Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Toraja, Kota Makassar, dan Gelar "Perantaunya"

6 Mei 2017   08:12 Diperbarui: 6 Mei 2017   09:03 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, ketika umur 18 Tahun saya berangkat ke Kalimantan. Saat itu merupakan kali pertama saya mengenal dunia kerja. Ketika hari pertama kerja saya di tanya sama rekan-rekan kerja saya “Mba, asalnya dari mana?” TORAJA mba… mereka secara spontan bilang: Orang Toraja itu ramah-ramah loh. terus hal kedua yang ditegur adalah Pesta adatnya kita. semua ini adalah tanda bahwa Orang Toraja dimana-mana bisa berinteraksi dengan baik. itulah modal utama kita Orang Toraja. Makanya banyak orang sukses toraja kan di rantau orang?

Nah sekarang, Apakah hidup itu hanya seputar profesi saja? Pak Polisi yang tegap berdiri di Traffic Light tiap pagi, mengatur lalu lintas yang lebih beruntung daripada Pak Ogah di pembelokan jalan?

Atau Si Eunike yang harus bekerja dari pukul 08:00-17:00 keluar pagi pulang sore kadang lembur, hidup itu-itu saja ngak pernah kaya dibandingkan dengan Si A mungkin yg bangun jam 10:00 berangkat ke kampus, pulang jam 14:00, masih singgah di warkop sampai jam 18:00 kemudian pulang ke rumah, mandi kemudian berangkat lagi nongkrong lagi di Café sampai jam 22:00 Malam. Hidupnya terlalu nyaman ya…

Jika kita hanya membuang waktu untuk membanding-bandingkan diri kita dengan nasib orang lain, mending pulang kampung saja. Itu solusi yang tepat daripada memelihara karakter seperti itu. Jangan pernah berpikir bahwa kamu satu-satunya orang yang paling tidak beruntung dari semua manusia yang Tuhan ciptakan. Tapi pikirlah bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang paling beruntung dari semua manusia yang Tuhan ciptakan. Soal beban yang harus dipikul itu pergumulan tersendiri tiap-tiap manusia apalagi jika tinggal di kampungnya orang seperti Makassar yang keras belum lagi seperti cerita teman-teman saya di Jakarta, atau bandung, jogja, dan di kota-kota lain. Nang senga’ siamo iya ke torro yo ki’ tondok ta.

Nah, Sekarang lewat Aktivitas-aktivitas yang secara spontan saya lihat sehari-hai bisa jadi patokan untuk diri saya sebagai Wanita bahwa hidup di Kota Orang Lain untuk memposisikan diri, harus butuh mental yang kuat, tahan banting dan tahan terhadap goncangan apapun. Kita kayak terlalu banyak bercerita padahal tadi saya hanya punya waktu 20 Menit menuju Kantor. Dan 20 menit itu ternyata bisa menginspirasi 2-5 pembaca blog saya… nanti kita lanjutkan ceritanya ya… saya kerja dulu… 

Please think about what I just wrote…

Salama’…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun