Mohon tunggu...
Eunice Mariyani
Eunice Mariyani Mohon Tunggu... Administrasi - Ditebus dan dibayar lunas

Saya sarjana teknik industri, selain bekerja, menulis dan berjualan online. Berusaha meningkat dan menjadi berkat, karena itu terus belajar, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Aku dan Tokopedia, Pengalaman Berjualan Online

7 September 2011   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:10 6728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca dan menulis adalah hobiku, namun ternyata berjualan secara online tidak kalah mengasyikkan. Banyak tantangan dan sesuatu yang bisa dicapai. Ada kepuasan yang bisa didapat, tidak melulu hanya uang. Di samping pekerjaan saya sebagai staf di perusahaan tekstil, saya banyak menekuni dunia tulis-menulis sampai  tahun 2006. Pada tahun 2007, saya mulai berusaha menjual barang-barang kepada teman-teman di sekitar saya. Saya berjualan bubur beras merah, berbagai balsam atau minyak angin, kopi ginseng dan macam-macam lagi.Inilah awal cikal bakal toko saya di Tokopedia. Saya kembali ke dunia tulis-menulis, namun kali ini jualan tetap jalan terus. Setelah berjualan dengan sasaran teman-teman di lingkungan saya, berjualan secara online adalah impian saya, tapi saya tidak bisa membuat website. Saya mencoba menghubungi pembuat website namun karena kesibukan pekerjaan, rencana tidak pernah terrealisasikan. Sampai suatu hari saya membaca tentang sebuah site yang dinahkodai sekawanan anak-anak muda memenangkan suatu penghargaan. Saya senang nama website tersebut: tokopedia.com. Mengingatkan saya kepada Wikipedia. Asal saja jangan ada tokoleaks setelah ini. :) Beberapa hari kemudian, satu hari di bulan Juli tahun 2010, saya mulai mengup-load salah satu barang yang ingin saya jual. Saya melakukan registrasi, mengisi data diri saya yang sebenarnya (karena saya memang telah bertekad untuk berjualan secara tulus) dan mengupload barang yang mau saya jual. Sim-salabim... barang saya langsung terpampang .... gampang banget .... mudah sekali ... wow ... tidak terbayangkan rasa senang saya terhadap tokopedia. Eureka! Sama sekali tidak rumit bagi pengguna komputer awam seperti saya. Barang belum terjual, tapi terpampang di website saja sudah saya syukuri. Rupanya sebelum saya tahu Tokopedia, sudah banyak merchant yang bergabung. Saya tertinggal, mulai dari nol, namun ternyata harapan selalu ada. Saya punya rekan di kantor yang berasal dari kabupaten Wonogiri. Dia berjualan berbagai macam kacang-kacangan, punya berbagai supplier yang memberi dia harga yang murah tapi barangnya bagus-bagus, juga punya adik yang petani (peternak juaga). Dia punya kacang thailand, terlihat cantik sekali, beda dengan kacang thailand yang pernah kulihat di kotaku Solo, kemasan cantik, namun kacangnya kalah cantik dan harganya mahal. Maka teman ini jadi rekan, supplier sekaligus asisten saya yang setia di Tokopedia. Karena Wonogiri terkenal dengan kacang metenya yang enak, saya pun memasang kacang metenya di etalase tokoku. Dimulai dari seseorang di Jakarta yang membeli 2 kg, sampai sekarang kacang mete ini tetap jadi andalan. Cerita bagaimana ada pembeli di tokoku yang relatif baru adalah karena Tokopedia selalu menampilkan profil penjual yang sukses. Salah seorang membagi tip kita harus sering-sering men-"dink-it" barang kita. Inilah fasilitas yang diberikan Tokopedia. Dengan 'dink-it barang kita akan terpampang di halaman depan. Besar kemungkinan akan terlihat oleh calon pembeli. Saya dapat banyak teman lewat Tokopedia. Mereka pembeli, namun perasaan saya tiap pembeli adalah teman-teman saya. Dan saya berusaha untuk tidak mengecewakan teman. Memang ada yang kecewa, namun saya berusaha untuk membuat mereka tidak terlalu menderita (walah :) ) Saya selalu berusaha untuk mengirimkan yang terbaik dan secepat mungkin setelah ada order, namun kadang-kadang maksud hati ingin memeluk gunung, namun apa daya tangan tak sampai. Kadang 'stock' habis, kadang salah satu supplier saya (yang juga tetangga saya, tadinya dia bisa buat kue enak, namun karena harus bantu suami, dia memutuskan tidak lagi membuat kue) dan sebelum saya sempat menghapus, sudah ada order. Subtitusi tidak selalu sebaik yang asli. Kadang teman saya tidak sempat pulang ke Wonogiri untuk dapat barang yang berkualitas. Sebagian yang mengecewakan adalah pelayanan kurir. Namun ini di luar jangkauan saya. Biasanya cepat, 1 hari sampai, tapi tiba-tiba ada yang 1 minggu belum sampai. Wah, ini duka saya selama berjualan di Tokopedia.  Maka dicaci-maki customer plus dapat nilai jelek di Tokopedia adalah sesuatu yang tidak bisa saya elak. Tapi sukanya lebih banyak. Yaitu dapat review bagus dari pembeli yang puas (dan yang baik hati). Merasakan kepuasan mereka bikin saya senang. Plus... tentu saja saya senang karena kocek bertambah. Keunikan Tokopedia adalah Tokopedia bertindak sebagai pihak ketiga di antara penjual dan pembeli. Pembeli membayar lebih dahulu (diterima oleh Tokopedia), namun penjual hanya menerima pembayan setelah barang diterima pembeli. Sebagai pembeli, sama sekali tidak ada keraguan untuk belanja secara online. Selama ini pelayanan yang saya terima dari Tokopedia mengenai pembayaran ... kalau boleh jujur .... servisnya.... luar biasa baik!. Tokopedia juga sangat membantu bila ada pembeli yang lupa mengkonfirmasi penerimaan. Saya punya banyak pengalaman mengenai hal ini. Salah satu pelanggan saya, Evi dari Surabaya, menemukan manisan yang disukainya kembali lewat Tokopedia. Jadi ceritanya begini. Mertua kakak saya membuat manisan asam yang sudah memiliki pelanggan tetap di Solo, Jakarta dan Bali. Evi mempunyai saudara yang rumahnya di depan rumah toko mertua kakak saya. Dia membeli dan menyukai manisan asam tersebut. Tapi sejak tahun 2000, mertua kakak saya pindah rumah. Saat berkunjung ke Solo, Evi tidak bisa menemukan manisan asam yang disukainya kembali. Saat browsing di Tokopedia, dia melihat manisan asam yang saya jual. Dia penasaran apakah ini manisan asam yang selama ini dicarinya. Ternyata benar. Jadi manisan asam mertua kakak saya menemukan kembali penggemarnya. Dan berkat Tokopedia juga, manisan ini tidak hanya ada di  Jawa dan Bali, tapi sudah sampai Aceh, Medan, Palembang, Kalimantan. Wow, thanks Tokopedia! Kota Solo, kota tempat say tinggal  adalah kota yang terkenal dengan toko atau warung makanan yang melegenda. Toko roti Orion yang sudah berdiri sejak zaman Belanda, roti mandarinnya sangat terkenal. Selama ini saya cuma sempat menjual mandarin biasa dan roti semir. Padahal ada roti mandarin yang spesial. Dan roti-roti lain. Mungkin kelak akan tampil di Tokopedia juga. Lalu ada toko kecil Abon Varia yang juga sudah ada sejak tahun 1930-an. Toko ini terkenal dengan srundeng dan abon sapinya. Tokonya kecil namun pembeli antri seperti ular. Saya dengar ada orang Jakarta yang khusus naik pesawat ke Solo, membeli makanan di Abon Varia, lalu sorenya kembali ke Jakarta lagi. Kalau tahu saya jual di Tokopedia, tentunya dia tidak perlu jauh-jauh datang ke Solo dan berdesak-desakan di Abon Varia. Saya juga mau jual lebih banyak lagi makanan dari Abon Varia kelak. Masih ada abon ayam dan kering kentang yang enak. Srundeng  pedas Abon Varia baru tersedia jam 9 pagi, tapi pernah saya datang jam 10.30 sudah habis. [caption id="attachment_129978" align="alignnone" width="300" caption="Srunderng Pedas Abon Varia 250 gram"][/caption] Lalu serabi Notosuman ... belum berani jual saat ini, takut basi kalau dikirim jauh-jauh, mungkin suatu saat kelak. Tetapi onde-onde gandum Notosuman di depannya yang tidak kalah enak bisa kalian dapatkan di Tokopedia. Inilah foto sebagian kecil barang yang sempat aku kirimkan kepada pembeli sebelum Lebaran 2011.  Kacang mete yang saya jual polos, maksudnya tanpa dilapisi tepung atau perasa lain sehingga berat kiriman adalah berat netto 100% kacang mete, tidak bercampur dengan berat tepung. Dan rasa yang bisa dinikmati adalah 100% rasa kacang mete asli, tanpa rekayasa. :) ... Sorry...sorry kok jadi promosi... [caption id="attachment_129953" align="alignnone" width="640" caption="Kacang Mete @ 0,25 kg"][/caption] Tapi mungkin juga kelak saya akan menjual kacang mete dengan beraneka rasa, kalau saya menemukan supplier yang tepat. Di samping berjualan kita bisa membeli barang di Tokopedia. Saya pernah beli CD lama, kalau cari di toko sudah tidak ada, tapi di Tokopedia kita bisa menemukan banyak barang. Kita bisa pilih yang termurah dengan pelayanan yang baik. Sangat banyak pilihan. Sungguh. Sedihnya salah seorang teman kantor saya sering suruh saya cari barang di Tokopedia, barang selalu ada, dia minta saya tanya-tanya tetapi setelah itu berubah pikiran tidak jadi beli. Wah saya jadi tidak enak sama penjualnya. Saya punya visi untuk mengembangkan toko saya di Tokopedia sebagai one stop shopping yang menjual berbagai macam barang termasuk yang 'jualan aneh-aneh' sepeti bawang putih dalam jumlah kecil (1 ons gitu). Mungkin ini bisa membantu mereka yang tinggal di cluster, persediaan bawang hampir habis, namun beberapa hari ke depan masih sibuk tidak sempat ke pasar. Mungkin suatu hari toko saya bisa seperti pasar tradisional. Tidak mudah mewujudkan ini kecuali saya ada di Semarang dan bergabung dengan saudara-saudara saya yang memang punya kios dan berjualan di pasar tradisional. Selalu ada harapan. He..he.. Tag saya di Tokopedia adalah melayani dengan sepenuh hati. Dan janji saya akan selalu belajar untuk melayani lebih baik lagi. Melayani orang lain, membuat orang lain puas adalah tujuan saya di Tokopedia. Tapi tentunya tidak merugikan diriku sendiri. Hari-hari melayani di Tokopedia adalah kenikmatan. Masih banyak kekurangan dalam setahun saya berjualan di Tokopedia, dengan sekitar 135 transaksi plus belasan transaksi lain yang tidak lewat Tokopedia. Tidak buruk, tapi masih jauh dari sukses. Semua ini berkat dari Tuhan dan dukungan teman-teman sekalian. Tidak ada keraguan untuk jual beli di Tokopedia. Bagi yang belum pernah mengenal Tokopedia, tidak perlu ragu untuk bergabung. Solo, 7 September 2011 Mariyani, salah satu dari seller di Tokopedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun