Mohon tunggu...
Eunike Lois Stefania
Eunike Lois Stefania Mohon Tunggu... Lainnya - Stefania

love yourself

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tjhin Ai Hoa: Perjalanan Pelayanan dan Harapan untuk Gereja GSJA Tanjung Enim

16 Oktober 2024   23:43 Diperbarui: 17 Oktober 2024   00:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @tjhin.aihoa

Tjhin Ai Hoa

Tjhin AI Hoa, lahir pada 4 Maret 1975 di Sungai Liat, adalah seorang pendeta. Tjhin Ai Hoa telah menjadi sosok penting dalam perkembangan Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Maranatha di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. 

Ia merupakan lulusan D3 dari Sekolah Tinggi Teologia Berea di Salatiga. Ai Hoa merintis gereja ini sebagai Pelayan Injil (PI) pada tahun 1997 dan secara resmi menjadi Pendeta Pembantu (Pdp) pada tanggal 18 Maret 2010, meskipun ia telah menjalankan peran tersebut sejak 2005. Ia kemudian diangkat sebagai Pendeta Muda (Pdm) pada 4 April 2010 dan mencapai status Pendeta Penuh (Pdt) pada 8 Agustus 2011. 

Kini Ai Hoa tinggal bersama suaminya , Efendi Lukman, dan ketiga anak mereka: Stefanus Efendi, Eunike Lois Stefania, dan Daniel. Dalam perjalanan pelayanannya, Ai Hoa terus berusaha membangun jemaat yang kuat dan berdaya. 

Sejak merintis gereja ini pada tahun 1997, perjalanan pelayanannya tidaklah mudah. Pada awalnya, Ai Hoa yang merupakan pendeta yang lebih berfokus pada misi, menghadapi berbagai tantanan dalam mendirikan gereja di daerah tersebut.

Awal Mula Pelayanan 

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tanjung Enim, Ai Hoa bertemu dengan Efendi Lukman, yang kini menjadi suaminya. Efendi dengan tulus meminjamkan gudangnya untuk dijadikan tempat beribadah. 

Dengan keberanian, tekad, dan harapan yang penuh, Ai Hoa menempatkan seorang pendeta lain untuk menggembalakan gereja di Tanjung Enim, sementara dirinya fokus pada misi. 

Namun pada tahun 2005, kondisi memaksa Ai Hoa untuk mengambil alih kepemimpinan gereja setelah pendeta yang ada sebelumnya harus meninggalkan tugas. Awalnya hanya untuk menggantikan sementara, namun karena tidak menemukan yang cocok, ia menjadi pendeta di gereja tersebut hingga saat ini. 

Tantangan yang Dihadapi

Merintis sebuah gereja bukanlah perkara yang mudah. Salah satu tantangan utama yang dihadapi Ai Hoa adalah kurangnya jaringan dan dukungan di wilayah tersebut. 

Masyarakat setempat awalnya meragukan kehadiran Ai Hoa dan tim perintis, menganggap mereka sebagai bagaian dari kegiatan "Kristenisasi". 

Meskipun demikian, Ai Hoa dan timnya memiliki tujuan mulia untuk menjangkau umat Kristen dan memberikan pelayanan bagi mereka yang belum mengenal Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun