Saya pribadi tidak setuju kalau ada pejabat yang seharusnya menjalankan amanah selama lima tahun, berhenti di tengah jalan lalu mengejar jabatan politik lain. Tetapi pada kasus Jokowi, yang meninggalkan Solo sebelum habis masa jabatannya, pada beberapa komentar di Kompasiana tahun 2012, saya sebagai penduduk Solo, pada saat itu menyatakan rela jika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebab Jakarta adalah ibukota negara Indonesia, kota yang penting bagi Solo juga yang termasuk wilayah Indonesia. Kalau Jakarta terus carut marut dan semrawut penduduk Solo yang juga sebagai bangsa Indonesia juga akan merasa malu.
Pada banyak survei calon presiden Indonesia 2014-2019 yang sudah diadakan sejak tahun 2013, nama Jokowi sering selalu memuncaki survei, padahal belum tentu Jokowi dicalonkan sebagai presiden. Semua tergantung Mega, demikian kerap terdengar sehingga semua menantikan keputusan mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang juga ketua umum PDIP, partai politik yang menaungi Jokowi. Kalau saja Mega memutuskan dia sendiri yang akan maju sebagai calon presiden dari PDIP pasti banyak rakyat akan mencaci maki Mega sebagai orang yang tidak tahu diri dan tidak mendengarkan atau mengindahkan suara rakyat lewat berbagai survei.
Namun kini setelah Megawati menunjuk Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP banyak orang juga tidak setuju.Yang jelas teman-teman kantor saya tidak setuju. Kata mereka biar Jokowi menyelesaikan tugasnya di Jakarta dulu. Lawan-lawan politik bersuara lebih sadis katanya di Jakarta saja masih gagal bagaimana mau maju sebagai calon presiden. Saya sendiri seperti yang saya tulis diatas juga tidak setuju kalau ada pejabat yang begitu saja meninggalkan amanah yang harus diembannya selama lima tahun, tetapi masalahnya saya tidak melihat calon prsiden lain yang lebih baik dari Jokowi. Walau saya tahu dan tidak menutup mata akan kekurangan Jokowi, tetapi tetap menurut saya calon-calon lain tidaklah lebih baik dari Jokowi. Jika saja ada calon lain yang lebih baik dan berpotensi menang, saya kira Jokowi pasti rela tidak maju sebagai calon presiden. Saya juga merasa lega dan akan memilih calon lain yang lebih baik itu.
Buku Jokowi (Bukan) Untuk Presiden, foro dok. Kompasiana
Seorang Jokowi yang pasti memiliki kelemahan tetapi memiliki kelebihan salah satunya adalah semangat mengabdi pada bangsa dan negara (kalau tidak memiliki ini Megawati pasti akan menyingkirkannya) tetaplah patut didukung warga Indonesia yang tidak ingin bangsanya makain terpuruk. (Entah apakah saya akan dihujani komentar pedas karena menulis kalimat ini).
Ada pengamat politik yang mengatakan Jokowi mungkin akan kalah di dapil Jakarta karena dia dinilai mengingkari janji. Juga kemarin ramai diberitakan media massa seorang anak SMP memprotes Jokowi dan memintanya agar tidak "meninggalkan" Jakarta. Putri Anggraeni, siswi SMP Negeri 223 Pasar Rebo, Jakarta Timur, kemarin menghampiri Jokowi yang tengah memantau penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP tersebut.
Putri menyampaikan aspirasinya agarJokowitidak maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun ini. "Pak Jokowi, kalau bisa bapak jangan mencalonkan diri dulu sebagai presiden. Urusan di Jakarta kan masih banyak pak, bapak kan orang yang merakyat, gak banyak pemimpin seperti bapak," ujar siswa SMP kelas 8 tersebut. Menurut Putri, Jokowi merupakan sosok yang sederhana dan bisa terjun ke lapangan untuk melihat masalah-masalah yang ada di Jakarta. Putri berharap Jokowi menyelesaikan tugasnya di Jakarta selama 5 tahun. "Ya kan Jakarta masih banjir Pak, di mana-mana masih banjir. Bapak orang yang merakyat, kan sayang kalau jadi gubernurnya cuma sebentar," kata Putri.
Putri sebagai anak remaja yang polos tentunya tidak salah mengutarakan pendapatnya. Kita pun sebagai orang dewasa juga bisa punya pendapat seperti Putri. Tetapi bagaimana dengan pandangan hidup kita yang mengatakan bahwa kita harus mementingkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan? Jokowi sendiri mengatakan kalau dia mencalonkan diri sebagai kepala daerah lain, mungkin itu berarti dia meninggalkan Jakarta. Tetapi kalau Jokowi menjadi presiden Republik Indonesia, dia tetap akan bisa berbuat sesuatu untuk Jakarta.
Seperti penduduk Solo berkorban untuk penduduk Jakarta, Jakarta seharusnya juga bisa belajar berkorban untuk kepentingan Indonesia. Jadi tidak ada alasan bagi Jakarta untuk bersikap egois dengan hanya memperbolehkan Jokowi mengurus Jakarta bukan mengurus Indonesia.
Tapi Jakarta tidaklah egois. Saya baca tadi pagi 69% penduduk Jakarta rela mendukung Jokowi sebagai presiden RI. Sebagian penduduk Jakarta adalah penduduk yang sudah sadar akan banyak hal, dan tidak mudah dipengaruhi.
Tetapi bagaimanapun Jokowi sebagai calon presiden harus melalui proses demokrasi dulu,a pakah dia memang mampu terpilih sebagai presiden Indonesia. Kandidat-kandidat lain silakan bersaing dengan sehat. Asal jangan ada terlalu banyak fitnah dan pemilu berjalan dengan jujur dan adil. Apalagi yang bisa diharapkan oleh bangsa Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H