Pengalaman awalnya juga dibayangi oleh kesuliatan transportasi. Pada tahun 1997, perjalanan dari Palembang ke Tanjung Enim harus dilakukan dengan bus yang tidak nyaman, seringkali membuatnya mabuk perjalanan. Namun, semua tantangan ini tidak mematahkan semangatnya untuk melayani.Â
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Ai Hoa tetap optimis. Dia berharap agar jemaat GSJA Maranatha terus bertumbuh, tidak hanya dalam jumlah, tetapi juga dalam kualitas.Â
"Saya berharap jemaat memiliki karakter seperti Kristus, dengan hati yang berbelas kasih untuk jiwa-jiwa yang hilan" ujar Ai Hoa.Â
Lebih jauh, Ai Hoa ingin agar jemaat menjadi mandiri dan berdaya, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan semangat swadana, swadaya, dan swakarya, ia percaya bahwa gereja dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi komunitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H