Asma ini ga tahu datangnnya dari mana, konon katanya berasal dari nenek moyang yang diturunkan. Penyakit kok diturunkan. Saya punya asma ini dari kecil. Teringat suatu malam, saya digendong Bapak, pergi ke rumah Mantri ketika itu, kebetulan masih saudara. Mantri ini orang yang bekerja di rumah sakit, mungkin kalau sekarang namanya perawat. Dari Mantri saya suka diberi obat dua macam. Alhamdulillah suka langsung sembuh.
Asma ini, katanya saya dapat dari nenek, ibu dari mamah dan dari kakek ayah dari Bapak. Wah, berat ya dari sana sini. Hehe
Alhamdulillah, dari ketiga adik saya hanya saya yang punya asma. Pun, kedua anak saya tidak ada yang punya asma.
Asma pemicunya banyak sekali, setiap orang berbeda sesuai dengan imun tubuhnya sendiri dan gaya hidup. Ada yang dari debu, dari makanan, filek sedikit juga jadinya ke asma kambuh. Bahkan asma ini bisa jadi pikiran si penderita itu sendiri.
Penderita asma diusahakan hidupnya harus selalu bahagia, tidak banyak pikiran, bukan berarti tidak punya pikiran lho.
Beberapa tahun belakangan ini asma saya sering kambuh, padahal saya sudah berusaha menghindari pemicunya.Â
Olah raga yang teratur bisa juga mencegah seringnya asma kambuh.Â
Dua tahun  kemarin juga pas dibulan Romadhan, asma saya kambuh lagi, jadi 3 kali berturut-turut. Ya Alloh ampuni hambaMu. Dua tahun kemarin masih ada Bapak, jadi yang mengantar Bapak. Alfatihah untuk Bapak yang selalu siap siaga menjaga saya.
Tahun kemarin, suami yang mengantar dan tahun ini suami mengantar pula, Alhamdulillah, suami saya selalu ada ketika di butuhkan. Saya dan suami bermotor, saya dibonceng suami. Tidak kebetulan waktu itu hujan lumayan deras. Saya dipakaikan jas hujan, dan suami hanya berjaket.
Pelayanan di rumah sakit cukup sigap, saya diperiksa tekanan darah, hasilnya normal juga saturasi normal.
Sekarang saya lebih tenang ketika serangan asma, tidak sepanik 2 tahun yang lalu. Duduk dulu, tenangkan, tarik nafas dalam- dalam walau dengan susah payah dibarengi suara yang berisik, suara yang saya tak sukai. Setelah tenang, memakan obat asma yang selalu ada, lalu pergilah ke rumah sakit. Saya langsung diberi oksigen dan langsung diuap. Alhamdulillah plong.
Saya sebenarnya takut kalau terjadi serangan seperti ini. Susah bernafas, apalagi pada masa pandemik sekarang ada covid 19. Hanya pada Alloh saya meminta pertolongan, semoga di dalam kekuranganku ini ada kekuatan besar dibaliknya. Saya tidak mau meninggalkan kedua anak saya, suami, mamah dan adik-adik serta keponakan saya. Meninggalkan murid-murid sebagai amal jariyah saya. Menjadi guru yang menjadi  impian saya. Semoga saya bisa terus berjuang dalam menghadapi asma ini dengan doa dan ikhtiar saya. Saya masih ingin mengabdi untuk keluarga, masyarakat dan bangsa ini. Berusaha mengubah diri ini menjadi lebih bijaksana sebelum mengubah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H