertanya: jaminan apa? Dia bilang Minta KTP saya untuk di Fotokan sebagai jaminan.. Saat ini masih wajar-wajar saja di pikiran saya, tapi Kalau KTP saya ngak berani memberikan kepada siapapun, takut disalahgunakan. Akhirnya saya kasihlah nama-nama Akun Social media saya termasuk Blog saya, biar kalau mau nuntut bahwa saya menipu bisa langsung ke akun media sosial saya… bgitu dipikiran saya, sebagai jaminan. Kalau KTP saya ngak mau.
Selang beberapa menit Si Pembeli Ngirim foto katanya: Ditunggu ya mba, ini mau transfer tapi antrian dulu.. di hati saya tidak ada kecurigaan lagi. Saya cuman bilang nanti di kabari saja. Kemudian Si Pembeli bertanya: Nama Pemilik ATM atas nama Eunike Pakiding ya? Saya bilang Iya… itu pertanyaan yang sempat di ulang berapa kali oleh Si Pembeli/Si Pelaku.
3 Menit kemudian masuklah di WhatsApp saya Bukti transfer. Saya kaget.. Saya melihat kok Foto Bukti Transfernya  Mandiri Ecash? Saya langsung mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, Saya pernah disuruh ke ATM untuk Transaksi Via Mandiri Ecash pembelinya juga dari Iklan di OLX, katanya ke ATM saja dulu mba nanti saya ajar. Saya kan hanya pakai BRI sama BCA jadi kalau Fasilitas Mandiri Ecash saya tidak tahu. Tapi saat itu saya bertanya sama satpam di ATM Mandiri, satpam nya saat itu bilang kalau mba ini mau di Tipu. Saya seolah tertolong dengan tawaran bantuan untuk membimbing saya mencairkan dana pembayaran. Nah sangat perlu anda ketahu, Bagi yang tidak familiar dengan fasilitas e-cash, bimbingan dari Si pelaku terasa sangat membantu. Padahal, Anda sedang digiring untuk mengisi e-cash si pelaku dengan nominal yang tertera pada kode OTP palsu. Kode OTP yang tercantum pada bukti transfer fiktif ini, adalah besaran nilai atau saldo yang dikirimkan oleh Anda ke akun e-cash pelaku. Sesudah mengikuti langkah-langkah dari Pelaku, saldo dari ATM Anda secara otomatis akan berkurang.
Kecurigaan Kedua:
- Bukti Transfer yang Di Kirim adalah Bukti Transfer Mandiri Ecash, dan Saya Trauma mendengar itu. Karena tertipu pakai itu sudah pernah saya alami seperti yang saya ceritakan diatas. Awalnya kan dia ngak bilang mau tranfer pakai mandiri ecash. Kalau dari awal bilang langsung saya END CHAT.
- Bukti Transfer yang di kirim itu Kualitas gambarnya seperti hasil editan, buram, kalau pakai kamera Si Pelaku, pasti kualitas gambarnya sama kek gambar yang waktu ngantri di ATM yang tdi saya ceritakan.
- Nominal Transfer yang ada di Bukti transfer melebihi harga barang+ongkir yang sudah di sepekati. Tumben ya, ada yang mau ngasih uang lebih. Di Bukti Transfer 200.000 sedangkan Harga kesepakatan 190.000.
Karena saya juga masih penasaran ya.. kok bisa-bisanya ya dia berani menipu? Terus Identitas Penerima yang Dia Kirim? Kemarin Lengkap Loh, Nama sampai alamat rumahnya. Saya kemudian membuka instagram mencari nama yang tertera dan ternyata benar ada nama itu.. saya kemudian melihat-lihat Foto di Instagramnya dan betul Foto Profil WhatsApp yang di Pakai Si Pembeli ini ada di Instagram itu. Saya langsung cari caption yang setidaknya ada petunjuk lokasi dimana pemilik akun ini tinggal. Dan betul memang berada di Surabaya.
Apa yang ada di Pikiran saya? saya berpikir mungkin saja nama yang dia kirim juga berasal dari seseorang yang berhasil dia tipu sebelumnya alias penipu ini menggunakan/mengatasnamakan orang lain. Saya yakin sekali karena penipu gak bakal segegabah itu ngirim data asli keluarga dia ke korban. Karena dari aksi yang saya liat yang hampir menipu saya dari cara berbicara dan cara meyakinkannya benar-benar terliat sudah professional. Saya kemudian mengirim pesan kepada pemilik akun instagram itu begini: mas, bisa kirim ulang alamat rumahnya? Saya berpikir kalau dia pelakunya pasti akan langsung dikirim. Tapi kalau bukan pemilik instagram ini pasti bilang ini siapa? (Otak saya betul-betul jalan kali ini. Wkwkwk)
Kecurigaan Ketiga:
- Ini sangat jelas sekali, PROFIL DI INSTAGRAM dimana Si Pembeli Memakai Namanya (Foto-Foto dan Videonya) menunjukkan gaya hidup yang Elegant, Kaya atau sejenisnya. Masak iya? Mau belanja barang bekas? Belum lagi barangnya ada di luar kota?
Nah 100 % Saya Sudah Jadi Korban Penipuan. Saya ladeni-lah Si Pembeli itu bahwa pulang kantor saya akan kirim barangnya setelah cek mutasi. Saya amat geram, ndk nyangka aja.. cara chatnya yang sopan itu ternyata adalah seorang penipu.
Pukul 18:23 dia chat hendak menanyakan apakah saya sudah mengecek transaksi. Saya pura-pura tidak tahu. Saya bilang ke Si Penipu itu bahwa: saya tadi sudah cek tapi saldo belum masuk, saya lihat resinya mandiri ecash, saya ngak bisa kalau mandiri ecash, kenapa ngk transfer biasa saja? Pelaku langsung nyolot katanya: uang saya sudah terpotong loh mba.. gimana ini? Pura-pura kehilangan uang luu… Dasar..
Dia juga lalu menyuruh saya untuk aktivasi kode OTP baru uangnya masuk. Saya bilang: aktivasi gimana? Dia lalu mengirimkan cara aktivasi kode OTPnya. Katanya harus ke ATM Mandiri. Jangan sekali-kali di ikuti sudah saya jelaskan diatas bahwa Anda sedang digiring untuk mengisi e-cash si pelaku dengan nominal yang tertera pada kode OTP palsu. Kode OTP yang tercantum pada bukti transfer fiktif ini, adalah besaran nilai atau saldo yang dikirimkan oleh Anda ke akun e-cash pelaku. Sesudah mengikuti langkah-langkah dari Pelaku, saldo dari ATM Anda secara otomatis akan berkurang.
Saya semakin geram. Saya bilang besok saya ke CS BRI dulu bertanya kok bisa trouble begini habis itu baru ke Bank Mandiri. Si Pelaku kemudian mengulang lagi bahwa Uangnya Sudah kepotong. Terus?
Saya tetap tegas mengatakan bahwa saya tidak bisa jika Mandiri Ecash. Lebih baik Transaksi di Batalkan. Kamu sudah menipu saya.
Sabtu, 20 Mei 2017 dia Video CALL ke WhatsApp saya Pukul 10:01. Saya ngak lihat. Saya buka WhatsApp 11:54 saya chat Si Pelaku: SAYA SUDAH CEK DI BANK MANDIRI, INI PENIPUAN. Dan itu hanya di read oleh Si Pelaku kemudian saya di Blokir. WhatsApp kan kalau di Blokir Foto Profil Pengguna Hilang, kemudian status Onlinenya sudah tidak bisa terbaca. Disinilah benar terbukti Bahwa Dia Seorang Penipu.
Saya adalah Salah satu Manusia yang tidak muda percaya pada orang, saya juga tingkat ketelitianya tinggi, saya menganalisa sesuatu dengan baik. Sampai saat menulis Artikel ini saya bilang: Bisa-bisanya ya saya kena tipu, padahal saya orang yang menganalisa sesuatu sampai ke akar-akarnya. Jadi PELAJARAN BUAT KITA SEMUA. Kejahatan ada dimana-mana, dan bisa terjadi pada siapa pun. Jadi kita sebagai pengguna media, aplikasi, internet dll harus lebih waspada.
Soal Nama Si Pelaku tadi dan Akun Instagram nanti akan saya ceritakan selanjutnya setelah pesan saya di balas, kita akan lihat perkembangannya, siapa tahu nama yang diakui si pelaku adalah korbannya juga. Kan kasihan, jadi nanti itu yang menjadi urusan saya.
Catatan Buat Teman-teman, Jangan sekali-kali memberi FOTO KTP,NPWP,SIM atau data pribadi anda kepada orang yang kejadiannya sama seperti yang saya ceritakan diatas. Nanti di salah gunakan. Kalau dia ngotot ngak percaya. Mending transaksi di batalkan saja, daripada Ketimpa sial 2 kali? Bisa saja FOTO KTP, SIM yang anda kirimkan dijadikan alat tipuan untuk korban selanjutnya.
Nah, Berikut Screenshoot percakapan saya dengan Si Penipu:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H