Mohon tunggu...
Eulis Arumsari
Eulis Arumsari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Luragung, saya senang mengajar dan berinteraksi dengan siswa siswi dan juga teman sejawat seperguruan. saya senang mengembangkan profesi saya sebagai guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menilik Kembali Model Pembelajaran learning Cycle

10 Desember 2022   05:09 Diperbarui: 10 Desember 2022   05:17 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Sobat Guru, apakah sobat guru mengenal model yang satu ini? Model yang dimana pernah trend pada masanya dan selalu mengalami perkembangan di setiap tahap pembelajarannya. Dari 3E. 5E, hingga 7E. yang model ini disebut sebagai model pembelajaran Learning Cycle. 

  • Model Pembelajaran learning  cycle  merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendekatan teori kontruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan proses belajar mengajar. Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada siswa (student centered) dari pada teacher centerred. Dengan kata lain pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Learning  Cycle  berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator (Trianto, 2007).
  • Dapat di simpulkan bahwa learning cycle atau pembelajaran siklus adalah suatu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center) di mana di dalam suatu proses pembelajaran pendidik mengarahkan peserta didik untuk mampu mengkontruksi sendiri pengetahuannya dengan mengembangkan pengetahuan/kognitif peseta didik melalui interaksi dengan lingkungannya sendiri. Dalam pembelajaran learning cycle pendidik berperan untuk membangun motivasi dan mengembangkan kreatifitas peserta didik. Dengan adanya motivasi dan dorongan terhadap peserta didik maka peserta didik akan merasa percaya diri untuk bisa mengembangkan pengetahuannya sendiri sesuai dengan gaya belajar anak itu sendiri. Sehingga pada pembelaran learning cycle menganggap peserta didik  sebagai  individu yang  memiliki potensi yang dapat dikembangkan namun potensi tersebut harus dikembangkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.
  • Bagaiamana sih langkah pembelajaran model ini. Pada masanya model pembelajaran learning cycle mengalami perkembangan dari 3E, 5E, hingga 7E. Namun yang mudah diterapkan kepada peserta didik dalam proses pembelajarannya yaitu model pembelajaran Learning Cycle 5E. Hal ini lantaran model pembelajaran learning cycle 5E sudah mencakup kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan peserta didik dalam segi pengetahuan, keterampilan, dan afektif. Apa sajakah langkahnya mari kita simak.

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan pendidik dan di lalui peserta didik sebagai berikut :

  • Engage

Pada tahap ini merupakan tugas pendidik untuk membuat suasana pembelajaran penuh dengan motivasi dan dorongan terhadap peserta didik. Karena tahap ini merupakan tahap awal maka pendidik harus mampu membuat pembelajaran awal ini sebagai learning is fun, sehingga untuk proses selanjutnya peserta didik termotivasi dan penuh dengan semangat. Pada tahap ini pula pendidik harus berusaha untuk membangkitkan dan mengembangan minat serta keingintahuan peserta didik terhadap topik/materi pembelajaran yang akan diajarkan. 

Dalam proses pembelajarannya pendidik bisa mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan faktual yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan demikian peserta didik akan terasa terbawa dalam proses pembelajaran dan memberikan suatu jawaban/respon yang sesuai dengan pengelaman peserta didik, jawaban dan respon inilah menjadi patokan awal pendidik untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik. Pendidik pada tahp ini pula harus dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya kesalahan konsep pada siswa dan mengaitkan pengelaman peserta didik terhadap topik pembelajaran.

  • Eksplorasi (menyelidiki )

Pada tahap ini untuk mempermudah proses pembelajaran pendidik membagi kelompok kecil. Pada setiap kelompok kecil pendidik membimbing peserta didik untuk bekerja sama dengan anggota kelompoknya tanpa pembelajaran langsung oleh pendidik. Pendidik mendorong peserta didik mencoba memecahkan permasalahan yang diajukan oleh guru dan memberikan kesempatan untuk mencari informasi untuk menjawab permasalahan yang di ajuakn oleh guru. Pada dasarnya tahap ini merupkan pengujian pengetahuan peserta didik apakah konsep peserta didik benar atau kah salah. Di sini peran guru memonitoring setiap jalannya diskusi.

Pada fase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk bekerja baik secara mandiri maupun secara berkelompok tanpa instruksi atau pengarahan secara langsung dari guru. dalam tahap eksplorasi siswa dapat bekerja memanipulasi suatu obyek, melakukan percobaan (secara ilmiah), melakukan pengamatan, mengumpulkan data, sampai pada membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator membantu siswa agar bekerja pada lingkup permasalahan (hipotesis yang dibuat sebelumnya). Sesuai dengan teori Piaget, pada kegiatan eksplorasi siswa diharapkan mengalami ketidaksetimbangan kognitif (disequilibrium). Siswa diharapkan bertanya kepada dirinya sendiri: "Mengapa demikian" atau "Bagaimana akibatnya bila.." dan seterusnya. Kegiatan eksplorasi memberi kesempatan siswa untuk menguji dugaan dan hipotesis yang telah mereka tetapkan. Mereka dapat mencoba beberapa alternatif pemecahan, mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya, mencatat hasil pengamatan dan mengemukakan ide dan mengambil keputusan memecahkannya. (Lorsbach, 2008)

  • Eksplanation ( penjelasan )

Pada tahap ini pendidik memberi kesempatan dan mendorong peserta didik untuk bisa mengungkapkan suatu konsep dengan kalimat/pemikiranya sendiri. Pada tahap ini juga meminta bukti serta klarifikasi atas penjelasan  antar siswa dan guru. Kemudian pendidik memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas.

  • Elaboration (elaborasi)

Pada tahap ini peserta didik menerapkan konsep serta keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran peserta didik dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya ke dalam situasi yang baru. Pada tahap ini pendidik harus mampu merancang denga baik sehingga motivasi peserta didik dapat meningkat, meningkatnya motivasi belajar peserta didik akan memepengaruhi tingkat hasil belajar siswa, dan akan mempermudah pendidik dalam mengatur proses pembelajaran berikutnya. Kegiatan belajar ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari, membuat hubungan antar konsep dan menerapkannya pada situasi yang baru melalui kegiatan--kegiatan praktikum lanjutan

  • Evaluasi 

Evaluasi harus di lakukan diseluruh pengalaman belajar. Guru harus memperhatikan pengetahuan peserta didik dan keterampilan, penerapa konsep-konsep baru dan perubahan dalam berpikir. Peserta didik harus menilai hasil pembelajaran mereka sendiri. (Lorsbarch,2002).

Evaluate adalah tahapan di mana peserta didik menilai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Aktivitas memungkinkan evaluasi perkembangan peserta didik dan efektivitas pelajaran (Bybee dalam faculty.mwsu.edu). demikian pula menurut Ngalimun evaluate meruapakn evalluasi terhadap tahapan-tahapan sebelumnya, evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pembelajar dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong pembelajar melakukan investigasi lebih lanjut.

Dari uraian di atas dapat disintesa bahwa evaluate merupakan tahap akhir dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman peserta didik setelah pembelajaran melalui sebuah penilaian. Adapun tahap evaluasi dalam pengembangan bahan ajar online yaitu menyajikan soal-soal terkait optika geomteri yang berupa hangnam games dan uji kompetensi. Uji Kompetensi yang disediakan pada bahan ajar online yaitu uji komoetensi pilihan ganda dan essay. Setelah siswa melaksanakan uji kompetensi maka akan tampil hasil perolehan uji kompetensi siswa yang berupa skore pilihan ganda dan essay. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menilai sendiri hasil kemampuan siswa selain itu hasil tersebut terkirim ke akun guru sehinga guru dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam materi optika geometri. 

  • Nah Model pembelajaran ini pernah saya terapkan di pembelajaran IPA sobat guru pada materi Prinsip KerjaAlat Optik di kelas VIII SMPN 1 Luragung. Ternyata cukup menarik dan terlihat perkembangan anak dalam setiap proses pembelajaran lebih aktif, kreative, dan lebih bisa di ajak untuk berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Fauziatul Fajaroh, I. w. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar Learning Cycle. Universitas Negeri Malang, Malang .

Helni Senindra, M. M. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN Prabumulih . Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.

Trianto. (2007). Model--Model Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pusat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun