Duh-duh agak berat nih cerita. Astagfiruloh, ampuni hambaMu ya Alloh. Pada hari senin tanggal 16 Mei 2022 pukul 19.00 malam, saya diantar paksuami ke rumah sakit, ke IGD karena asma saya kambuh. Ketika itu saya di nebu sampai 2 kali. Pilihan dr. ketika itu kalau mau pulang harus paksuami menandatangani penolakan rawat inap atau di rujuk ke rumkit lain, karena penuhnya ruangan inap di rumah sakit itu.
Tandatanganlah paksuami dengan catatan besok harus ke faskes satu untuk dirujuk ke rumah sakit itu lagi.
Pagi harinya saya izin ke kepsek dan wakasek serta ketua LPQ Ustadz Wahyu untuk minta WFH karena mau berobat, dan kebetulan sekarang katanya berlaku WFA Work From Anywhere atau lebih tepatnya kalau saya Work From Hosfital...ngeriiMasya Alloh berjalan lancar
Akhirnya saya dirawatlah dirumkit terdekat dari rumah, ketika itu masuk ruang inap sekitar pukul 20.00 karena antrinya yang berobat di rumkit itu dan rumitnya penempatan ruangan, maklumlah BPJS kelas 2. Sedikit cape juga, tapi paksuami dengan sabar mendampingi, terimakasih sayang
Tiba dirungan inap, saya sekamar dengan pasien penyakit dalam dan ada juga pasien yang penyakit jantung. Perasaan, saya paling menderita karena asma ini. Tapi melihat orang lain banyak yang lebih menderita, ada pasien yang  semua alat bantu kesehatan nempel dibadannya. Bunyi komputer pengukur jantung tak hentinya bunyi, kedua kakinya bengkak, kateter juga terpasang, napasnya tersengal-sengal, tidak bisa berjalan bahkan bergerakpun susah.
Saya hanya bisa mengusap dada. Tak kalah menderita di sebelah satunya lagi ada pasien yang ginjal, keracunan obat, lambung dan stres banyak pikiran kata dr. akar permasalahannya kurang ikhlas, cemasan, segala dipikirkan, ini gimana, itu gimana, percaya ada yang berniat buruk, penyakit kiriman manusialah, suudhon. Duh ngerii
Banyak pelajaran yang bisa saya ambil di rumah sakit ini, selama 3 hari ini. Saya melihat pasien sebelah yang mengalami penurunan kesadaran, dokter dan perawat dengan sigap melakukan pertolongan. Serasa kematian itu sangat dekat. Ngeri lagi, boleh kan?
Akhirnya pasien tersebut dipindah ke ruangan ICU. Sepi...
Bagaimana dengan saya? Saya sangat bersyukur banyak yang sayang sama saya, banyak yang mendoakan dan dukungan atas kesembuhan saya dari keluarga, sahabat, rekan guru, orangtua murid, dan juga murid-murid tercinta saya. Alhamdulillah juga selama di rumkit ini saya bisa menunaikan kewajiban mengajar mengaji dengan support dari orang tua murid. Dengan mengajar mengaji juga sangat membantu saya dalam penyembuhan. Mengaji dekat dengan Alquran, lebih tenang. Alquran adalah obat yang mujarab. MasyaAlloh.
Dengan kebetulan kelas 6 ujian sekolah, jadi anak kelas bawah termasuk anak kelas 4 tidak ke sekolah, jadi pjj. Tugas sudah diberikan pada hari jumat yang lalu, dan saya tinggal mengerjakan soal PAT yang tertunda tinggal 2 mapel dan kisi-kisinya. InsyaAlloh siap pada waktu yang tepat. Saya konsen dulu dengan kesehatan saya. InsyaAlloh sembuh, sehat dan kuat, setelah banyak pelajaran ujian hidup ini.
Jangan mengaku beriman sebelum Alloh uji.
_Allhumma rabban nsi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syfi. L syfiya ill anta syif'an l yughdiru saqaman._
Aamiin Yaa Robbal'aalamiin..
EY, 19052022
Karisma kasomi 205
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H